Senin, 29 Oktober 2012

A Fanfictin - Still Here_Baekyeol/Chanbaek Chapter TWO


Still here


Tittle: Still here
Author: Fie
Genre: Horror(thriller), romance, Shounen-ai (Boys Love), drama
Rated: 15+
Pairing: Baekyeol/Chanbaek
Length: multichapter
Main Cast:
- Byun Baekhyun
- Park Chanyeol
- Cho Jinho (Jino)
- Lee Soonkyu (Sunny)
- Lee Sungmin
- Cho Kyuhyun

Support Cast:
- Kim Jongin (Kai)
- Oh Sehun
- Do Kyungsoo (D.O)
- Kim Joonmyun (Suho)
- Kim Minseok
- Xi Luhan



Summary:

Aku masih di sini dan akan menjadi orang yang bisa kau percaya sampai kapanpun.



DUA



KRING KRING KRING

“Ah, ada telepon!”

Baekhyun langsung berdiri dan berjalan agak cepat menuju telepon, cara jalan Baekhyun benar-benar menggambarkan bahwa namja ini gugup.

“Yeob—“

“Baekhyunnie...Byun Baekhyunnie...”

“Sun-Sunny?”

Chanyeol langsung mendekati Baekhyun saat mendengarnya menyebut nama Sunny.

“Sunny-ah, kau kenapa?” Nada kecemasan tergambar jelas dari suara Baekhyun. Chanyeol menggenggam pundak Baekhyun seperti menenangkan.

“Baekhyunnie...tolong aku...”

“Sunny-ah! Kau dimana?!”

Tut...

Keadaan mendadak hening. Raut wajah Baekhyun berubah menjadi raut ketakutan. Gagang telepon yang ia pegang jatuh bebas karena tangan Baekhyun melemas. Tubuh Baekhyun pasti jatuh jika Chanyeol tidak ada di belakangnya.

“Kau kenapa, Baekhyun?”

“Sun-Sunny...”

“Kenapa? Apa dia benar-benar Sunny?”

“Dia meminta tolong padaku.”

“Mwo?”

Tok tok tok

Kedua namja itu langsung menoleh ke arah pintu. Baekhyun hendak membukanya, tapi Chanyeol menahan Baekhyun.

“Biar aku saja.”

Tok tok tok

Langkah Chanyeol sama sekali tidak terdengar karena namja itu berjalan sangat perlahan, lebih tepatnya seperti mengendap-endap.

Tok tok tok

Chanyeol membuka lubang kecil di pintu itu untuk mengetahui tamunya. Wajah Chanyeol memucat saat melihat seorang gadis berambut agak cokelat berdiri sambil menunduk. Chanyeol memundurkan langkahnya tanpa berbalik hingga tak sadar Baekhyun mengikutinya di belakang.

“Siapa, Channie?”

“Ba-Baekhyun, apa Sunny berambut cokelat?”

“Ne, rambutnya agak cokelat.”

“Ka-kalau begitu...”

Tok tok tok

“Apa dia Sunny?” Baekhyun maju untuk membukakan pintu, tapi Chanyeol menariknya menjauhi pintu. Baekhyun melepaskan tangannya paksa, tapi Chanyeol tetap berusaha menahan Baekhyun.

“Kau kenapa, sih? Sunny ingin bertemu denganku!”

“Jangan, Baekhyun! Kau tidak boleh bertemu dengannya!”

“Kenapa?”

“Aku takut kau pergi juga.”

“Mwo?”

PIP PIP PIP

Suara ponsel Baekhyun membuat Chanyeol sangat kaget, mungkin efek telepon dari Sunny tadi. Baekhyun mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu.

“Oh, jadi kalian yang ada di depan pintu? Kenapa tidak langsung masuk saja, sih? Mwo? Dikunci? Tidak mungkin.”

Baekhyun mengecek pintu itu, sama sekali tidak dikunci.

“Siapa?”

“Kyungsoo bilang kalau pintunya dikunci, makanya mereka mengetuk. Aneh sekali, pintu ini sama sekali tidak dikunci.”

“Jadi mereka yang daritadi mengetuk?”

“Kau lihat apa sih tadi? Mengagetkan saja.”

Baekhyun memutar gagang pintu dan pintu pun terbuka. Kyungsoo dan yang lain langsung berhambur ke dalam.

“Aish! Kenapa tidak cepat-cepat dibukakan? Kami kedinginan!” Omel Kai.

“Kenapa kalian tidak langsung masuk? Pintunya tidak dikunci!” Balas Baekhyun.

“Benarkah? Tadi Kai bilang pintunya dikunci. Kami kira kalian sudah pulang,” jelas Sehun yang sedang membersihkan salju dari jaketnya.

“Kai, kau ini benar-benar pengkhayal ya. Tadi pagi kau bilang tinta foto habis, sekarang pintu terkunci,” ledek Suho.

“Suho-hyung, aku tidak mengkhayal! Ah! Yasudah!”

Kai duduk sambil melipat kedua tangannya dan menggerutu tidak jelas.

“Sudah abaikan saja. Oiya, kami membawakan ramen, ayo kita makan bersama!” Seru Kyungsoo sambil menimang sebuah bungkusan besar yang juga dibawa Suho. Sementara Kyungsoo dan Suho sedang menyiapkan makan malam, Chanyeol masih memikirkan kejadian tadi. Dia benar-benar melihat gadis itu, dia tidak sedang mengkhayal kan?

“Bukan Kai saja yang mengkhayal, Channie juga,” celetuk Baekhyun.

“Ohya? Mengkhayal tentang apa?” Tanya Kai yang mulai senang karena bukan dia saja yang akan menjadi bahan ledekan.

“Dia bilang dia melihat...Sunny.”

Mendengar nama itu keempat namja lain terdiam.

“M-mwo? Benarkah itu, Hyung?”

“Aku juga tidak yakin, Kyungsoo,” jawab Chanyeol dengan raut serius.

“Aku tidak melihatnya karena dihalangi Chanyeol. Tapi sebelumnya...Sunny menghubungiku.”

“Sunny-noona menghubungimu lagi, Hyung? Apa katanya?”

“Dia minta tolong.”

“Hii, seram juga ya. Ada juga orang iseng sampai sebegitunya, sepertinya dia fans beratmu, Hyung.”

“Mungkin, Kai,” ucap Baekhyun sambil tertawa kecil.

Chanyeol merasa ada keanehan di sini. Bukankah tadi Baekhyun ketakutan saat mendapat panggilan itu? Dia juga panik dan ingin segera membukakan pintu saat Chanyeol bilang tamunya kemungkinan Sunny. Tapi kenapa sekarang? Sepertinya Baekhyun sedang menyembunyikan sesuatu.

“Nah, makanannya sudah siap!”

Kyungsoo dan Suho dibantu Baekhyun menata mangkuk itu di meja bundar yang biasa mereka gunakan untuk rapat. Baekhyun duduk di antara Sehun dan Chanyeol, membuatnya agak canggung, pasalnya jika dia melihat Sehun, dia pasti ingat kejadian kemarin malam. Kejadian yang membuatnya sangat bersalah pda Sehun. Kemarin Sehun menyatakan perasaannya pada Baekhyun di tengah-tengah pesta, tapi Baekhyun menolaknya dengan alasan sudah menyukai orang lain. Sebenarnya Sehun sudah tahu, tapi dia ingin membebaskan hatinya dari perasaan itu, dan buktinya sekarang dia lega karena pernyataan itu. Kini giliran Baekhyun yang menyembunyikan rasa bersalahnya pada Sehun

“Ayo kita makan semuanya!” Seru Kai. Semuanyapun mengambil sumpit masing-masing dan langsung melahap mie kental itu.


KRING KRING KRING


“Hari ini banyak sekali telepon, ya,” keluh Kai sambil meletakan sumpitnya.

“Banyak? Aku hanya mendengarnya dua kali, dan semuanya dari...”

“Saat Hyung tertidur banyak sekali telepon. Aku sendiri yang mengangkatnya.”

Kai beranjak dari tempat duduknya dan mengangkat telepon itu.

“Yeoboseo? Ya, di sini That’s news! office, ada yang perlu dibantu? Oh. Baekhyun-hyung, telepon untukmu.”

“Ne.”

Baekhyun mengambil gagang telepon dari Kai dan menempelkannya di telinganya.

“Ne? Ada perlu denganku?”

“Sepertinya itu penggemar Baekhyun-hyung yang daritadi menyamar sebagai Sunny,” ucap Kai asal.

“Halo? Siapa, ya?”

“Baekhyunnie...tolong aku...”

“Sunny?”

Semua terdiam, awalnya mereka memang mengira itu hanya telepon iseng, tapi menyeramkan juga memakai nama orang yang sudah meninggal.

“Ada apa? Kau kenapa?”

“Tolong aku...lelaki itu ingin membunuh...”

“Mwo? Ada apa, Sunny?”

Tut...

Lagi-lagi putus. Baekhyun meletakan gagang telepon itu pada tempatnya dan kembali duduk bersama teman-temannya. Wajah Baekhyun lebih tenang dari yang tadi, tapi Chanyeol tahu Baekhyun hanya pura-pura, terdengar jelas tadi di cemas, kenapa sekarang biasa saja?

“Ada apa, Baekhyun? Sepertinya pembicaraan yang serius.”

“Gadis itu...aku rasa dia benar-benar Sunny.”

“Mwo?”

“Itu tidak mungkin, Hyung, bukankah Sunny-noona—“

“Aku tahu!” Bentakan Baekhyun barusan membuat semua temannya terdiam, karena Baekhyun tidak pernah marah sekalipun hatinya sakit.

“Kita harus pulang sekarang, tenangkan pikiranmu, Baekhyun,” ucap Chanyeol dingin.

“Aku tidak akan pulang, kalian pulang saja duluan.”

“Kau itu kenapa, sih?!” Sekarang giliran Chanyeol yang membentak.

“Aku hanya ingin kepastian dari Sunny! Gadis itu membutuhkan bantuanku!”

“Itu hanya telepon iseng! Kalaupun dia Sunny, kalian sudah berbeda alam! Untuk apa kau mengurusnya!”

“Dia sahabatku! Dia juga orang yang pernah kucintai! Apa salah?”

“Kalau kau mau mencintai, cintailah aku, Baekhyun.”

Semua kaget dengan perkataan Chanyeol. Mereka terdiam, bahkan Kai yang sering meledek terang-terangan keduanya sekarang diam.

“A-aku...aku tidak mencintaimu, Chanyeol.”

“Mwo?”

“Aku hanya mencintai Sunny.”

“Ba-Baekhyun, bukankah...” Chanyeol melirik Sehun seperti meminta penjelasan.

“Kemarin aku memang menolak Sehun dengan alasan kalau aku mencintaimu. Tapi sebenarnya...aku tidak mencintaimu!”

“Jangan bohong, Baekhyun!”

“Aku tidak berbohong! Sekarang kalian semua pulanglah, makan malam ini selesai.”

“Hyung, ayo pulang.”

“Anni, Kyungie. Aku akan di sini malam ini.”

“Tapi...”

“Sudah-sudah, kau harus pulang dan istirahat ya sayang,” ucap Baekhyun.

“Apa karena aku tidak peduli padamu?”

Baekhyun memandang Chanyeol yang mengepalkan tangannya sambil menunduk.

“Apa karena aku terlalu acuh, jadinya kau berhenti mencintaiku saat kau ingat cinta pertamamu?”

“Cha-Chanyeol.”


KRING KRING KRING


Baekhyun memalingkan pandangannya menuju telepon itu. Ia hampir saja melangkah, tapi Chanyeol menahannya.

“Jangan angkat telepon itu, Baekhyun.”

“Kenapa?”

“Karena jika kau mengangkatnya...aku akan kembali menjadi Chanyeol yang tidak peduli padamu.”

“Tolong, Channie, untuk sekali ini saja. Aku ingin menolong Sunny dan setelah itu aku akan mencintaimu seutuhnya.”

Mendengar pernyataan itu, Chanyeol perlahan mengendurkan pegangannya. Baekhyun tersenyum karena lega jika Chanyeol mengerti keadaannya.

“Gomawo.”


KRING KRING KRING


“Sunny-ah?”

“Baekhyun, ini aku, Lee Sungmin.”

“Ah, ternyata kau, Hyung. Ada apa?”

“Apa kau mendapat panggilan dari Sunny?”

“Ne, Hyung.”

“A-apa yang dia katakan?”

“Dia meminta tolong, Hyung.”

“Benarkah?”

“Ne. Tapi kenapa Hyung menelpon ke telepon kantor?”

“Oh, tidak apa-apa. Sudah dulu, ya. Annyeong.”

“Annyeong.”

Baekhyun berbalik dan wajahnya bersemu merah. Dia melirik Chanyeol tapi langsung menunduk karena terlalu senang mengingat kata-kata Chanyeol tadi.

“Cintailah aku.”

Baekhyun ingin sekali berteriak tapi itu tidak mungkin, jadi dia hanya bisa memandangi kakinya yang mungil sambil memikirkan kata-kata Chanyeol. Chanyeol sepertinya menangkap sikap aneh Baekhyun. Dia langsung menyuruh yang lain bersiap pulang, karena malam sudah cukup larut.

“Bodoh,” ucap Chanyeol sambil memukul pelan kepala Baekhyun.

“Mwo?”

“Bersikaplah wajar menanggapi perkataanku tadi.”

“Tidak bisa.”

“He?”

“Karena sekarang Chanyeol memintaku untuk mencintai Chanyeol, aku akan mencintai Chanyeol seutuhnya.”

Chanyeol yang biasanya acuh kini tidak berkutik. Apalagi Kai, Kyungsoo, Suho, dan Sehun sedang menatap mereka jahil.

“Berarti sekarang kalian resmi pacaran dong?” Tanya Kai yang menggeliat di punggung Chanyeol seperti menggoda.

“Yep, sekarang aku sudah tahu siapa kakak iparku.”

“Kami menunggu undangannya saja,” sambung Sehun.

“Hahaha, sebaiknya sekarang kita pulang saja. Baekhyun, kau tidak boleh menolak ajakan ini. Jika Sunny ingin menemuimu, besok dia pasti menghubungimu lagi.”

“Ne, Suho-hyung.”

“Hyung jangan bilang begitu dong! Menyeramkan sekali!”

Semua menertawakan Kyungsoo yang langsung memeluk Baekhyun seperti meminta pertolongan. Kalau dipikir seram juga kalau orang yang sudah meninggal mendatangi kita.

“Malam ini aku mau tidur dengan Hyung!”

“Kalau Sunny mendatangiku bagaimana?”

“Aaa! Menyebalkan!”

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang terus memerhatikan mereka. Mata itu menatap tajam lalu menghilang bagai angin.

***

Chanyeol sengaja mengantar Baekhyun dan Kyungsoo dengan mobilnya. Saat mereka tiba, mereka menangkap seseorang sedang menatap pintu kamar apartemen Baekhyun.

“Hei, siapa di sana?”

Mendengar suara Chanyeol, orang itu langsung melarikan diri. Chanyeol ingin mengejarnya, tapi Baekhyun mencegahnya.

“Sudahlah, paling orang iseng,” ucap Baekhyun.

“Yasudah, kalian masuk sana. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku.”

“Tadi kau takut pada hantu Sunny, bukan? Sok-sokan mau melindungi.”

“Baekhyun, aku hanya refleks...”

“Hahahaha! Kau ketakutan! Channie ketakutan Channie ketakutan!”

“Ish, sudah masuk sana!” Kesal Chanyeol sambil mendorong Baekhyun ke dalam.

“Ayo, Kyungie.”

“Ne, hati-hati, Channie-hyung.”

“Masa’ yang mengucapkan hati-hati hanya Kyungie?”

“Kau ini benar-benar menggelikan Park Chanyeol. Sudah pergi sana.”

“Huft...yasudah, selamat istirahat.”

“Ne, hati-hati.”

“Nah kan, kau bilang hati-hati padaku! Akhirnya kau sadar juga.”

BLAM

Baekhyun yang sedang malas menanggapi Chanyeol langsung menutup pintu agar lelaki itu tidak banyak omong. Tapi diam-diam, dia menyukai prilaku Chanyeol yang seperti ini. Dia terus tersenyum saat membuat susu hangat untuknya dan Kyungsoo. Kyungsoo sebenarnya menyadari keanehan Hyungnya, tapi dia menahan diri untuk menggoda Baekhyun, karena Kyungsoo ingin membiarkan Baekhyun senang dengan dunianya.

Tanpa keduanya sadari, ternyata Chanyeol tidak pergi dari depan kamar mereka. Chanyeol khawatir jika orang yang tadi mengamati kamar Baekhyun datang lagi dan berniat jahat pada Baekhyun dan Kyungsoo. Akhirnya malam itu Chanyeol terus mengawasi kamar Baekhyun.

***

Keesokan harinya, Baekhyun dikejutkan dengan berita di koran lain. Ia merentangkan koran itu seperti memastikan kebenarannya.

“Ada apa, Hyung?”

“Appa dan Eomma masih pergi, kan?”

“Hem. Mereka bilang seminggu lagi baru pulang. Kita bisa bebas menginap di apartemen ini.”

“Aish...siapa yang menyebarkan berita ini?”

“Berita apa?”

“Lihat ini! Masa’ mereka membeberkan kisah sedih Sunny!”

“Mwo?”

Masa lalu Lee Soonkyu yang menyedihkan bermula pada kisah cintanya bersama seorang lelaki yang berbeda dua tahun lebih tua darinya. Lelaki itu memutuskan hubungan mereka pada malam sebelum kecelakaan. Diduga, gadis yang memunyai nama panggilan Sunny ini, mengalami kecelakaan karena malam setelah hubungan mereka berakhir akibat mabuk berat saat mengemudi. Semua itu dituturkan oleh kakak lelaki Sunny yang bernama Lee Sungmin.

“Se-sebenarnya tidak apa-apa sih, tapi...kenapa Sungmin-hyung menceritakan semuanya pada media? Seperti sengaja.”

Kyungsoo hanya menggeleng. Baekhyun meminum kopinya sampai habis dan bergegas berangkat ke kantor That’s news! dan Kyungsoo menyusul dari belakang. Selama perjalanan, Baekhyun tidak berhenti memikirkan keadaan Sunny dan prilaku Sungmin yang agak aneh setelah ia menceritakan kalau roh Sunny menghubunginya.

Baekhyun dan Kyungsoo tiba di kantor That’s news sekitar pukul enam pagi. Sebenarnya mereka tidak bertugas untuk mencari berita pagi ini, tapi kedua namja ini menunggu kedatangan Sunny. Di kantor, Chanyeol sedang melihat-lihat foto Sunny saat kecelakaan kemarin. Anak yang gila misteri ini sepertinya sedang menganalisis foto-foto seperti itu.

“Kau sedang apa?”

“Oh, kapan kalian datang?”

“Baru saja. Kau sudah sarapan?”

“Sudah.”

“Pakai apa?”

“Err, susu dan...aku lupa.”

“Kau bohong, Channie. Aku tahu kau belum sarapan, jadi kubawakan roti dan susu ini untukmu.”

“Woaa, gomawo, Baekhyunnie!”

“Kalian kalau pacaran jangan di sini dong,” ucap Kyungsoo pura-pura marah.

“Siapa lagi yang pacaran,” gumam Baekhyun.

“Jadi ini kau berikan bukan sebagai pemberian pacar?” Tanya Chanyeol pura-pura marah juga.

“Eh, kenapa kau jadi peduli pada gumamanku sih?”

“Karena sekarang kan kau akan mencintaiku seutuhmu.”

“Ish, sudah hentikan, ini menggelikan.”

“Huft...kalau aku acuh salah, perhatian salah.”

“Hahahaha, tidak salah kok. Sehun dan yang lain belum datang?”

“Sudah, mereka langsung ke tempat percetakan untuk memeriksa keadaan koran-koran.”

“Ooh...”


KRING KRING KRING


“Telepon lagi, biar aku yang angkat,” ucap Baekhyun dan memberi isyarat pada Chanyeol untuk tidak mencegahnya.

“That’s news office! Ada yang perlu dibantu?”

“Selamat pagi. Apa ini Byun Baekhyun?”

“Ne, saya sendiri. Ada apa?”

“Ini dari detektif Jino.”

“Ah, ternyata kau! Sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?”

“Hei, cobalah berbicara formal padaku jika kita terlibat dalam sebuah kasus.”

“Nde? Memangnya aku kena kasus apa?”

“Kasus tentang Sunny.”

“E-eh, maksudnya aku ditunjuk sebagai saksi?”

“Bukan, kau calon tersangka.”

“Mwo?!”


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini