Senin, 28 September 2009

Sayap Surga Bagian 3 tamat

Sayap Surga bagian 3
Malamnya, aku menceritakan semua pada ayah,
Ayah memeluk diriku, ia meneteskan airmatanya.. airmata kebahagiaan..
“ ayo berjuang malaikat kecil ayah..” ucap ayah, malaikat kecil memang sebutanku sejak kecil, dan sekarang.. setelah sekian lama.. aku mendengarnya lagi dari ayah,
“ ayah mau melihat sayap Surga itu sekali lagi..” ucap Ayah
“ aku akan memperlihatkannya ayah..” ucap Ami,
Seusai makan malam, ayah memberikanku sebuah gaun..
“ ini Ami.. gaun putih yang cantik milik ibumu.. yang sekarang mungkin akan kau pakai di pensi nanti..” ucap ayah,
Ku pegang sebuah gaun yang lembut..
“ warna apa ayah?” tanyaku
“ putih.. seperti hatimu Ami..” jelas ayah
Aku mencium wangi yang tak pernah kucium, tapi wangi itu membuatku ingin menagis..
“ ayah.. wangi apa ini?” tanyaku
“ ini wangi ibumu Sayang..” jelas ayah
Pantas saja,, wangi ibu ini membuatku sangat merindukan pelukan yang tak pernah kudapat darinya..
Seusai memberiku gaun, ayah membawaku ke kamar, aku tertidur dengan lelap dan bahagia.

Keesokan harinya,
Sesuai janjiku aku menyiapkan semua sendiri, tanpa Ichad,
Walaupun.. aku jatuh lagi, tapi tak ku hiraukan semua itu, yang penting aku ingin menjadi Ami yang mandiri..


3 bulan berlalu..
Tak terasa pensi itu seminggu lagi akan tiba, aku sangat bahagia..
Aku telah mempersiapkan semuanya..
Tapi.. disuatu malam..
“ astagfirullah! Ayah kenapa??!” tanyaku saat mendengar ayah masuk rumah sakit karna kecelakaan.
Aku, Ichad, Dede, dan kak Fani langsung menuju rumah sakit..
Di rumah sakit..
“ ayah – ayah kenapa?!!!!” tanyaku panic
“ ayah gak apa – apa kok nak.. ayah hanya kecelakaan kecil..” ucap ayah, walaupun ayah bilang begitu, tapi aku masih sangat cemas, ayah mengelus kepalaku lembut..
“ sudah.. ayah baik – baik saja, 2 hari lagi, penampilan pensimu bukan?” Tanya Ayah, betapa aneh ayah, ia masih menanyakan pensiku,
“ ayah gak usah Tanya pensi.. sekarang.. ayah harus istirahat..” ucapku
“ ayah sangat ingin melihat sayap itu lagi Sayang..” ucap ayah
“ tapi.. ayah sedang sakit..” ucapku kembali terisak
“ tak apa,, ayah akan berjuang untuk Ami..” ucap ayah
Aku pun menangis di pelukan ayahku.. tersayang..
“ aku gak mau ayah kemana – mana.. ayah.. Ami akan membentangkan sayap Ami.. Ami janji..” ucapku
“ pasti Ami.. ayah yakin, ayah akan melihat sayap itu lagi..” ucap Ayah

2 hari berlalu, hari pensi pun tiba.. dan aku tahu.. keadaan ayah tak begitu baik.. dan aku baru tahu.. ayahku akan di operasi hari itu..
Karna luka yang di deritanya tak kunjung sembuh..
Aku menitipkan pesan untuk ayah lewat perawat di rumah sakit itu,
“ suster.. jika memang ayah saya tidak Bisa pergi kemana – mana, tolong.. jangan sampai ia nekat pergi ke pensi sekolah saya..” ucapku dan pergi menuju sekolah..

Di sekolah..
“ Ami.. kamu siap?” Tanya Obiet
“ tentu,,” ucapku , tapi.. perasaanku tetap tertuju pada ayah..
Aku takut.. ayah tak Bisa melihat sayapku..
Tapi yang paling kutakutkan.. ayahku tak Bisa kembali bersamaku..
Aku terus berdoa, hingga akhirnya tiba giliranku 5 menit lagi,
Ayah menelponku..
“ Ami.. maaf ya.. ayah tak Bisa Datang ke pensimu.. ayah tak Bisa melihat sayapmu.. maafkan ayah Ami..” ucap ayah yang terdengar menangis
“ gak papa ayah.. Ami akan menaruh handphone ini di di dekat Ami.. dan saat ayah di operasi, ayah akan mendengar suara piano yang kumainkan..” ucapku
“ baik.. ayah akan merasakan keindahan sayap itu lewat telinga ayah.. seperti yang biasa kau lakukan..” ucap ayah
“ dan sekarang ayah tahu.. aku selalu melihat sayap Surga di diri ayah.. dan sekarang.. ayah yang akan melihatnya dan merasakannya dariku.. maafkan Ami yah.. Ami selalu egois..” ucapku
“ terimakasih Ami.. doa ayah akan selalu ada di dekatmu..” ucap Ayah.
Hampir airmataku menetes, tapi langsung ku seka, karna namaku dan Obiet telah dipanggil oleh sang MC..
Obiet mendorong kursi rodaku..
Aku dengar satu not seperti biasa, dan mulai memainkan pianonya, tak lupa sebelumnya sudah kunyalakan handphone ku agar aku ayah Bisa mendengar permainan pianoku dan merasakan sayap Surga terbentang dari dalam diriku..
Semua sunyi.. hanya ada suara Obiet yang bernyanyi dengan indahnya..
Dan permainanku selesai..
Suara tepuk tangan menggema, aku dan Obiet kembali ke belakang panggung, dan.. aku.. mencium wangi ibu.. aku merasakan wangi itu dekat denganku.. airmataku kini mengalir deras..
“ ayah.. apa kau masih mendengarku..?” tanyakku
“ iya Ami.. dan ayah sudah Bisa melihat sayap itu.. berkat permainan pianomu.. operasi ayah berhasil.. ayah tak merasakan sakitnya operasi karna dirimu Ami.. Sayang..” ucap ayah,
“ Ami kangen ayah..” ucapku
Sobat.. kali ini.. aku merasa sayapku ini berkembang.. aku merasa.. ibu ada didekatku.. mengelus diriku.. betapa bahagia hidupku..
Aku beristirahat di tempat peristirahatan untuk siswa dan siswi yang sudah tampil,
Oik, Etta, Ichad, dan Dede menyeruak masuk bersama kak Fani.
Mereka mengelu-elukan diriku,
Berbagai kiriman bunga di tujukan padaku..
Dan ada satu kiriman bunga yang wanginya mirip dengan wangi ibuku..
“ bunga ini..” ucapku ragu,,
“ bunga itu kiriman ayah kak..” ucap Ichad,
Aku memeluk bunga itu.. seperti aku memeluk ayah..
Tak berapa lama kemudian..
Aku mencium bau mint ayah.. bau mint ayah sobat! Ayah ada didekatku!!!
“ Ami.. anakku Sayang.. malaikat kecil ayah yang sudah membentangkan sayapnya dengan indah untuk ayah..” ucap sebuah suara yang membuat tangisku meledak, suara ayah..
“ ayah?” Tanya ku ragu,
Tangan ayah kurasakan menyeka airmataku.. lembut..
“ ayah disini Ami.. sudah sembuh.. karna Allah, dan dirimu..” ucap ayah lembut
Aku langsung memeluk ayah.. dan tanpa sadar,,
Tahukah kau sobat! Sayapku membuat tubuhku terangkat dan dapat merasakan kedua kakiku!!! Aku Bisa berdiri!!!
Semua orang terkejut akan kejadian itu..
“ Ayah.. kakiku..??” ucapku penuh tanda Tanya
“ A..A..mi.. ka..ka..mu.. Bisa berdiri ..” ucap ayah gagap,
“ sayapku telah membantuku berdiri ayah!!! Alhamdulilah!!” seruku,
Ayah mendekap tubuhku kencang, hangatnya kasih Sayang ayah membuatku sangat bahagia..
Akhirnya.. satu cacatku telah hilang..
Terimakasih ya Allah.. kuasamu sungguh besar..
Terimakasih ayah,, aku tak Bisa begini tanpa dirimu..
Aku menangis bahagia dipelukan ayahku, Ichad, Dede dan kak Fani ikut memelukku dengan penuh kasih Sayang..
Dan tahukah kau sobat,, rumah sakit yang dari dulu mencarikan mata untukku, akhirnya mendapatkan mata yang cocok untukku..
Dan sobat.. sebentar lagi.. aku akan menjadi anak yang normal..
Tapi sobat.. aku akan tetap memejamkan mataku saat bermain piano.. agar sayapku dapat tetap ada di diriku.. Sayap Surga yang kupersembahkan untuk ayahku tercinta..
Sobat.. terimakasih telah membaca kisahku..

Sayap Surga Bagian 2

Sayap Surga bagian 2
" oh.. mereka Obiet dan kak Kiki, dan yang bermain piano itu adalah Sivia..” jelas Oik
“ yap.. mereka adalah trio music.. trio yang benar – benar menggugah hati.. mereka luar biasa..” jelas Etta
“ kenapa aku tak tahu itu?” tanyaku
“ hehe.. karna mereka memang baru membentuk trio ini.. apa kau tak ingat Obiet?” Tanya Oik
“ Obiet..” ucapku ragu, aku menerawang ke jauh hari.. nama Obiet seperti pernah ada dalam hidupku..
Ya..! aku ingat! Obiet adalah anak yang menghiburku saat aku menangis karna celaan Angel.. ia menghiburku dengan menyanyikan lagu yang membuatku tersentuh dan ceria kembali.. tapi saat aku ingin berterimakasih padanya, ia telah pergi.. dan sekarang, aku ingin mencoba berterimakasih padanya, tapi saat aku ingin membuka pintu, Oik dan Etta mencegahku,
“ kenapa?” Tanya ku
“ mereka sedang latihan untuk pensi.. sepertinya sangat serius..” ucap Oik
“ ok.. aku mengerti..” ucap ku memaklumi,
“ ayo kita kembali kekelas..” ajak Etta
Kami bertiga pun kembali kekelas, sekarang dikelas sudah ramai dengan kericuhan teman – teman,
Di tempat duduk, hatiku berbicara..
Kenapa tak kucoba berduet piano dengan Sivia? Dan aku akan menunjukan sayap Surga ku.. pada semua orang..
“ kamu kenapa mi?” Tanya Etta yang menangkap ku sedang bengong,
“ oh gak papa kok..” ucap ku
Aku pun bertekad untuk mengutarakan niatku pada Sivia, Obiet, dan Kiki besok..

Sepulang sekolah, Ichad dan Dede ke kelasku untuk menjemputku, tapi.. hari ini aku ingin ke danau dekat rumah yang kunamakan bersama Ichad dan Dede sebagai Danau Bintang.. karna menurut cerita Dede dan Ichad, setiap malam,, Danau itu bersinar dengan indahnya karna pantulan sinar bintang, walau aku tak dapat melihat keindahannya.. tapi aku berusaha membayangkannya..
“ kita ke danau bintang yukk..” ajak ku
“ ok.. tapi jangan lama – lama ya..” setuju Ichad
“ kamu gak jadi anter kita beli tiket mi?” Tanya Etta
“ maaf ta..ik.. aku capek banget,, maaf ya..” sesalku
“ iya gak papa kok, kamu mau ikut nonton konser gak?” Tanya Oik
“ aku gak Bisa ik,ta..” ucapku, mungkin ini karna ucapan Angel tadi pagi,
“ ya udah.. kami pergi dulu ya mi..” ucap Oik, dan mereka berdua berlalu..
Hatiku sebenarnya masih sakit.. tapi.. aku ingin mencoba ikhlas..
Allah kenapa dengan diriku??

Aku, Ichad, dan Dede kini sudah berada di danau Bintang,
Aku duduk di rumput bukit yang hangat, ku masukan tanganku ke danau..
“ dingin..” ucapku
“ ya, dingin.. khan udah sore..” ucap Ichad, aku tersenyum
“ kak Ami, kenapa kok tiba – tiba mau ke danau bintang?” Tanya Dede
“ kakak lagi cari sayap kakak yang hilang..” ucap ku yang pasti membuat 2 adik tercintaku bingung
“ hah??!” Tanya Ichad dan Dede bersamaan
“ iya.. sayap Surga.. cerita yang kuno memang..” ucap ku,
“ ceritakan donk kak..” pinta Ichad manja
“ baik.. dulu.. ayah selalu menceritakan tentang sayap Surga yang dimiliki oleh seluruh orang di dunia.. dan baru Bisa ditemukan oleh orang yang berhati mulia.. jadi.. kakak ingin menjadi orang yang berhati mulia..” ucapku
“ kakak sudah berhati mulia, kenapa harus cari di danau ini?” Tanya Ichad
“ karna.. hati kakak kotor lagi..” ucapku agak menahan tangis
“ kenapa Bisa begitu kak?” Tanya Dede yang mulai menggenggam tanganku karna tahu aku sudah kedinginan, Ichad memakaikan jaketnya padaku,
“ kakak udah gak percaya sama sahabat kakak sendiri..” ucapku
“ kak Oik dan kak Etta maksudnya?” Tanya Ichad
“ ya,, kakak egois.. kakak marah pada mereka hanya karna ucapan mereka, yang sebenarnya .. itulah kenyataannya..” ucapku,
“ memang mereka bilang apa kak?” Tanya Dede
“ itu hal yang tak akan kakak bahas.. mmm.. sekarang sudah mulai dingin ya..? yaudah dech.. kita pulang yuk..” ajakku agar kedua anak ini tak terlalu banyak bertanya, aku tak mau mengingat kejadian tadi pagi.
Akhirnya kami bertiga pulang.

Di rumah, kak Fani sudah menunggu kami dengan cemas,
“ masya allah..! kalian darimana aja??” Tanya kak Fani,
Aku mengelus dan menggenggam tangan kak Fani,
“ kita hanya ke danau bintang kak.. maaf ya.. gak bilang – bilang..” ucapku
“ iya udah.. lain kali bilang dulu ya..” ucap kak Fani dan merangkul aku Ichad dan Dede.
Sore itu terasa berat untukku, sudah banyak airmata yang ku keluarkan, aku memutuskan bermain piano,
Ku pencet satu nada.. terdengar seperti do, dan aku mencoba mengingat letak nada yang diberikan tanda oleh ayah, tapi.. aku melepas semua tanda itu, karna aku yakin.. saat aku pentas nanti.. tak ada penanda di piano lain.
Aku hapal dengan cukup cepat, karna kemampuan menhafalku juga lumayan baik, terimakasih Allah..
Mulai ku mainkan sebuah lagu yang ku hapal berjudul semua tentang kita ciptaan peterpan..
Alunan indah sudah kudengar, tapi..
‘ TENGG ‘ ada sebuah nada sumbang, aku mecoba sekali lagi,
Ternyata karna ada yang menyumbat di bagian bawah nada,
Aku lanjutkan lagi permainan pianoku..
Seusai memainkan piano, Ichad dan Dede langsung menghambur memberi pujian untukku..
“ bagus banget kak Ami!!” seru Dede
“ iya kak.. sumpah!!! Aku mau nangis dengar permainan piano kakak!!!!” seru Ichad,
“ terimakasih..” ucapku, begitulah aku.. aku bersama kelebihan juga kekuranganku..


Malamnya..
“ ayah.. ajari aku agar Bisa berduet dengan ayah..” pintaku
Ayah tertegun mendengar permintaanku,
“ baiklah Ami.. setelah makan malam, kita mulai latihannya ya!!” seru ayah terdengar sangat bersemangat, aku tersenyum riang mendengar ayahku yang kembali bersemangat, memang.. akhir – akhir ini aku dan ayah jarang bertemu, karna, ya.. urusan masing – masing..
Akhirnya seusai makan malam, aku dan ayah duduk didepan piano,
“ dengarlah dan rasakanlah alunan piano ini Ami..” ucap ayah dan memulai permainannya.. permainan yang sangat kurindukan.. alunan indah kurasakan di telingaku.. aku menangis.. aku sedih.. kenapa aku melupakan ayah,!! Ingin ku teriakkan rasa ini, tapi akhirnya ku peluk ayahku..
“ ayah.. Ami kangen ayah..” ucapku terisak
Ayah mengelus kerudungku yang tipis, penuh kasih Sayang
“ ayah juga kangen Ami.. tenang ami.. ayah tak akan meninggalkanmu.. ayo kita belajar lagi..” ucap ayah dengan penuh keyakinan,
Aku melepas pelukannku, aku coba menekan sebuah not, yang berarti re.. lalu ku mundurkan tanganku.. ku coba merasakan suara – suara nada di piano tersebut, coba kupadukan.. dan terdengarlah sebuah nada baru yang indah..
Ayahku terkejut, ia langsung menghentikan tanganku,
“ kau belajar dimana Ami??” Tanya ayah heran
“ aku baru menemukan nada ini tadi..” jawabku
“ kamu memang terlahir untuk menggantikan ibumu ami..” ucap ayah
“ ibu?” tanyaku
“ ibumu adalah seorang pianis yang dapat menciptakan nada indah tanpa sadar Sayang..” jelas ayah, aku mengangguk dan melanjutkan permainanku, kuulang nada yang baru kubuat, terdengar lebih indah.. aku mendengar ayah sedikit terisak, tapi tak kuhentikan permainan pianoku, karna kuyakin.. airmata itu.. adalah airmata bahagia..
“ dulu.. ayah melihat sayap yang berkembang dari punggung ibumu Ami.. tapi.. aneh.. hanya Ayah yang dapat melihat sayap itu..” cerita ayah
“ sayap Surga yah?” tanyaku memastikan
“ ya.. sayap Surga..” jawab ayah
“ aku ingin mengembangkan sayapku ayah..” ucapku
“ kamu pasti Bisa Sayang..” ucap ayah seraya mengelusku,
Malam itu.. aku dapat merasakan bahwa ibuku berada di antara diriku dan ayah..
Seusai latihan, aku pun menuju kamarku.. aku melewati kamar Ichad dan Dede, aku dekatkan telingaku, sunyi.. mereka sudah tidur..
Aku paling membenci kesunyian.. karna kesunyian membuatku merasa sendiri.. dan terkadang aku berfikir.. aku memang sendirian.. gelap yang kurasakan sejak kecil, sudah biasa kurasakan.. tapi.. kesunyian.. aku tak mau merasakan kesunyian..
Tapi tak mungkin aku membangunkan orang – orang rumah untuk menemaniku, aku tersenyum dan kembali ke kamarku,, tertidur dengan tenang.. dan menyambut hari esok, dan aku akan mengutarakan niatku untuk ikut kedalam group Sivia, Obiet, dan Kiki..

Keesokan paginya, Ichad tak seperti biasanya..
Ia tak membantuku menaiki kursi roda, aku sangat senang tapi kesusahan.. aku mencoba menaiki kursi roda, tapi.. itu sulit.. aku terjatuh.. Ichad memegangku untuk menolong, aku menolak..
“ biarkan aku sendiri Ichad..” ucapku
“ tapi kak..” ucap Ichad ragu, aku hanya tersenyum dan melepas pegangan Ichad, dan mencoba lagi, memang susah.. sangat susah.. aku terus mencoba, entah berapa kali aku jatuh, dan berapa waktu yang kuhabiskan.. dan aku sudah tak tahu bagaimana ekspresi Ichad yang panic, dan aku yakin.. di kamar bukan ada Ichad saja, tapi ada kak Fani, ayah, dan Dede..
“ udah mi.. sini Ichad bantu..” ucap Ichad dan nada bicara Ichad yang seperti menahan tangis membuatku yakin kepanikan Ichad sudah memuncak, mungkin memar di kakiku sudah banyak.. tapi aku akan berusaha.. untuk hari ini dan seterusnya..
“ aku tak ingin menjadi seorang yang cacat.. aku ingin menjadi anak normal.. tanpa bantuan siapapun.. aku ingin Bisa melakukan hal kecil sendirian.. dan aku yakin.. kalian pasti mengerti..” ucapku, Ichad melepas pegangannya lagi,
“ berusahalah Ami..” ucap kak Fani
“ ayo Sayang.. berjuang..” ucap ayah
Aku terus mencoba.. dan akhirnya.. kursi roda tua itu dapat kukendalikan, tak bergoyang jika ku pegang, aku sudah memastikan tak ada yang memegang kursi rodaku dan membantuku, ku taiki kursi roda tuaku.. dan alhamdulilah.. berhasil..!!
Semua yang ada dikamar senang bukan main, Ichad langsung memelukku, ayahku merangkul diriku, sobat.. inilah yang aku nantikan.. berusaha mandiri walau itu sulit..
Setelah menaiki kursi roda sendiri, esok aku akan menyiapkan semua peralatan sekolahku sendiri, tanpa bantuan Ichad,
Sarapan pun berlangsung lebih berat, karna rasa lelahku yang tak terkira.. ayahku bilang, kakiku memar dan lecet, tapi aku tak dapat merasakan itu semua.. karna aku lumpuh.. hehe..
Sobat, aku lupa.. menceritakan bagaimana aku mengenali seseorang yang aku sayangi selain dari suaranya.. yaitu baunya..
Ayahku selalu berbau parfum mint yang ia pakai.. setiap aku memeluk ayahku, aku selalu mencium aroma segar mint dari ayah.. jadi.. jika sehari saja aku tak mencium aroma mint dari ayahku di rumah.. rasanya aku ingin menangis, walau aku tak sendirian..
Dan kak Fani.. parfum jeruk yang ia pakai selalu kurindukan, dan kebetulan buah kesukaanku adalah jeruk hehe..
mmm.. bau Dede dan Ichad seperti biasa.. seperti anak – anak lainnya.. sesuai jaman.. hehe.
Hari ini tak ada sup kastanye, karna kak Fani sedang membuat resep sarapan baru.. bubur ayam..
Mmm rasanya sangat nikmat, tapi sup kastanye buatannya tak ada yang mengalahkan.. aku santap bubur itu, hingga aku tambah 2 kali.. hehe..
Sobat.. kak Fani adalah juru masak favoriteku.. karna.. aku suka semua masakannya, tak ada satu makanan pun yang tak enak jika ia yang memasak.. tapi Dede punya satu makanan yang ia tak suka dari kak Fani.. yaitu paprika goring, aku bingung kenapa Dede tak menyukai paprika goring.. ia pernah bilang, bentuknya aneh.. jadi dia tak suka, tapi aku tak peduli dengan bentuk, jika rasanya enak.. aku suka.. hehe..
Tapi ada juga satu masakan yang tak suka, tapi bukan buatan kak Fani.. tapi buatan Dede dan Ichad! Saat ultahku yang ke10, mereka membuatkanku sebuah kue rasa pandan.. dan aku paling tak suka dengan bau pandan!! Tapi kucoba memakannya untuk menghargai kedua adikku yang saat itu baru untukku.. dan aku bilang pada mereka setelah seminggu kemudian, aku tak suka pandan.. tapi kue buatan mereka enak juga.. hehehe..
Sobat, sebenarnya hidupku ini sudah sangat menyenangkan, tapi ada satu yang kurang.. yaitu.. ibu.. aku ingin punya ibu.. tapi aku tahu juga.. ayah tak mungkin mencari pengganti ibu,, jadi aku bersabar saja.. hehe
Seusai sarapan, aku bersama Ichad dan Dede berangkat seperti biasa dengan ayahku,
Tapi.. saat tiba di sekolah, terasa suasana yang berbeda di gerbang sekolah,
“ Ichad, Dede.. ada apa sich di gerbang?” tanyaku
“ itu.. ehmmm.. inalilahiwainalilahirojiun.. ayah kak Riko meninggal kak, jadi.. anak – anak kelas 9-B melayat semua.. “ ucap Ichad
“ semuanya menangis kak..” lanjut Dede
Dadaku sesak, ayah? Ayah kak Riko? Ayah yang sangat baik..
Sobat, tahukah kau kenapa aku bilang ayah kak Riko baik? Karna.. aku tahu.. Kak Riko dan keluarganya mempunyai sebuah toko obat, dan aku bersama ayahku pernah mendatangi toko obat mereka,
Di toko obat itu, terdengar sebuah suara yang sangat ramah, dan ku baru tahu suara bapak yang ramah itu adalah suara ayah kak Riko, karna saat ayahku dan ayah kak Riko sedang mengobrol, kak Riko menyapaku dan dari situlah aku tahu.. ayah kak Riko adalah orang yang baik, karna tahukah kau kawan.. suara seseorang dapat mewakili sifatnya.. aku belajar itu dari kak Fani, karna kak Fani mengambil jurusan psikologi dan kedokteran, wow.. hebat bukan? 2 jurusan di 2 universitas berbeda.. mungkin hanya ini yang dilakukan kak Fani untuk mengisi masa lajangnya,
Aku, Ichad dan Dede akhinya berpisah, setelah Dede dan Ichad mengantarkanku ke kelas,
Kelas masih terasa sepi. Hanya ada beberapa anak, mereka semua menyapaku, maka dari itu aku tahu ada sekitar 10 orang yang ada di kelas yang berjumlah 30 anak ini.. aku belum menemukan suara Oik dan Etta yang centil, dan juga suara Angel yang selalu mencercaku..
Beberapa saat kemudian, terdengar suara centil kedua sahabatku..
Mereka berdua langsung menyeruak masuk, dan bercerita tentang pembelian tiket konser kemarin, aku menunjukan ekspresi geli terhadap kelakuan mereka, akhirnya.. aku dan kedua sahabatku kembali bercanda, telah lupa dengan kejadian bodoh yang kemarin terjadi,,
Ketika kami sedang asik bercanda, aku mulai mengutarakan niatku bergabung dengan group music Obiet..
“ aku ingin gabung ma mereka, dan aku akan berduet piano dengan Sivia..” ucapku,
“ ok banget mi!! aku setuju!!” seru Etta
“ yap!! Nanti pulang sekolah, kami akan mengantarmu ke ruang biasa mereka latihan!!” seru Oik
“ terimakasih..” ucapku dan tersenyum lebar,
Beberapa saat kemudian, bel pun berbunyi.. dan pelajaran dimulai, tapi pikiranku terus tertuju pada group music itu..

Sepulang sekolah,
Seperti biasa, Dede dan Ichad sudah menungguku di depan kelas,
“ Ichad, Dede.. aku mau ada urusan sebentar.. kalian tunggu di gerbang aja..” ucapku
“ gak ah, kami mau ikut kak Ami..” ucap Ichad,
“ ya udah dech.. ayo..” ucapku akhirnya, aku bersama 2 sahabatku dan 2 adikku menuju ruang kesenian..
Setibanya di ruang kesenian,
“ good luck ya sai..” ucap Oik lembut
“ ok.. doakan ya..” ucapku
Aku pun masuk.. dengan rasa yang sangat berdebar – debar,, aku menyapa ketiga anak luar biasa ini..
“ se..se..selamat siang..” ucapku gugup
“ siang.. kamu Ami khan? Masih inget Obiet gak?” Tanya Obiet ramah
“ masih kok.. makasih ya untuk lagunya..” ucapku
“ iya sama – sama mi.. oh iya, kamu mau ngapain?” Tanya Obiet
“ aku.. aku.. aku mau gabung sama group kalian.. dan aku ingin berduet piano dengan Sivia.. boleh gak?” tanyaku
Mereka bertiga terdiam, dan akhirnya..
“ coba kau tunjukan kemampuanmu Ami..” ucap sebuah suara gadis yang sangat lembut, dan aku yakin dialah Sivia.
“ baik!” ucapku pasti
Kursi rodaku di dorong, hingga aku sudah berada di depan piano.
Ku lemaskan jari – jariku, dan mulai ku pencet satu nada, dan aku langsung tahu dimana letak nada yang harus kumainkan..
Aku mulai memainkan piano dengan syahdu, semua tenang.. dan suara yang dikeluarkan piano itu sangat jernih..
Selesai permainan, aku yakin.. mereka akan merekrutku sebagai bagian dari mereka..
“ maafkan kami Ami.. tapi.. permainanmu.. terlalu bagus untuk kami.. aku yakin.. kamu Bisa menampilkan permainan pianomu.. solo..” ucap Obiet
“ ya.. Ami.. aku tak Bisa mengimbangi permainan piano mu yang indah.. mm.. sekarang.. kuserahkan Obiet untuk menjadi pengiring lagumu.. Obiet, kamu mau khan berlatih dengan Ami?” Tanya Sivia
“ iya biet, suaramu pasti akan lebih indah jika diiringi oleh alunan luar biasa dari Ami..” saran kak Kiki
“ mm.. lalu bagaimana dengan kalian?” Tanya Obiet
“ kami berdua Bisa tampil kok, permainan sebagus Ami sangat Sayang jika ditolak.. tapi.. kami benar – benar tak sanggup menerimamu Ami..” ucap Sivia
“ ok, kalian berdua harus Bisa berjuang tanpaku ya? Dan Ami.. sekarang kita akan berjuang untuk penampilan kita di pensi..” ucap Obiet
“ terimakasih..” ucapku lembut, aku tak menyangka Bisa berduet dengan orang yang telah menghiburku dengan suaranya yang sangat lembut.. hatiku senang bukan main, Obiet mengantarku hingga keluar, Oik, Etta, Ichad dan Dede langsung memberikan selamat yang meriah untukku,
“ Obiet, kamu harus jagain kakakku tercinta ini ya!” seru Dede,
“ hehe.. iya iya..” ucap Obiet,
Aku sangat bahagia di saat – saat seperti ini.. Allah.. terimakasih..
Kami ber6 pun pulang dengan riang..
Di saat aku harus berpisah dengan sahabat baruku,,
“ Ami, kita mulai latihan ya.. besok aku akan selalu jemput kamu ke kelas, dan kita akan berlatih di rumahmu.. kamu punya piano bukan?” Tanya Obiet
“ iya.. sipplah biet..” ucapku, dan Obiet pergi meninggalkan kami bertiga

Sayap Surga Bagian 1

Sayap Surga bagian 1
Ku bangun dari tidurku yang lelap, seperti biasa, tak ada yang dapat kulihat, hanya kegelapan yang ada dihadapanku, aku berusaha mencari kursi rodaku, aku raba, dan berhasil, kursi roda yang tak kutahu bentuknya, tapi dapat kubayangkan pengorbanan kursi roda itu yang telah mengangkatku selama 12 tahun.. aku tak pernah mau dibelikan kursi roda baru, karna aku sangat menyayangi kursi roda ini.. walau kursi roda ini sudah mulai sulit digunakan, tapi aku harus tetap berusaha menunjukan bahawa kursi roda ini adalah kursi roda terbagus daripada kursi roda lain,
Pernah terjadi.. saat di jalan.. kursi roda ini tak dapat dikendalikan, karna remnya sudah rusak, akhirnya aku harus dirawat di rumah sakit selama 2 bulan, walau begitu aku bersikeras agar kursi roda ini tak diganti..
Aku dapat merasakan jika kursi rodaku diganti atau tidak, karna aku memberi tanda pada Kursi rodaku.. sebuah benjolan yang sebenarnya sudah terbentuk karna terlalu tua kursi roda ini.. hihihi.. lucu juga ya, aku bisa jatuh cinta pada kursi rodaku sendiri..
Aku menaiki kursi roda itu perlahan tapi pasti, terdengar suara Ichad yang ingin membantuku, adik lelakiku yang satu ini adalah adikku yang paling memperhatikan diriku, ia tak pernah membiarkanku sendirian, dan kesusahan, sudah 3 tahun aku bersamanya, dan aku makin kenal dengan kepribadian anak ini.. aku dapat merasakan ketulusan hatinya, pernahku pegang dadanya, detak jantung Ichad begitu bersemangat, aku dapat merasakan energy tersendiri jika berada di dekatnya,
“ kak Ami.. gak boleh sendirian gitu.. sini Ichad bantu..” ucap Ichad ramah
“ gak ah chad.. aku mau berusaha sendiri..” ucapku
“ gak boleh! Ichad Sayang kak Ami.. dan Ichad gak mau kalau gak bantu kak Ami..!” bentak Ichad lembut, aku hanya tersenyum dan membayangkan ekspresi marah dari adikku ini..
“ ya udah.. tapi sekali ini aja ya chad..” pintaku, aku tak mendengar suara Ichad lagi, aku mulai ketakutan, apakah aku sendirian di kamar ini.. baru ku sadari.. jika tak ada Ichad disampingku,, aku merasa sangat kesepian..
“ Ichad? Kamu masih disini khan?” Tanya ku mulai panic, sepertinya Ichad menertawakan kepanikanku.. tapi biarlah..
“ ya kak.. Ichad masih disini.. ayo kak.. coba sendiri..” ucap Ichad seraya menuntunku sedikit dengan tangannya, aku menggenggam tangannya erat, dan mulai menaiki kursi rodaku dengan susah payah, tapi akhirnya berhasil..!
“ kak Ami Bisa!!!” seru Ichad
“ iya.. tapi tetap aja, khan kamu tadi gandeng aku..” ledekku,
“ hehehe.. besok, aku tetap akan membantu kakak..” ucap Ichad
“ iya Ichad.. oh iya, Dede, ayah dan kak Fani kemana?” tanyaku
“ ooo.. mereka lagi siapin makanan.. kakak mandi ja dulu, Ichad mau siapin baju buat kakak..” ucap Ichad
“ iya udah, kakak ke kamar mandi dulu ya..” ucapku dan mulai mendorong kusirodaku hati – hati, aku sudah hafal letak rumah ini, jadi lumayan mudah menjelajahi rumah kecil ini tanpa bantuan Ichad, Dede, Ayah, ataupun kak Fani,, aku mendorong kursi rodaku yang susah berjalan ini dengan hati – hati, hingga kutiba di depan kamar mandi, aku merasakan gagang pintu yang mulai berkarat, aku memang tak Bisa melihat, tapi aku dapat membayangkan betapa jelek jika benda berkarat, hihihi.. lucu juga ya, padahal aku tak BIsa membedakan yang mana jelek, dan yang mana bagus..
Aku masuk ke kamar mandi yang didalamnya diberi aromateraphy yang biasa digunakan selama 2 tahun terakhir ini, bau lavender ku cium ketika ku masuki kamar mandi,
Di kala mandi, Ichad menyelipkan baju seragamku dari lubang khusus untuk baju, kadang aku merasa.. Ichad terlalu meperlakukanku sebagai gadis cacat yang tak berdaya.. tapi tak apa.. jika itu membuatnya senang,
Ichad dan Dede bersekolah juga di SMPku.. SMP BINTANG.. mereka menduduki kelas 1 SMP..
Seusai mandi, aku tahu letak dimana Ichad selalu menungguku mandi, dan aku tahu kegiatan Ichad saat sedang menungguku, yaitu melukis.. aku sangat ingin melihat lukisannya, saking inginnya, aku sering meminta Ichad menceritakan dengan detail tentang gambarnya, dan aku lumayan Bisa membayangkan gambar Ichad yang pasti indah..
“ maaf ya chad agak lama,” ucapku seraya menggandeng tangannya
“ gak papa kok kak, ya udah kita ke ruang makan yuk..” ucap Ichad seraya mendorong kursi rodaku, aku tahu Ichad lelah mendorong kursi roda ini.. tapi.. maaf Ichad.. aku tak Bisa mengganti kursi roda ini, ya.. BIsa dibilang aku ini egois.. tapi begitulah keinginanku.. hihihi..
Ku cium wangi sup kastanye buatan kak Fani yang menjadi santapan pagiku bersama Dede,Ichad, dan ayah.. dan setiap mulai tercium bau sup kastanye, aku tahu.. sekarang aku sudah berada didepan meja makan, Ichad merapikan serbet untukku, dan duduk tepat disampingku..
“ met pagi kak Ami.. Ichad..” sapa suara anak lelaki yang sangat periang, Dede. Adikku yang satu lagi..
“ pagi..” balasku
“ kak Ami, ini makanlah..” ucap Dede yang telah menyiapkan semangkuk sup kastanye untukku,
“ ayah dan kak Fani mana?” tanyaku
“ mereka lagi siap – siap kak..” jawab Dede
“ aku mau tunggu mereka, baru kita makan..” ucapku seperti biasa, karna aku ingin makan bersama keluargaku ini yang kucintai..
“ ok.. Ichad mau buat susu dulu dech buat kakak..” ucap Ichad, aku hanya mengangguk, susu buatan Ichad sangat lezat, entah ia belajar darimana.. haha.. mungkin memang sudah bakat, aku mendengar Dede mulai bersenandung dengan lagu kesukaannya “ ku tak Bisa “ karangan band SLANK, sebenarnya aku kurang suka mendengar lagu – lagu SLANK, tapi jika Dede yang bernyanyi, aku langsung menyukainya, selain lagu SLANK, Dede juga suka menyanyikan lagu band Seventeen.. band yang sedang digandrungi anak – anak gadis, karna ketampanan vokalisnya, aku jadi penasaran seberapa tampan vokalis Seventeen.. apalagi, pensi tahun ini yang akan diadakan 3 bulan dari sekarang, SMP BINTANG mengundang Seventeen, aku tahu, ke2 sahabatku, Etta dan Oik sedang mempersiapkan semua dari sekarang.. hihihi.. kadang ku tertawa mendengar mereka bercerita tentang Seventeen dengan sangat semangat,, sangat lebay..
Tak berapa lama kemudian, aku mendengar langkah kaki hak tinggi milik kak Fani, dan hak sepatu milik ayah..
“ met pagi ayah.. kak Fani..” salamku
“ met pagi Ami Sayang..” ucap kak Fani ramah
“ met pagi Sayang..” ucap ayah seraya mengecup keningku
Pembicaraan pagi yang seperti biasa terjadi pun kini sedang berlangsung, seperti menanyakan tidurku yang nyenyak.. kegiatan sekolah, hingga candaan renyah dari ayah yang sangat ku hafal.. walau candaan itu sudah sering, tapi aku tetap menikmatinya.. dan selalu tertawa.. aku tak ingin kehilangan momen ini.. aku tak pernah mau melepaskan kebersamaan ini.. beruntungnya aku, karna semua anggota keluargaku selalu menyempatkan diri untuk makan bersama dirumah, kecuali makan siang, karna di SMP Bintang, seluruh siswa/I pulang jam 3 sore, dan terkadang, kita sekeluarga pergi makan diluar.. dan restoran yang setiap keluar ku dan keluargaku datangi bernama bebek fresto.. kami sudah langganan kesana setiap weekend, disana ada Pak Oni kocak yang selalu melayani kami, ia selalu memanggilku Putri Ami, hihihi.. nada bicara pak Oni sangat lucu saat memanggilku Putri Ami,
O iya.. lupa kuceritakan, dirumah ini.. juga ada piano yang selalu dimainkan oleh ayah, dan aku selalu ada disampingnya.. begitu indah kudengar jentikan jemari ayah memainkannya, kadang ku minta ajari memainkan piano, dan aku mulai lincah memainkannya, tapi akhir – akhir ini aku jarang melatih jemariku memainkan piano itu, karna tugas sekolah ku yang menumpuk, tapi masih sering kudengar alunan piano dari ayahku tercinta, yang selalu memainkan piano itu dengan sangat indah..
Ayah juga pernah cerita, ia sering berduet dengan ibuku.. kadang aku mencoba mengimbangi permainan ayah yang luar biasa agar aku Bisa seperti ibuku, tapi susah.. tapi aku akan tetap mencoba, dan belajar lagi di Liburan semester ini..
Seusai sarapan, aku, Ichad, dan Dede berangkat diantar ayah dengan mobil antic milik ayah, sedangkan kak Fani mengendarai motor hadiah dari kakek 10 tahun silam,
Begitu banyak sejarah yang diceritakan oleh ayah tentang mobil yang suaranya tak keruan ini, mobil tua yang sudah berumur 35 tahun ini adalah mobil kebanggaan ayah, karna ayah membelinya dengan uangnya sendiri yang ayah kumpulkan selama 3 tahun semasa ayah kuliah, hanya karna, ayah ingin menunjukan jerih payahnya pada ibu, dan saat dilamar, ibu sampai menangis, karna ibu tahu betul pengorbanan ayah untuk membeli mobil itu,
Aku menaiki mobil dibantu Dede dan Ichad, Dede dan Ichad mengapitku, dan posisiku seperti biasa, di tengah – tengah mereka,
Ketika mobil melaju, suaranya sangat berisik, dan pernah ibu Nuri, tetanggaku melempar ayah dengan air karna mobilnya yang berisik, tapi ayah masih bercanda walau tahu bu Nuri marah besar, hihihi..
Di dalam mobil, biasanya aku, Dede, dan Ichad bercanda tentang pak Urey yang menjadi guru tergalak di SMP Bintang, Ichad selalu memperagakan marahnya pak Urey, dan Dede selalu memperagakan gaya melas murid yang kena marah pak Urey, walau pak Urey galak, aku yakin.. ia adalah guru yang paling baik, dan paling akrab dengan semua murid SMP Bintang,
Terkadang Ichad dan Dede menceritakan pemandangan di luar mobil, agar aku Bisa merasakan juga keindahan alam yang di buat oleh Allah SWT,

Setelah perjalanan yang kira – kira 30 menit, kami bertiga tiba juga di gerbang nan megah dan didepannya tertulis SMP BINTANG seperti yang diceritakan Ichad dan Dede.
“ nach.. sekolah yang bener ya anak – anak “ ucap ayah dan mengecup kening kami bertiga, kecupan yang hangat dan tak akan kulupakan sepanjang perjalananku di sekolah hari ini.. itulah hal yang membuatku terdorong agar terus menuntut ilmu..
“ ayah juga.. kerja yang bener ya.. hehe..” candaku, ayah terdengar tertawa renyah, dan mengiyakan ucapanku, kudengar suara mobil antic itu mulai menghilang dari hadapanku.
Ichad mendorong kursi rodaku, dan Dede membawakan tas Ichad seperti biasa..
“ Ami.. Ichad.. Dede!!!” panggil suara gadis yang sudah kukenal 2 tahun terakhir ini, Oik.. sahabatku yang sangat merdu dan halus suaranya ini memanggilku dan kedua adikku,
“ hai Oik..” sapaku
“ hai juga Ami.. hai Ichad,Dede..” sapa Oik ramah,
“ hai kak Oik..” ucap Ichad
“ hai kak Oik.. kak Etta mana?” tanya Dede
“ adeuh.. ngapain Tanya Etta nich..” ledek Oik
“ jah.. khan biasanya kak Oik ma kak Etta, jadi kalau sendirian jadi gak asik…” sanggah Dede
“ Etta udah duluan, khan dia piket hari ini,,” jelas Oik masih dengan nada meledek Dede, aku hanya tertawa mendengar percakapan yang asik ini,
“ ya udah, aku titip kak Ami ya kak..” ucap Ichad seraya menyerahkan kendali kursi rodaku kepada Oik,
“ yoy.. jagain kak Ami ya kak!” seru Dede
“ okok.. aku juga jaga Etta buat Dede tersayang hihihi..” ledek Oik menutup percakapan dan mendorong kursiku dengan kencang karna Oik langsung lari takut Dede marah padanya, desiran angin kurasakan.. begitu sejuk, alhamdullilah.. aku masih Bisa merasakan ini semua..
Setelah sampai di lorong menuju kelas 8-E kelasku, Oik, dan Etta, Oik mulai menstabilkan nafasnya yang terengal,
“ lagian kamu ik.. ngapain lari??” tanyaku
“ abis, aku takut di jambak rambutnya sama Dede..” ucap Oik seraya tertawa
“ hahaha.. dasar kamu ik..” ucap ku dan ikut tertawa,
Tapi.. tawa itu terhenti ketika terdengar sebuah suara yang membuat hatiku berbunga,
“ pagi Oik.. pagi Ami..” ucap suara itu, dan pemilik suara itu adalah Emil, siswa 8-A yang menjadi sahabatku saat masih kelas 7.. dan.. aku sadar.. aku suka Emil.. hehe..
“ met pagi.. ehem – ehem..” ucap Oik dan mulai berdehem, karna Oik mengetahui perasaanku pada Emil yang baik dan sangat perhatian padaku sejak pertama kenal..
“ met pagi Emil..” ucapku dengan santai,
“ Oik, kamu kok ehem – ehem gitu? Sakit tenggorokan ya?” Tanya Emil
“ gak kok.. hehe.. mau ngobrol ma Ami?” tawar Oik, aku menyenggol Oik, Oik membalasnya,
“ mmm.. kapan – kapan aja kali ya.. aku lagi ada urusan ma anak OSIS..” ucap Emil, ya.. Emil adalah ketua OSIS SMP Bintang, aku sangat kagum dengan tanggung jawabnya.. dan itulah salah satu dari 3 alasan aku menyukainya hingga kini, walau aku tak Bisa melihat wajahnya..
“ ya uda, dadagh..” ucapku,
“ dadagh Ami, Oik..” ucap Emil dan pergi meninggalkan kami berdua,
“ ih.. Oik,, Emil udah pergi belum?” Tanyaku
“ udah kok..” jawab Oik
“ kamu apaan sich tadi?” tanyaku malu
“ hehe.. udahlah.. kamu senang khan mi kalau harus ngobrol ma Emil??” Tanya Oik menggoda, aku rasa.. sekarang pipiku memerah.. hihihi..
Aku dan Oik melanjutkan perjalanan menuju kelas 8-E,
Setibanya di kelas, Oik menuntunku ke tempat dudukku yang tepat disampingnya, Etta langsung menyapa kami berdua
“ hoi hoi Oik,Ami..” sapa Etta ramah dan lucu seperti biasa,
“ hoi hoi juga Etta,” balasku dan Oik bersamaan, salam yang menjadi tradisi untukku, Etta, dan Oik
Akhirnya pembicaraan yang asik pun mengiringi keadaan kami yang menunggu bel masuk,
“ mi, nanti pulang sekolah, kita mau beli tiket nonton Seventeen.. kamu mau ikut gak?” Tanya Oik
“ mmm.. gimana ya,, ajak Ichad dan Dede ya?” Tanya ku
“ boleh – boleh.. hehehe.. cie Etta..” ledek Oik
“ hah? Kok aku? Apa hubungannya ma aku?” Tanya Etta,
“ ehem.. ehem..” ledek Oik
“ ih Oik.. aneh..” ucap Etta, aku hanya tertawa membayangkan wajah Etta yang panic, kadang aku membayangkan sebuah wajah panic, ku umpamakan bagai badut.. haha.. bodohnya aku.. aku khan gak pernah lihat badut,, tapi jangan salah, aku sering lihat badut di mimpiku.. aku paling suka saat aku bermimpi.. karna.. jika bermimpi,, aku Bisa melihat hal yang indah.. dan aku pernah melihat wajah ayahku yang tampan lewat mimpi.. dari mimpi aku mengenal orang – orang yang ingin ku kenal, walau mungkin itu tak nyata..
‘ KRINGGGG ‘ suara bel akhirnya berkumandang membubarkan anak – anak yang sedang bercanda, dan harus kembali ke seriusnya pelajaran..

Aku mendengarkan suara yang familiar di telingaku,, suara seorang guru lelaki yang sangat kukagumi.. pak Dave..
Lelaki yang mengajar pelajaran biologi itu selalu menyelakan beberapa lirik lagu dan candaan saat mengajar kami.. aku dapat merasakan kebahagiaan dalam pelajaran ini.. mungkin agak sedikit lebay, tapi ya begitulah..
“ ya, kita cukupkan pelajaran pagi ini.. dan Peer hal.57..” ucap pak Dave dan keluar,
Semua anak mulai ricuh, kurasakan suara teman – teman yang sedang bercanda, dan aku menangkap sebuah perkataan yang membuatku sakit hati..
“ heh! Ami! Kamu masih kuat di sekolah normal ini?” Tanya sebuah suara yang kukenal pemiliknya adalah Angel, anak penuh talenta, tapi sombong.. ia selalu meremehkan kecacatanku..
“ kamu kok ngomong gitu sich ngel!!!” bentak Oik dan terdengar suara jatuh seseorang yang ku yakin, Etta sudah mendorong Angel seperti biasa ia lakukan saat membelaku,
“ emang gitu khan? Lagian buat apa sich sekolah ini nampung cewek cacat kayak kamu??!” Tanya Angel lagi, biasanya.. Angel mengejekku bersama temannya Shilla, tapi hari ini Shilla tak masuk karna sakit.
“ kamu juga! Cacat otak!” cerca Etta
Aku menggapai kedua tangan yang selalu ku gandeng, tangan etta dan Oik, ku rasakan keringat mengalir di telapak tangan keduanya,
Aku tarik keduanya menjauh..
“ Ami, kamu diem aja..” ucap Oik lembut
“ iya.. biar kita yang beresin Angel..” ucap Etta juga
Akhirnya mereka melepaskan peganganku dan cekcok lagi dengan Angel,
Aku tak Bisa diam saja..
Ayo Ami.. teriak..! keluarkan keberanianmu..
“ BERHENTIIII !!!!” teriakku, dan aku yakin sekarang semua orang memperhatikanku, semua terdiam, begitupun Etta, Oik, dan Angel
“ kalian kenapa selalu begini?? Angel.. aku.. aku emang cacat.. tapi.. aku akan buktikan bahwa aku tidak payah dan cacat seperti yang kau ucapkan..” ucapku,
“ ah, percuma!!!” bentak Angel, membuatku tertegun
“ dasar cewek buta! Kamu gak tahu khan?! Gimana kelakuan Oik dan Etta dibelakangmu?? Mereka juga menjelekkanmu! Mereka bilang,! Mereka itu cape’ ngurusin anak cacat kayak kamu!!!” bentak Angel.
Aku terdiam.. tak kusangka.. Angel akan berbicara seperti itu tentang Oik dan Etta, airmataku hangat mengalir.. aku tutup mukaku yang pasti konyol karna menangis,
“ Ami.. jangan percaya sama Angell.. kita khan bersahabat..” ucap Oik seraya mengelusku, aku hanya terdiam tak mau berbicara pada siapapun, aku langsung menghindar dari kerumunan, kuraba pintu keluar.. dan keluar dari ruangan yang membuatku depresi..
Aku meraba tembok menuju tempat biasa aku mengadu pada mu ya Allah.. mushola..

Tiba di mushola, aku mengambil air wudhu, dan sholat duha,
Selesai itu, aku berdoa, aku menangis..
“ allah.. aku percaya dengan kuasamu.. aku yakin.. Etta dan Oik adalah sahabatku,, Allah.. Ami mohon.. berikan kepercayaan untukku agar aku tidak suuzon pada 2 sahabatku yang terbaik.. Allah.. berikan aku kekuatan agar aku BIsa membuktikan pada semua orang.. bahwa aku adalah seorang yang dapat membentangkan sayap Surga mu..” doaku, ku dengar suara langkah yang ku hapal, langkah kaki Oik dan Etta.
“ maafin kami Ami.. kami gak bermaksud bilang seperti itu.. kami janji, kami gak akan mengecewakan kamu.. kami Sayang Ami..” ucap Oik
“ iya Ami.. kami sangat Sayang kamu.. waktu itu, kami memang kesal padamu, karna kami tak Bisa menonton konser itu karna kami harus mengantarmu terapi.. perasaan bodoh itu tak akan kami ulangi lagi, kami janji..” ucap Etta yang kurasa ia sedang menangis, aku terdiam.. ternyata perkataan Angel benar, tapi.. tak Apa.. sekarang.. sahabatku kembali..
“ aku gak apa – apa kok.. makasih ya kalian udah mau jadi sahabatku..” ucapku seraya merangkul Oik dan Etta

Kami bertiga kembali ke kelas, di kelas terasa sunyi..
“ lho? Kok sepi sich?” Tanya ku
“ iya, khan lagi pada ke kantin..” ucap Oik
“ kamu laper gak mi?” Tanya Etta
Aku menggeleng, karna nafsu makanku sudah hilang akibat kejadian tadi..
“ tapi kamu haruus makan mi..” ucap Oik
“ aku gak papa kok ik.. aku khan kuat..” ucapku menghibur Oik yang suaranya masih terisak,
“ kamu masih marah sama kita ya mi?” Tanya Etta
“ gak kok.. aku bener – bener gak laper aja,,” ucapku meyakinkan,
Entah kenapa, Aku memutuskan untuk berkeliling sekolah,, diantar Oik dan Etta,
Aku mendengar dengan jelas sebuah suara yang lembut dari ruang music.. aku meminta Oik agar diantar ke ruang music,
Akhirnya Oik mendorong kursirodaku menuju ruang music, dengan diikuti Etta tentunya..
Aku mendekatkan telingaku ke pintu untuk menguping,
“ ada.. cerita,, tentang anak manusia.. saat kita bersama..” senandung suara indah itu.. suara 2 anak lelaki.. dan, sangat lembut, dan penuh penghayatan.. dan alunan piano yang sangat indah mengiringi suara merdu mereka,
“ indahnya suara mereka.. lagu yang serupa.. dengan lagu yang di mainkan oleh ayahku jika sedang bermain piano.. alunan piano yang sangat indah..” ucapku kagum,
“ oh,, mereka ….

Sayap surga Prolog

Kembangkanlah sayapmu malaikat kecil ayah..
Ayah ingin melihatnya untuk kedua kalinya..
Hai.. namaku Rahmi Amalia.. tapi.. panggil aku Ami,,
Aku adalah anak tunggal di keluargaku..
Aku adalah anak yang ceria, bersemangat dan sabar..
Tapi ada 2 kekurangan dalam hidupku..
Tuna netra.. dan lumpuh.. itulah 2 kekurangan yang kumiliki..
Sejak kecil, aku tak pernah melihat indahnya dunia, ibuku telah tiada, dan aku hanya tinggal dengan ayah dan tanteku yang masih lajang, kak Fani, aku memanggilnya kakak sesuai permintaannya..
Tapi dibalik itu semua, aku bahagia.. karna aku mempunyai orang – orang yang sangat berarti dalam hidupku.. ayah.. kakak.. o iya!, aku juga tinggal dengan 2 sahabatku yang sangat menyayangiku.. dan sekarang mereka adalah adik asuhku.., Dede, dan Ichad.. mereka berdua memiliki umur lebih muda 1 tahun dariku, aku bertemu dengan mereka di sebuah panti asuhan yang sedang ku kunjungi liburan 3 tahun lalu..
Mereka berdua menyapaku dengan ramah ketika ku tiba di panti, mereka berdua langsung mengajakku bermain, aku mendengar suara mereka yang ramah dan bersahabat denganku, aku langsung meminta ayahku untuk mengadopsi mereka berdua untuk dijadikan adik angkatku,, mereka berdua langsung setuju mendengar keputusan itu, dan merekalah adik angkatku yang selalu menemaniku.. mereka juga sekaligus sahabat terbaikku..
Sekarang aku menduduki kelas 2 SMP di sebuah salah satu SMP favorite di Jakarta, jarang – jarang bukan seorang yang cacat seperti aku bisa bersekolah di SMP favorite di Jakrata? Ini akibat kerja kerasku mendengarkan kaset – kaset ilmu pengetahuan, walau aku tak dapat melihat .. aku bisa mendengar dan merasakan ilmu itu dengan baik.
Begitu besar kuasa Allah, walau ia menciptakan aku tak bisa melihat, dan juga tak dapat berjalan, tapi aku diberi kemampuan mendengar yang sangat tajam, hatiku sangat peka, tapi aku mencoba tak pernah sedih, jikala temanku di sekolah mencelaku cacat.. tak apa.. karna itulah kenyataan.. kenyataan yang tak akan dapat di ubah.. aku tetap akan tersenyum walau apapun yang terjadi, aku ingin membentangkan sayap surgaku untuk ayahku tercinta..

Jumat, 18 September 2009

Puisi Mimpi terakhir

Lirik Puisi yang sufi persembahkan untuk cerita 3
Judul : Mimpi Terakhir
By “ Sufi Pertiwi “

Sebuah kenangan terindah..
Yang tak akan terlupakan..
Sepanjang masa hidupku..
Kenangan terindah..
Bersamamu.. yang paling ku sayangi..

Mimpi terakhir ini..
Telah terwujud..
Ungkapan hati telah kupersembahkan..
Untuk orang – orang yang kusayangi..
Itulah mimpi terakhir dalam hidupku..

Allah telah berikan ini..
Takdir yang tak bisa kulawan..
Semoga ini adalah yang terbaik untukku..

Terimakasih Allah..
Engkau telah memberikan mereka..
Untukku..
Untuk mimpi terakhirku..

Terimakasih..
Gapailah mimpimu..
Karna.. mungkin..
Mimpi itu adalah mimpi..
Terakhirmu..

Kumpulan cerita menggapai mimpi dan persahabatan ( Mimpi terakhir )

Cerita 3
Mimpi terakhir
( cat pengarang : dianjurkan mendengar lagu maria carey “Hero” saat membaca surat terakhir Ami.. dan boleh juga saat membaca cerita ini, terutama di saat – saat terakhir cerita.. terimakasih.. selamat membaca ^_^
“ maaf jika agak ngawur ^_^” )
Walaupun hidup ini hanya khayalan.. tapi.. aku mau mimpi ini menjadi nyata di dunia khayalan ini.. Allah.. berikan aku kekuatan untuk mewujudkan mimpi ini.. walau ini mimpi terakhirku..
Musim dingin 12 September 1998
Hujan mengguyur kota Yunisha di bagian bumi Barat Indonesia.
Seorang anak lelaki mengayuh sepedanya membawa kotak berisi surat yang harus ia antarkan untuk sang penerima surat.
Dengan jas hujan berwarna biru laut dan sepatu boots kuning, anak itu mengayuh sepeda dengan riang, walaupun dinginnya air hujan sudah merasuk hingga tulang rawannya, tapi anak itu tetap tersenyum mengantar surat – surat yang dibawanya,, ia sembunnyikan kotak surat itu di perutnya, hingga perutnya gendut seperti badut.
Setelah lama mengayuh, anak lelaki itu tiba di sebuah rumah besar yang bercat hijau muda, sudah sering anak itu mengantarkan surat ke rumah hijau muda tersebut, tapi tak pernah bosan anak itu mengantarkan surat ke rumah hijau muda itu, karna.. ia dapat melihat seorang gadis yang selalu ia anggap sebagai kakaknya.. walau mereka tak pernah mengobrol atau bertatap muka, tapi anak lelaki itu selalu melihat gadis yang ia anggap kakak nya di teras lantai dua depan kamar gadis itu.
“ assalamualikum.. post post..” ucap anak lelaki itu seraya memencet bel.
“ waalaikumsalam.. eh.. Dede.. terimakasih ya atas suratnya,” ucap seorang ibu yang amat ramah pada Dede
“ sama – sama tante..” ucap Dede dengan manis
“ ayo masuk dulu de.. minum coklat panas dulu.. masih hujan deras nich..” ajak ibu itu
“ gak ngerepotin tan?” Tanya Dede
“ gak kok, ayo masuk..” ajak ibu itu lalu merangkul Dede dengan kasih sayang, Dede pun masuk ,
Dede lampirkan sepatu boots dan jas hujannya di rak dekat pintu,
“ duduk dulu ya de..” ucap ibu itu
“ terimakasih tante..” ucap Dede dan duduk di kursi empuk dalam ruang tamu yang suasananya hangat, karna dipasang penghangat ruangan.
Dede melihat sekeliling, luasnya rumah itu, begitu pikir Dede
Ia memandang sebuah foto yang berisi keluarga besar keluarga ini,
“ Ada nenek, kakek, tante ramah, om ramah, dan.. gadis itu..” ucap Dede
Dede memandang lekat - lekat gadis dalam foto itu,
“ kok kayak sedih ya..” gumam Dede
Tak berapa lama..
“ Dede.. ini minum dulu..” ucap ibu yang dijuluki tante Ramah oleh Dede membawa 3 cangkir coklat panas,
“ 3 tante? Dede gak bisa minum 2 cangkir.. hehehe” ucap Dede pe-de
“ hehe.. siapa bilang ini buat kamu de.. ini buat anak tante yang sedang sakit, “ ucap tante dan menuntun seorang gadis yang sangat pucat.
“ nach.. ini anak tante De.. umurnya hanya beda 1 tahun sama kamu.. namanya Ami..” ucap tante ramah
“ Debo.. atau panggil aja aku Dede..” perkenal Dede seraya menjabat tangan Ami, “ dinginnya..” gumam Dede
Ami tersenyum pada Dede, begitu pula Dede,
“ enak banget tan coklatnya.. sering – sering ja kayak gini.. hehe..” ucap Dede
“ haha.. boleh – boleh, kamu boleh kok de, sering main kesini, Ami gak ada temen, paling temennya hanya Ichad.. keponakannya.. tapi Ichad pun kesini hanya setiap weekend..” jelas tante ramah
“ boleh tan, setiap hari? Aku sich seneng kalau bisa temenin Putri semanis Ami.. hehe” puji Dede
“ boleh donk setiap hari, tapi kerjaan kamu?” Tanya Tante
“ kerjaanku hanya 3 bulan kok tan, dan sekarang udah 3 bulan.. jadi.. ya udah selesai..” jelas Dede
“ kerja kok Cuma 3 bulan?” Tanya tante
“ iya tan.. soalnya aku gak boleh kerja jadi tukang post lagi ma kakek dan nenek..” jelas Dede
“ oo.. ya udah, kamu boleh main kesini temenin Ami setiap jam 2 hingga 5 sore ya.. khan Ami juga ada homeschooling..” jelas tante
“ siap tante! Lagian liburan musim dingin juga masih panjang!” seru Dede
“ kenapa aku harus ditemenin sich bund?” Tanya Ami
“ lho? Gak papa khan mi?” Tanya tante
“ aku.. khan udah ada Ichad..” ucap Ami
“ tapi khan Ichad hanya weekend kesini.. kamu harus bersosialisasi sama orang lain juga..” ucap Tante
Ami terdiam dan tak menghiraukan kata – kata bundanya lalu kembali ke kamar,
“ Ami benci Dede ya tan?” Tanya Dede
“ gak kok de.. dia hanya kaget dapat teman baru.. Dede.. tante mohon.. ajak Ami main ya? Tolong berikan kebahagiaan di hidupnya.. walaupun hanya sedikit..” pinta tante ramah
“ lho? Itu khan tugas Dede tan! Membuat orang disekitar Dede senang! Hehe.. pasti akan Dede bikin Ami ketawa..!” semangat Dede
“ terimakasih Dede..” ucap Tante,
“ waduh! Udah jam 6! Aku harus pulang tante!” seru Dede
“ ya udah.. hati – hati ya.” Ucap tante
“ aku titip salam buat Ami ya tan.. asallamualaikum..” pamit Dede
“ waalaikumsalam..” ucap tante ramah seraya tersenyum.
Dede pun kembali mengayuh sepedanya ke rumah tercintanya..

Di rumah Dede..
“ asalamualaikum.. nek kek.. Dede pulang..” ucap Dede
“ waalaikumsalam, Dede, ayo kamu istirahat sana..” perintah nenek
“ iya nek..” ucap Dede dan masuk ke kamarnya yang sempit
Ia rentangkan tubuhnya di kasurnya yang keras, tapi hangat
“ alhamdullilah.. di hari terakhir pekerjaanku sebagai tukang pos, aku dapet kegiatan lain.. asik..” ucap Debo, dan tertidur lelap.

Di rumah Ami..
“ Ami.. kamu udah tidur?” Tanya tante di balik pintu kamar Ami
Tapi Ami tak menjawab.. tante hanya menghela nafas dan meninggalkan kamar Ami.
“ Allah.. kenapa aku berbeda..? aku tak mau lagi homeschooling.. aku.. aku ingin melihat dunia luar.. itulah mimpiku.. dan bernyanyi riang bersama indahnya mentari yang kau ciptakan” ucap Ami seraya menangis,
‘ tes..tes..’ suara air menetes, oh.. bukan! Bukan air..! tapi.. darah yang keluar dari hidung Ami.. Ami dengan santai melap darah yang terus keluar dari hidungnya dan merapatkan selimutnya, lalu.. tertidur..


Keesokan harinya..
Dede mengambil jemurannya dan memerasnya lagi,
“ adoooh.. aku lupa gak angkat jemuran.. harus di jemur lagi dech..” keluh Dede, seorang anak kecil melempar bola merah jambunya dan jatuh ke ember berisi jemuran milik Dede, hingga kini jemuran Dede kotor semua.
“ Lutfia!!!!!” teriak Dede
“ ma..ma..maaf kak Dede.. Lutfia gak sengaja..” ucap anak kecil berponi bernama Lutfia,
“ huh..! yaudah dech.. jauh – jauh sana!” seru Dede
“ kakak marah ya?” Tanya Lutfia
“ gak kok fia.. ya udah.. kamu jangan gangguin kakak lagi ya..” ucap Dede lembut, Lutfia pun mengambil bolanya dan pergi
Setelah Lutfia pergi,
“ tumben gak marah banget..” ucap sebuah suara gadis yang jahil
“ hah? Via.. turun kamu..” ucap Dede
“ hehe..” ucap Via dan turun dari atap rumah Dede,
“ hap!” seru Via
“ udah dech.. jangan gangguin aku..” ucap Dede
“ ye,, sapa juga yang mau gangguin kamu.. aku khan Cuma mau bilang, kayaknya kamu seneng banget hari ini?” Tanya Via
“ iya donk.. nanti siang khan aku mau jadi temen mainnya Ami..” ucap Dede
“ Ami? Gadis yang kamu anggap kakakmu?” Tanya Via
“ yoi!” jawab Via
“ kok bisa ?” Tanya Via heran
“ bisa donk.. Dede..” ucap Dede
“ haha.. cerita – cerita ya!” seru Via,
“ ok Via cantik..!” seru Dede
“ jih..! gak usah puji – puji aku dech! Aku khan emang cantik..!” seru Via
“ wuekkk” canda Dede.



Sesuai janji Dede, pas jam 2 siang, ia datang ke rumah Ami,
“ assalamualaikum..” salam Dede
Pintu pun dibuka oleh tante ramah
“ waalaikumsalam.. Dede.. ayo masuk..” ucap tante
Dede pun masuk untuk yang ke2 kalinya ke rumah besar milik tante ramah,
“ makasih tante..” ucap Dede,
“ ya udah, ayo ke atas.. Ami lagi melukis..” ucap tante, dan mengajak Dede ke lantai 2, tempat dimana Dede sering melihat Ami.
“ nach.. itu Ami.. ajak ngobrol ya, tante lagi bikin kue sama bik Iyem,” ucap tante dan pergi meninggalkan Ami dan Dede,
Dede mendekati Ami dengan gugup, tapi pasti..
“ hai.. Ami..” sapa Dede, tapi Ami tak bergeming dari keasikannya,
“ Ami..?” Tanya Dede menunggu jawaban
“ AMI!!” akhirnya Dede berteriak karna tak suka di cuekin
Ami tertegun mendengar teriakan Dede, dengan cepat ia ganti ekspresi kagetnya dengan ekspresi sinis,
“ aku juga dengar..” ucap Ami
“ kenapa gak jawab?” Tanya Dede
“ terserah aku donk..” ucap Ami, Dede hanya bersabar, dan berdiri di tepi teras, ia menghirup udara luar yang dingin, karna sekarang sedang musim dingin
“ hei Ami.. taman di halamanmu indah ya?” Tanya Dede
“ gak tahu..” jawab Ami singkat
“ lho? Kok gak tahu?? Khan ini rumahmu.. dan kamu selalu diteras bukan?” Tanya Dede meyakinkan
“ aku gak tahu.. aku gak pernah keluar rumah..” ucap Ami
“ selama 12 tahun?” Tanya Dede tak percaya
“ ya..” jawab Ami singkat
Dede memperhatika Ami heran, muka Ami pucat, suaranya layu, dan dia tak pernah keluar rumah?
“ ah.. Ami bohong..” ledek Dede
“ kamu gak percaya?” Tanya Ami
“ mm.. ya gak lah!” seru Dede
“ terserah..” jawab Ami sinis,
Dede jadi terdiam, Dede kira, Ami mau membuktikan bahwa dirinya tak pernah keluar rumah, ternyata Ami hanya bilang terserah..
Dede memperhatikan Ami dengan serius,, ia berfikir, ini pasti ada yang salah pada Ami,
“ kamu lagi lukis apa sich?” Tanya Dede
“ aku lagi lukis bintang..” ucap Ami
“ bintang? Aku boleh lihat gak?” Tanya Debo
Ami menyerahkan hasil karyanya yang lain,
“ jangan yang ini.. belum selesai..” ucap Ami
Dede melihat takjub gambar – gambar buatan Ami,
“ wow! Kamu sering lihat bintang ya?” Tanya Dede
Tapi Ami hanya menggeleng,
“ lalu? Kok?” Tanya Dede bingung
“ aku membayangkan apa yang diceritakan oleh bunda , Ichad dan ayah..” ucap Ami
“ oo.. wah.. daya imajinasi kamu tinggi!” seru Dede
Ami hanya tersenyum lemah,
“ nach! Gitu donk! Senyum!!” seru Dede, Ami hanya tersipu,
“ Amiiii!!!” panggil seorang anak lelaki yang tampan,
“ Ichadd!” seru Ami,
“ hei..! aku kangen banget ma Ami..!” seru Ichad
“ aku juga kangen..” ucap Ami
“ siapa dia?” Tanya Ichad heran melihat Dede
“ dia Dede, kawan baruku..” jelas Ami
“ oo.. namaku Ichad, salam kenal, kamu jagain Ami ya! Ami! Kalau Dede macem – macem bilangin Ichad aja!” seru Ichad
“ hahahaha.. iya Ichad,” ucap Ami, Dede takjub melihat senyum dan tawa Ami yang lepas, ia ingin.. melihat senyum dan tawa Ami yang lepas setiap hari.. dan ia bertekad akan membuat Ami tersenyum dan tertawa lepas,
Dede memperhatikan Ichad dan Ami yang bercanda riang, Dede senang melihat Ami seperti itu, karna ia bisa melihat kesedihan Ami yang selama ini ia lihat sirna.. mungkin benar.. Ichad adalah orang yang berharga untuk Ami, maka dari itu, Ami bilang.. tak butuh Dede.. karna ada Ichad.. walau itu hanya weekend, tapi Dede bisa merasakan kesenangan Ami yang mewakili kesedihannya di hari – hari yang lalu..
Sudah sejam Ichad dan Ami bercanda, sedangkan Dede hanya senyum – senyum,
“ hei,, kok Dede dicuekkin..?” Tanya tante ramah yang datang membawa aneka kue yang menggiurkan,
“ maaf ya de.. hehe” ucap Ichad
“ no problem.. yang penting Dede bisa liat senyum Ami.. harus belajar dari Ichad nich!” seru Dede, Ami hanya tersenyum malu,
“ yaudah.. ayo makan kue yang udah bunda bikin nich..” ucap tante ramah
“ bunda..?” Tanya Dede bingung, ternyata kebingungan Dede tertangkap oleh tante ramah,
“ sekarang.. Dede panggil tante, bunda ya?” Tanya bunda Ami
“ boleh – boleh tan.. eh Bunda!” semangat Dede dan senang bukan main
Bunda Ami tersenyum melihat tingkah Dede, mereka pun melahap kue hangat dan coklat panas bikinan Bunda Ami,

Jam sudah menujukan pukul 4 sore, tinggal sejam lagi Dede bisa menemani Ami, tapi ia lega, karna ada Ichad..
“ yah.. tinggal sejam lagi bunda.. “ keluh Dede
“ iya nich.. kamu harus pulang ya?” Tanya Bunda Ami, Dede mengangguk,
“ Dede nginep aja bund!” usul Ichad
“ wah.. bener itu.. kamu mau gak de?” Tanya Bunda Ami
Dede memandang Ami, dan memandang Ichad, baru kemudian memandang bunda, senyumnya melebar dan acungan jempol ia tunjukan tanda setuju,
“ nanti bunda yang telfon nenek kakekmu..” ucap bunda
“ terimakasih bunda!” seru Dede
Dede pun menginap di rumah Ami..

Malamnya..
Dede tidur dengan Ichad, tapi.. sepertinya Dede tak terbiasa tidur di kasur seempuk itu, dan AC nya itu lho.. brrr
Dede memandang Ichad,
“ wah.. pules banget.. aku jalan – jalan aja dech.. nanti baru aku tidur..” pikir Dede dan beranjak dari kasurnya,
Ia berjalan menyusuri rumah Ami yang besar..
“ walaupun.. kau bukan.. titisan.. dewa.. ku akan bertahan.. karna kau t’lah jadikanku sang dewi..” senandung merdu itu berasal dari sebuah ruangan yang berpintu besar.
Dede ketakutan mendengar nyanyian itu, tapi.. ia penasaran, karna suara gadis itu mirip Ami.. dan sangat merdu..
Dede menngintip dengan membuka pintu ruangan itu sedikit.
Ia melihat Ami sedang bermain piano dan menyanyi, Dede terlarut pada keindahan suara Ami.. ia duduk di dekat pintu dan merasakan alunan piano yang dimainkan Ami, matanya terpejam..
Setelah beberapa lama Ami menyanyi..
Ami berhenti menyanyi, Dede bingung kenapa Ami berhenti menyanyi, ia sembunyi agar tak ketahuan Ami,
Tapi.. alangkah kagetnya Dede melihat darah mengalir dari hidung Ami!
“ Ami!!” teriak Dede panic dan langsung menghampiri Ami,
Ami melap darahnya, tapi darah itu tak mau berhenti, wajahnya makin pucat, Dede sangat panic, ia membantu Ami menghentikan darah dari hidung Ami, tak ada tissue di tempat itu, akhirnya Dede merobek bajunya dan melapkannya ke hidung Ami, tubuh Ami makin dingin, kulitnya makin pucat, akhirnya..
“ Bunda!! Ichad!! Bik Iyem!!!” teriak Dede,
Tak lama kemudian Ichad, Bunda, dan bik Iyem datang dengan panic, Ichad langsung menelfon dokter pribadi Ami,
Ami dilarikan ke kamarnya..

Di kamar Ami..
Handuk hangat sudah menghentikan darah dari hidung Ami, dokter telah memeriksa Ami, dan meminta bicara berdua saja dengan bunda, dengan rasa penasaran, Dede menguping..
“ maaf nyonya.. Ami.. sudah tak terselamatkan lagi..” ucap dokter pasrah
“ tapi dok! Aku akan membayar berapapun,! Tapi tolong selamatkan Ami!!” pinta bunda dengan berlinang air mata,
“ ini adalah kuasa Allah.. saya hanya bisa membantu semampu saya..” ucap dokter, Dede terduduk lemas, tak disangka.. Ami.. yang selama ini ia anggap sebagai kakaknya.. seorang gadis manis yang berpura – pura kuat itu.. hidupnya tak lama lagi.. Ichad menghampiri Dede.
“ sekarang kamu tahu khan penyakit Ami?” Tanya Ichad, Dede langsung menoleh kaget,
“ hah? Ichad! Aku mohon.. rahasiakan ini.. aku hanya ingin tahu..” pinta Dede
“ iya.. aku tahu kamu penasaran, dari pertama aku lihat kamu.. aku sudah mengiranya..” ucap Ichad seraya tersenyum
“ sebenarnya.. Ami sakit apa chad?” Tanya Dede
“ kanker.. kanker stadium 3..” ucap Ichad
Dede langsung tertegun, ia teringat pelajaran biologi, ia pernah bertanya tentang kanker pada gurunya, dan gurunya bilang, kanker yang tak mungkin disembuhkan adalah kanker stadium atas,, stadium 3..
“ bohong..” sangkal Dede, Ichad hanya tersenyum maklum
“ aku juga tak mau percaya de.. tapi.. ini adalah takdir Allah..” ucap Ichad
Dede kembali ke kamar Ami, ia melihat Ami yang terbaring lemas, tak terasa airmatanya mengalir..
“ ayo de.. kita berikan kenangan terindah di hari – hari terakhir Ami..” ucap Ichad,
“ gak chad! Aku gak mau kehilangan Ami! Aku akan berusaha menyembuhkan Ami! Aku akan menjadi dokter yang akan menyembuhkan Ami!” seru Dede
“ itu masih lama de! Sekarang tugas kita adalah membuat Ami melalui hari – hari terindah di saat – saat terakhirnya!” ucap Ichad
Dede tertunduk..
“ iya chad..” setuju Dede

Tak berapa lama.. Ami bangun..
“ bunda.. Ami haus..” ucap Ami
Bunda langsung memberikan air hangat ke Ami,
Ami meneguknya perlahan, wajahnya pucat..
“ bunda mau ke dapur dulu ya.. Ichad,Dede.. hibur Ami ya..” pesan bunda
Bunda pun pergi , Dede tahu, bunda ingin menangis sendirian.
“ Dede.. sekarang kamu tahu khan kenapa aku gak mau punya temen lain?” Tanya Ami
“ kenapa?” Tanya Dede
“ karna aku gak mau banyak orang sedih karna kepergianku nantinya..” ucap Ami lemas.
“ hahaha.. kata – kata yang bodoh!” seru Dede
Ami dan Ichad kaget mendengar perkataan Dede barusan,
“ siapa yang sedih? Haha.. udah ah, sekarang kita main aja yuk ke taman!” ajak Dede, Ichad memberikan isyarat pada Dede bahwa Ami tak mungkin mau ke taman.
“ ayo..” ucap Ami, Ichad kaget mendengar persetujuan Ami, Dede tersenyum lebar, dan dengan semangat mengeluarkan kursi roda Ami,
Mereka pun ke Taman..
Di taman..
“ katanya kamu gak pernah ke taman ini?” Tanya Dede
“ iya..” jawab Ami singkat
“ hehe.. terus, gimana pendapatmu?” Tanya Dede
“ indah..” ucap Ami
“ hanya itu?” Tanya Dede, Ichad menyikut Dede, tanda berhenti bertanya,
“ udah biarin aja..!” bisik Dede pada Ichad
“ aku.. baru pertama kali melihat dunia luar.. aku.. ingin.. ingin keliling dunia.. dan menjadi seniman terkenal..” ucap Ami,
“ kalau gitu.. wujudkan!” seru Dede
Ami tertegun melihat Dede yang berteriak..
” AYO AMI!! WUJUKAN MIMPIMU!! WALAUPUN ITU MIMPI TERAKHIR DALAM HIDUPMU!! JANGAN PERNAH MENYERAH!! YAKINLAH! KEAJAIBAN AKAN TERJADI “ teriak Dede
Ichad tertawa kecil melihat tingkah Dede sahabat barunya,
Ami tertawa lepas.. Dede masih loncat – loncat..
“ hahahahahaha.. konyol banget sich kamu???” ucap Ami
Dede berhenti dan menghampiri Ami,
“ mmm.. Ami mau gak jadi kakak Dede?” Tanya Dede dengan gelagat malu
Ami tersenyum senang..
“ dengan senang hati Dede..” ucap Ami, Dede kembali loncat - loncat girang,
Ichad merangkul Ami penuh kasih sayang..
“ Ichad gak mau kehilangan Ami... ayo berjuang.. “ ucap Ichad lembut,
Air mata Ami mengalir hangat di pipinya,
“ aku akan berjuang demi semua orang yang aku sayangi..” ucap Ami.
“ nach! Gitu donk!!” seru Dede
Mereka bertiga pun mengelilingi taman indah penuh bunga dengan hati yang riang gembira..walau masih ada setitik kecemasan akan penyakit yang sedang menggerogoti tubuh Ami..



Hari – hari berlalu dengan indah dalam hidup Ami,
Ichad sengaja izin dari sekolahnya demi menemani Ami, Dede pun rela menginap di rumah Ami..
Musim gugur 15 – Januari- 2000
“ Dede,Ichad.. aku mau cerita nich..” ucap Ami
Dede dan Ichad langsung mendekati Ami,
“ apa mi?” Tanya Ichad
“ aku mau kita saling menceritakan tentang mimpi kita masing – masing..” ucap Ami,
“ ok kamu duluan yach..” ucap Dede
“ gak, Dede dulu..” tolak Ami halus,
“ ok.. Ichad dulu..” lempar Dede
“ heh.. kok jadi lempar – lempar?? Ya udah.. nyerah, aku duluan.. aku.. bermimpi menjadi seorang ahli politik! Mmmm.., ya.. aku mau jadi pemberantas korupsi! Hehe..” ucap Ichad
“ wow..! keren, giliran aku giliran aku! Aku mau jadi Dokter!! Dan akan menyembuhkan Amiii!!!” seru Dede, Ami tertawa kecil.
“ sekarang giliran aku.. aku.. ingin bisa hidup lama dan bersama kalian terus.. dan.. aku ingin keliling dunia dengan kalian, seperti yang kukatakan di taman tempo lalu..” ucap Ami,
“ tenang Ami.. kamu akan keliling dunia kok.” Hibur Dede
“ iya.. aku juga yakin.. aku bisa keliling dunia sama kalian..” ucap Ami
“ amin..” ucap Ichad

Semenjak obrolan itu.. Ami makin bersemangat untuk hidup..
Tapi.. penyakit itu pun makin lama makin mengganas,,
Semakin hari, tubuh Ami kehilangan indranya..
Hingga akhirnya.. Ami kini lumpuh..
Pernah terpikir oleh bunda agar Ami menjalani operasi,
Tapi Ami menolak dengan alas an tak mau berlama – lama meninggalkan orang yang ia sayangi dengan kemungkinan operasi yang hanya 20%
Begitulah Ami.. ia tak ingin berpisah dengan Ichad, Bunda, dede, dan bik Iyem..


Musim gugur 19 – februari – 2000
“ Ami.. ada satu bunga yang unik tumbuh ditaman ..!” seru Dede
“ hah? Masa’? aku mau liat donk..” pinta Ami
“ ok, ayo! Let’s go!” seru Dede seraya mendorong kursi roda Ami hingga taman, Ami tersenyum lemah,

Di taman..
Dede hanya berdua dengan Ami, karna Ichad sedang membantu bunda menyiapkan makanan kesukaan Ami untuk acara dinner special nanti malam.
“ mana de?” Tanya Ami
“ ini dia!!” seru Dede
Dede menunjukan sebuah mawar putih yang sangat indah yang tumbuh di dekat hamparan bunga mawar merah, mawar putih itu merekah dengan indahnya,
“ subahannalah.. indah sekali bunga itu.. “ ucap Ami
“ yap.. namanya mawar putih, kau tahu bukan?” Tanya Dede
“ ya.. aku tahu.. aku pernah membaca tentang mawar putih di bukuku.. ternyata lebih indah dari yang di buku..
“ haha.. ya iyalah Ami.. buku khan semuanya hanya jiplakan..” ucap Dede
Ami tersenyum, Dede menatap Ami penuh arti, Dede melihat kerapuhan Ami yang Ami tutupi dengan senyumannya yang manis,
“ aku cabut ya buat kakakku tercinta..?” tawar Dede
“ jangan! Biarkan mawar itu tumbuh.. selamanya.. menggantikan hidupku yang sebentar lagi habis.. dan Ami akan menemani ayah.. di alam Allah yang abadi..” ucap Ami
“ gak!!!!” bentak Dede, Ami kaget.
“ Ami gak boleh bilang gitu! Ami harus tunggu Dede jadi dokter! Dede akan sembuhin Ami!!! “ bentak Dede, tapi dari wajah Dede terlihat kesedihan yang sangat mendalam.
Ami hanya tersenyum lemah..
“ iya.. aku janji akan terus hidup demi Dede, bunda, Ichad, dan bik Iyem..” ucap Ami
“ Ami janji khan? Ami mau temenin Dede hingga Dede jadi dokter?” Tanya Dede
“ iya.. Ami akan terus berusaha hidup..” ucap Ami,
Ami merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, tapi ia mencoba menahan itu semua demi Dede..

Malamnya..
“ Ami.. ini dinner yang bunda, Ichad, Dede, dan bik Iyem persembahkan untuk Ami!!” seru bunda
Bau harum ayam goring kesukaan Ami tercium.
“ hmmmm.. enak nich..!” seru Ami,
Malam itu pun menjadi malam paling indah dalam hidup Ami..

Di dalam kamar..
Ami menulis sebuah surat yang akan disampaikan oleh semua orang yang ia sayangi jika ia telah tak ada nantinya..
Tubuh Ami makin lemah, tangannya tak kuat untuk menulis, tapi ia memaksakan seluruh kekuatan terakhirnya untuk menuliskan sepercik ungkapan hatinya untuk orang – orang yang ia sayangi,
Walaupun sedikit.. ia berharap ungkapan hatinya selalu dikenang oleh semua orang yang ia sayang, ini adalah mimpi terakhir yang sesungguhnya untuk Ami, selain keliling dunia menjadi seorang musisi, ia selipkan lukisan yang ia buat diam – diam saat malam, dengan susah payah, akhirnya ia menyelesaikan lukisan yang berisi, Dede, Ichad, bunda, bik Iyem, dan dirinya… berdiri tanpa kursi roda..
Selesai menulis surat , Ami terlentang di tempat tidurnya, mendekap surat dan lukisan yang ia buat,
Tetesan airmata mengalir hangat dipipinya, darah pun mengalir dari hidungnya, ia lap darah yang tak mau berhenti dari hidungnya dengan baju robekan Dede yang rela Dede robek demi dirinya..
“ Allah.. terimakasih.. engkau telah memberikan kebahagiaan di saat – saat terakhirnku.. aku sudah cukup bahagia.. mimpi terakhirku.. kini.. akan kuwujudkan.. dengan surat ini.. Allah.. tolong jaga orang – orang yang kusayangi.. aku ingin mereka tetap hidup bahagia.. terimakasih Allah..” ucap Ami, yang menjadi ucapan Ami untuk terakhir kali..


Keesokan harinya..
Musim gugur 20 Februari 2000
Pemakaman Ami berlangsung dengan syahdu dan penuh kesedihan, selesai pemakaman, semua orang pergi kecuali Dede, bunda, bik Iyem, dan Ichad, orang – orang yang berperan penting dalam hidup Ami.
“ Ami.. bahagialah kamu di alam sana..” ucap Ichad yang airmatanya sudah ia seka, matanya sebam sangat sebam.
“ Ami.. kenapa kamu pergi? Kamu khan udah janji ma Dede.. mau tunggu hingga Dede jadi dokter..” ucap Dede dengan geramnya,
Bunda merangkul Dede, mata bunda masih berlinang airmata
“ ini adalah takdir dari Allah yang mmaha kuasa dede.. Ami pun sebenarnya ingin terus menemani kita lebih lama lagi.. tapi.. itu tak bisa” jelas bunda
“ Allah gak sayang Ami ya bun?” Tanya Dede
“ Allah.. sangat sayang Ami.. maka dari itu.. ia ingin Ami berada di sampingnya, lebih dekat lagi..” jelas bunda,
“ ya udah.. kita pulang yuk, kita baca surat dari Ami..” ajak Ichad yang memegang surat peninggalan Ami

Keempat orang yang sangat menyayangi Ami pun membaca surat dari Ami, mereka merasakan Ami berada di dekat mereka saat membaca surat itu..


Epilog
Musim dingin 12 – September - 2011
“ dokter Andryos.. bagaimana keadaan anak saya? Apakah ia masih bisa disembuhkan?” Tanya seorang ayah yang terlihat sangat cemas dengan keadaan anak tunggalnya,
Dokter Andryos ( Dede ) menatap anak ayah itu dengan lekat, ia melihat bayangan Ami.. kakak angkatnya yang meninggal 11 tahun yang lalu, ia mengelus anak itu, anak itu tersenyum lemah.
“ saya akan berusaha menyembuhkan kamu nak,” pesan dokter Andryos
“ terimakasih dokter..” ucap anak itu, dan kembali ke kamar rawatnya bersama ayahnya.
Dokter Andryos keluar menuju teras rumah sakit , ia berdiri di tepi,
Menghirup nafas yang panjang, dan tersenyum
“ aku janji.. aku akan berusaha menyembuhkan anak itu Ami, sesuai dengan permintaanmu di surat itu.. Ami.. andai kau ada disini.. menjadi kakakku yang paling kusayangi.. terimakasih.. kau telah memberikan kekuatan ini padaku.. sekarang Dede sang tukang pos dan penjaga warung ini sudah menjadi dokter.. aku ingin kau melihat aku memakai jas dokter ini Ami.. semoga kau melihatku dari langit..” ucap Andryos ( Dede )

Beberapa saat kemudian..
“ Dede, kita ke rumah ami yuk.. aku kangen ma bunda..” ajak Ichad
“ ok! Ayo..! lagipula, hari ini aku mau mulai penelitianku tentang kanker dari buku – buku yang ada di rumah Ami, jadi sekalian gitu..” ucap Andryos
“ hehe.. sesuai permintaan Ami ya..” ucap Ichad,

Mereka berdua pun naik mobil milik Dede menuju rumah Ami, rumah bercat hijau yang menjadi kenangan terindah dan tak akan pernah dilupakan oleh semua penghuni rumah itu.
“ Ichad, gimana dengan kasus korupsi yang sekarang sedang hangat diberitakan itu?” Tanya Andryos
“ akan ku usahakan secepat dan setepat mungkin terselesaikan..” ucap Ichad, yang kini telah menjadi salah satu ahli politik yang bertugas menangani urusan KPK..
Obrolan panjang pun mengiringi perjalanan kedua anak yang sudah menjadi lelaki dewasa yang tangguh ini.

Sesampainya di rumah Ami..
“ assalamualaikum.. bunda.. ini Dede dan Ichad..” salam Dede
Pintu pun dibukakan oleh seorang wanita paruh baya, tapi kecantikan masih terpancar dari wajahnya yang sudah keriput, kehalusan seorang ibu yang di rindukan oleh Dede dan Ichad, dialah bunda yang telah berjuang dalam hidup anak kesayangannya, Ami..
“ waalaikumsalam.. oh, Dede Ichad, ayo masuk..” ucap bunda ramah dan lembut, Dede dan Ichad pun masuk ke rumah yang sangat mereka rindukan.
Mereka duduk di kursi empuk yang biasa mereka duduki semasa kanak – kanak dulu, di ruangan yang hangat.
Bunda membuatkan 2 cangkir coklat panas untuk Ichad dan Dede
“ ini.. coklat panas kesukaan kalian..” ucap bunda,
“ wah.. Dede kangen banget bunda..” ucap Dede dan langsung meminum coklat panas buatan bunda.
“ hehe.. Ichad juga kangen..” ucap Ichad
Mereka ber3 pun mengobrol dengan asiknya …
Dede memutuskan untuk berkeliling rumah melepas rindunya pada rumah kenangan ini.
Sedangkan Ichad mau membuat ayam goring yang disukai oleh Ami, dibantu oleh bunda dan bik Iyem.
Dede berkeliling rumah, dan sampailah ia di taman yang indah..
Ia melihat mawar putih yang dulu ia tunjukan olehnya kepada Ami, sekarang mawar putih itu tak sendirian lagi, karna.. sekarang satu mawar putih itu kini sudah menjadi ribuan mawar putih dengan perjuangan bik Iyem dan bunda yang merawatnya dengan penuh kasih sayang..
Dede memegang salah satu mawar putih, airmata tanpa sadar mengalir dari pelupuk matanya, tak tahan ia menahan perasaan rindunya pada Ami,
“ Ami.. aku ingin bertemu denganmu.. sekali saja..” ucap Dede

Selesai berkeliling, Dede duduk – duduk di teras yang menjadi tempat Ichad, dirinya dan Ami bercanda, bernyanyi, dan melukis,
Dede mengambil sebuah kanvas, ia lukis wajah Ami yang selalu ada diingatannya…


Malamnya..
Dinner special diadakan untuk mengenang Ami, dinner yang dibuat persis dimalam terakhir Ami..
Dede meminta surat dari Ami dibacakan lagi oleh bunda..
“ sebaiknya.. kamu yang baca de..” ucap Bunda,
Dede pun mengambil surat Ami dari tangan bunda dan membukanya perlahan, membuka surat itu, sama artinya membuka lembaran kasih sayang yang diberikan Ami pada keluarganya ..
Isi surat.. :

Bunda.. Ichad.. Dede.. bik Iyem..
Ini adalah surat persembahan Ami untuk kalian..
Saat kalian baca surat ini.. mungkin Ami udah gak ada di dunia ini untuk selamanya..
Dengan keterbatasan kemampuan menulis Ami yang di renggut oleh penyakit bodoh ini.. Ami ingin mengungkapkan perasaan Ami yang selama ini ada di hati Ami..
Untuk Bunda..
Bunda.. Ami sangat sayang pada bunda.. terimakasih bunda, bunda sudah mengurus Ami yang penyakitan ini dengan sabar.. aku tahu.. kesabaran bunda tak sia – sia.. karna.. vonis Ami bisa terlewatkan.. dan hidup Ami lebih lama dari perkiraan dokter.. maha baik Allah menjadikan Ami sebagai anak bunda.. terimakasih bunda..
Untuk bik Iyem..
Terimakasih bik, udah mengabdi dikeluarga ini selama lebih dari 10 tahun.. makanan buatanmu sangat kutunggu, kesabaranmu selalu kukagumi ^_^ jagalah bunda saat aku sudah tak ada..
Untuk Ichad..
Keponakanku yang selalu membuatku bahagia.. terimakasih Ichad.. aku sangat sayang Ichad.. jadilah ahli politik yang memberantas para koruptor yang merajalela di Indonesia ini.. bahkan di internasional..
Sekali lagi.. terimakasih Allah, engkau telah menjadikanku sebagai keponakan Ichad.. terimakasih Ichad..
Untuk Dede..
Adik angkatku yang sangat aku sayangi.. terimakasih sudah membuat hidupku menjadi sangat bahagia semenjak kedatanganmu dikeluaga ini.. jadilah dokter yang dapat menyembuhkan penyakit seperti yang kualami.. jangan sampai.. pisahkan anak dan orang tuanya hanya karna penyakit bodoh ini, aku yakin.. kau bisa mencari obatnya.. walaupun lama.. terimakasih Allah.. kau telah mempertemukanku pada tukang pos yang sekarang menjadi adik ku yang sangat kucintai..

Terimakasih untuk semuanya.. aku sangat menyayangi kalian..
Mungkin ini waktunya aku meninggalkan kalian..
Aku harus menyusul Ayah di alam yang abadi di dekat Allah..
Jangan sedih ya ^_^ keep smile for me..
Ami janji.. Ami akan selalu ada di hati kalian..
Jadikanlah kepergian Ami sebagai kekuatan agar kalian dapat menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang..
Demikian surat yang Ami persembahkan untuk kalian..
Orang yang paling berarti untuk Ami..

Selesai membaca surat itu, untuk yang ke2 kalinya..
Air mata menyelimuti mata ke4 orang ini,
Tapi.. airmata kebahagiaan yang berarti, mereka yakin..
Ami sekarang sedang menemani mereka di hangatnya malam..

THE END
Cast
Rahmi as Ami
Debo as Dede/Andryos
Irsyad as Ichad
Mama Ira as Bunda/Tante ramah
Om Duta as dokter pribadi
Sivia as Via
Lutfia as Lutfia
Nenek Debo as nenek
( Alasan pengarang menganjurkan untuk mendengar lagu Hero :
Dikarenakan.. keempat orang yang disebutkan dalam surat terakhir Ami, adalah pahlawan yang tak tergantikan oleh siapapun dalam kehidupan Ami)
Terimakasih sudah membaca

Puisi Bintang harapan

Puisi untuk cerita 2
Judul : Bintang Harapan
By “ Sufi Pertiwi “

Bintang itu..
Ingin ku gapai nya..
Bintang Harapan..

Bintang Harapan..
Berikan sinarmu..
Terangi dunia ini..
Dengan sinar kedamaian..

Eratkan persahabatan kami..
Bintang Harapan..

Kau perantara Allah dengan kami..
Kami hanyalah mahluk kecil Allah..
Yang tak pantas bersinar melebihi mentari..
Berikanlah sedikit sinarmu..
Agar kami tetap bersinar ..
Untuk Zat yang maha bersinar..
Allah..

Kumpulan cerita menggapai mimpi dan persahabatan ( Bintang Harapan )

CERITA 2
Bintang Harapan

Pagi hari yang cerah di kota besar bernama kota GreenWorld, kota yang sangat besar, dan sebagian besar orang di dalamnya hidupnya mewah, rasa sombong dan pamer selalu meliputi kota besar ini..
Di kota GreenWorld ini berdiri sebuah sekolah bernama “ Mars Music School “ sekolah yang berisi anak – anak pilihan yang sudah tersaring pada test yang berlansung selama 1 bulan, di sekolah ini..
Sekolah ini, mempunyai peraturan.. yaitu antar murid lelaki dan perempuan dipisah , karna menurut pemilik sekolah, pencampuran siswa dan siswi hanya memperburuk keadaan saja..
Tapi di samping itu semua, para siswa dan siswi menikmati pembelajaran dalam sekolah ini, karna pembelajaran di sekolah ini menggunakan music sebagai pengantarnya dan bahan pokok.
Dan sekolah ini juga menyediakan fasilitas asrama, asrama yang sangat mewah.. lalu di dalam sekolah ini, terdapat 3 tingkatan.. bukan seperti sekolah biasanya, melainkan dari tingkat ke tingkat di tentukan oleh kualitas suara,
Anak yang mengisi tingkat 1 adalah para penyanyi yang mempunyai suara yang lembut , sedangkan di tingkat kedua, selain suaranya lembut, ada pula suara yang dahsyat dan mampu mencapai nada tinggi yang sulit, lain halnya dengan tingkat 3, tingkat yang sudah sangat professional, karna selain lembut, dahsyat, dapat mencapai nada tinggi dan rendah, anak – anak tingkat 3 mempunyai keahlian mengenal nada dan membuat lagu yang jika terpilih, akan dinyanyikan oleh seorang penyanyi terkenal di Indonesia,
Ayo kita berkisah..!
Di suatu kamar..
“ Ami.. bangun dund.. anterin aku ke kamar mandi..” ucap seorang gadis manis yang sangat sengsara menahan air pipis.
“ aduh.. Oik.. aku ngantuk banget..” keluh Ami
“ ayo donk mi… masa’ kamu tega biarin aku , anak semanis ini ke kamar mandi sendiri di malam yang serem.. malam jum’at kliwon!!” seru Oik merinding
“ iya dech Putri manis..” ucap Ami kesal dan bangun mengantarkan sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya ke kamar mandi Mars Music School (MMS) yang harus melewati lorong yang luas, karna ada beberapa kamar yang letaknya jauh dari kamar mandi, dan kamar yang di tempati oleh Ami dan Oik termasuk kamar yang jauh dari kamar mandi,
Di asrama MMS 1 kamar di isi oleh 4 orang, dan di kamar Ami dan Oik di isi oleh Ami, Oik, Via, dan Ify, anak – anak yang sudah punya vocal group sendiri selama 2 tahun mereka bersekolah di MMS, nama vocal groupnya adalah vocal group Aovi.. Ami adalah anak tingkat 2, Oik anak tingkat 1, Via dan Ify anak tingkat 3.. jadi lengkaplah Aovi, dan Aovi adalah vocal group yang sangat terkenal di seantero MMS, termasuk di MMS cowok, walaupun para cowok gak tahu, siapa saja personil Aovi, yang anak – anak cowok tahu hanyalah suara yang dimiliki VG ini sangat bagus dan mereka sering mendukung VG Aovi ini lewat surat kabar MMS dan Radio MMS,
Ya udah.. kita balik ke Oik dan Ami..
“ udah belom ik?” Tanya Ami
“ belom mi.. bentar lagi dech.. rambutku masih acak – acakan.. hehehe..” ucap Oik dengan nada centil
“ jah.. jadi kamu gak pipis?” Tanya Ami
“ ya pipis lah mi.. khan sekalian..” ucap Oik
“ ya udah dech.. udara mala mini cukup segar kok, jadi gak ada ruginya..” ucap Ami agak kesal, sementara di dalam kamarmandi, Oik asik bersolek dengan kaca bercover pink miliknya, hadiah dari ibunya sebelum ia berpisah dengan ibunya 2 tahun yang lalu ( khan asrama, jadi pisah ma ortu.. )

Beberapa menit kemudian, Oik keluar dari kamar mandi..
“ nach ini dia Putri Oik yang manis bagai gula jawa..” ledek Ami yang sudah dongkol karna keleletan Oik
“ maaf dech Ami.. hehe.. Ami cantik dech.. ya udah, balik ke kamar yuk” rayu Oik seraya menggandeng tangan Ami, Ami memang paling luluh jika tangannya di gandeng oleh Oik, karna gandengan tangan Oik sangat mirip dengan gandengan tangan adik Ami yang meninggal 5 tahum yang lalu akibat tsunami, kadang Ami berfikir, apakah Allah memberikan Oik sebagai pengganti adiknya yang sangat ia rindukan.



Ami dan OIk tiba di kamar mereka, kamar nomor 5 di deretan kamar depan, Ami menghempaskan badannya ke kasur dan bersiap lagi, tapi..
“ Ami.. aku gak ngantuk nich.. kamu mau gak nyanyiin satu lagu aja buat Oik?” pinta Oik
“ adoohhh Oikkk , aku tuch ngantuk banget..” keluh Ami, tapi setelah melihat wajah Oik yang makin disayangnya, Ami tak bisa menolak.,
Akhirnya ia menanyikan lagu “ tunjuk satu bintang ” yang paling disenangi oleh kalangan anak perempuan di MMS..
Nada indah pun mengalun dari mulut Ami, Oik mulai menggeliat di pangkuan Ami, Ami meneteskan airmata, setelah Oik tertidur, Ami menaruh kepala Oik perlahan, dan mengelus rambut Oik.
“ selamat tidur Chacha..( adik Ami ) ” ucap Ami seraya kembali ke tempat tidur dan kembali tidur, tapi terdengar suara yang aneh..
“ mama.. papa.. Via kangen kalian..” gumam Via yang ngelindur
Ami terbangun dan mengelus – elus Via penuh kasih sayang,
“ mama dan papa juga kangen Via.. sekarang tidurlah sayang “ ucap Rahmi lembut, Via pun tertidur lagi.
Sekarang, Ami baru bisa tidur dengan nyenyak,

Keesokan Harinya..
“ Ify, handuk ini punyamu ya?” Tanya Ami
“ hehe.. iya mi..” ucap Ify seraya mengambil handuk orange miliknya di lemari Ami,
“ makanya, punya barang tuch dijaga..” nasihat Ami
“ ok Amiku tersayang..” ucap Ify tersipu
“ tu, mulai ngerayu dech..” ucap Ami seraya tersenyum
“ hahahaha.. dasar kalian itu, masih pagi udah pada ribut..” ucap OIk seraya tertawa terbahak melihat perkelahian kedua gadis manis yang umurnya lebih tua setahun darinya, tawa ini bukan mengejek lho.. tapi untuk mencairkan suasana,
“ mulai dech ketawa kayak gitu! Jelek tahu ik “ ledek Via seraya melempar baju Oik yang nyasar ke lemarinya,
“ hah? Bajuku kok ada dikamu vi?” Tanya Oik
“ gak tahu.. bik Omi makin lama makin pikun kayaknya..” ucap Via
“ bik Omi kasihan ya..” ucap Ami tiba – tiba
“ iya.. kemana sich anak – anaknya? Sampai – sampai bik Omi harus bekerja sendirian..” ucap Ify
“ ya udah.. makanya.. sekarang jangan pada nyalahin bik Omi lagi ya?” Tanya Ami meminta persetujuan ke3 sahabatnya, Oik,Via,Ify mengangguk setuju, dan kembali dengan kesibukannya masing – masing

Selesai memepersiapkan semua keperluan sekolah, mereka ber4 pun pergi ke sekolah, di jalan asrama, ke4 anak ini dapat melihat kemegahan asrama yang tak terelakan, dan hanya satu kata yang dapat di ungkapkan untuk asrama dan sekolah ini,, “ ELEGAN “ dan ada satu bintang yang berada di atap gedung Sekolah, bintang yang sangat besar, dan di dalam bintang besar itu, terdapat nama – nama anak – anak yang paling berprestasi di sekolah MMS, yang ketika wisuda, namanya akan ditulis di kertas yang sangat bagus, dan di gulung dan dimasukan ke dalam bintang besar, bintang besar itu dinamakan.. “ Bintang Harapan “ yang maknanya adalah sebuah bintang berisi nama anak yang sangat berpengaruh di sekolah yang sudah berdiri selama 58 tahun ini, dan sebuah kebanggaan tersendiri jika nama anak itu dimasukan ke dalam “ Bintang Harapan “ karna namanya akan di kenang sepanjang masa sekolah itu masih berdiri,,
Jadi tak heran, jika semua anak berlomba – lomba agar namanya dapat mengharumkan nama keluarga masing – masing, biasanya .. maksimal setiap tahun ada 10 anak terpilih yang namanya dimasukan ke “ Bintang harapan ”.

Oik terlihat berkomat kamit di tengah pelajaran bu Winda, ( bahasa inggris ), Elli yang sering di panggil Ellieyput, teman sebangkunya bingung dengan tingkah Oik
“ kamu kenapa ik?” Tanya Ellieyput dengan berbisik
“ ssst.. aku lagi doa..” ucap Oik pelan
“ doa apa?” Tanya Ellieyput
“ ada dech..” ucap Oik jahil seraya mengerdipkan matanya pada Ellieyput
Ellieyput masih bingung dengan tingkah Oik,
Dan tiba – tiba bu Winda mengumumkan hasil ulangan bahasa inggris minggu kemarin
“ oo.. doa buat ini ya ik?” Tanya Ellieyput baru mengerti
“ iya Ell.. hehe..” ucap Oik tersipu
“ Oik..” panggil bu Winda,
Oik pun maju kedepan,
“ nilai kamu meningkat Oik.. tingkatkan lagi ya..” ucap bu Winda, Oik menerima kertas ujian yang sudah bernilai, 79 nilai yang terpampang di kertas itu memang lebih baik dari ulangan yang lalu, yaitu 70, Oik mengucap syukur pada Allah dan duduk di samping Ellieyput yang mendapat nilai 75,
“ wih.. lebih gede nie.. hehe “ ucap Ellieyput terkekeh
“ kamu juga lebih gede dari yang kemarin khan?” Tanya Oik, Ellieyput hanya mengangguk,

Sementara di kelas Ami,
“ syalala.. syadududu..” senandung Happy teman sekelas Ami
“ ciee.. kayaknya.. kamu lagi seneng ya ra?” Tanya Ami
“ eh Ami.. hehe.. iya nich, ortuku baru kirim parsel buat aku..” jelas Happy
“ wihh.. pesta nich di kamar kamu..” ucap Ami
“ hehe.. becul – becul, aku undang Avoi dech! Khan lumayan ada yang nyanyi,” ucap Happy
“ hah? Bener nich? Wah job asik nich..! seru Ami
“ becul – becul..” ucap Happy yang makin Happy aja.
“ Ami, bu Uci panggil kamu..” ucap Raydyna teman sepermainan Ami
“ makasih ya Ray dah kasih tahu “ ucap Ami
“ ok dech Ami..” ucap Raydyna
Ami pun bergegas ke kantor bu Uci,

Sesampainya di kantor bu Uci..
“ permisi ibu.. kata Ray.. saya di panggil ibu ya?” Tanya Ami
“ oh iya Ami.. ayo masuk..” persilah oleh bu Uci
Ami pun duduk di sebuah kursi apik di ruangan megah milik bu Uci yang berjabatan sebagai penghubung antar sekolah MMS ke sekolah lain di indonesia , bahkan internasional.
“ ada apa ya bu?” Tanya Ami
“ mm.. begini Ami.. ibu ingin mencalonkan vocal group kamu sebagai perwakilan MMS untuk kontes music internasional ..” ucap bu Uci
“ wah! Dengan senang hati bu..!” seru Ami
“ tapi..” ucap bu Uci menggantung
“ tapi apa bu?” Tanya Ami penasaran
“ 1 kelompok VG harus ada 5 anggota..” ucap bu Uci
“ artinya.. ibu mau kami memasukan satu anggota lagi ke VG Avoi?” Tanya Ami memastikan
“ yap becul! Dan ibu udah punya anggotanya, ibu pilih dia sendiri lho.. berdasarkan musikalisasi suara VG Avoi..” ucap bu Uci
“ siapa bu?” Tanya Ami makin penasaran
“ Angel..” jawab bu Uci singkat
“ hah?! Angel?!” Tanya Ami dengan nada tak percaya
“ iya.. kamu keberatan? Susah lho mencari suara yang pas untuk VG Avoi.. tapi memang begitu syaratnya..” jelas bu Uci agak berharap
“ ba..ba..ik bu..” ucap Ami terbata
“ ibu mohon bantuannya ya Ami.. ibu percaya kamu adalah ketua yang bisa di andalkan.. dan anak yang paling bijak di VG Avoi..” ucap bu Uci,
Perkataan bu Uci barusan membuat Ami makin bingung, karna.. ada 1 alasan kuat untuk Ami tak memasukan Angel ke dalam VG nya.. yaitu.. Ify..
“ baik akan saya usahakan bu.. permisi..” ucap Ami dan pergi meninggalkan ruang berAC milik bu Uci

Ami berjalan dengan penuh kebimbangan, ia masih ingat kejadian 1 tahun silam, yang membuat Ify tak pernah mau mendengar atau menyebut nama Angel, begitupun sebaliknya..
Flash back..
“ jih! Minuman apa nich?!” Tanya Angel dengan kesal
“ kamu kenapa ngel?” Tanya Shilla teman Angel
“ minuman kok rasanya aneh gini?!” geram Angel,
“ terus? Kamu mau ngapain ngel?” Tanya Shilla
Angel langsung beranjak dari kursi kantin yang ia tempati, menuju tempat pembuatan minuman yang ia cerca barusan.
“ bik! Gak bisa bikin minuman ya?! Kok aneh gini rasanya?!” bentak Angel
“ ma..ma..af nona.. bibi lagi banyak pikiran..” sesal bik kantin
“ kalau banyak pikiran ke RSJ aja sana! Gak usah kerja di MMS yang mewah ini! Ini namanya ngeracunin siswi!” bentak Angel
“ kamu ngapain sich ngel!” bentak Ify pada Angel
“ eh.. anak bik kantin datang.. “ ucap Angel dengan nada yang mengesalkan
“ kamu boleh ejek aku! Tapi jangan bundaku!” bentak Ify
“ udah dech kamu gak usah sok pahlawan! Dasar.! Minuman apaan nich!” ucap Angel seraya mengguyurkan minumannya pada bik kantin yang merupakan bunda Ify
Ify sangat kesal dengan kelakuan Angel, ia mendorong Angel hingga sikutnya berdarah,
“ kamu ngapain sich!” bentak Shilla
“ temen kamu yang gak tahu diri!” bentak Ify
Ami menenangkan Ify, Oik dan Via membantu Angel untuk berdiri
“ udah fy.. jangan memperburuk keadaan..” ucap Ami
“ tapi mi.. dia duluan..” ucap Ify membela dirinya
“ udah – udah.. kamu bantuin bunda kamu aja..” nasihat Ami
“ kamu akan jadi musuhku selamanya Angel!” ancam Ify
“ ok! Siapa takut!” bentak Angel, dan beranjak dari kantin bersama Shilla

Kembali ke masa sekarang..
“ Allah aku bingung..” gumam Ami
Di jalan.. ia berpapasan dengan Angel..
“ hai Ami..” sapa Angel
“ hai juga Angel “ jawab Ami
“ Ami.. kata bu Uci, aku di rekrut jadi anggota Avoi ya?!” Tanya Angel semangat, karna memang, Angel adalah fans setia Avoi.
“ i..i..ya.. Angel.. selamat ya “ ucap Ami ragu
“ makasih ya Ami!” seru Angel girang
“ kalau bisa.. sepulang sekolah Avoi akan latihan..” ucap Ami
“ puji tuhan.. akhirnya impianku dan latihanku untuk masuk ke VG Avoi tercapai juga.. terimakasih Tuhan.. makasih ya mi! Angel akan usahakan datang.. tapi Angel pasti dateng kok!” semangat Angel
“ mohon kerja samanya Angel..” ucap Ami yang ikut senang
“ terimakasih Ami..! aku duluan ya!” seru Angel yang sangat senang
Ami makin bimbang dengan keputusan yang ia keluarkan barusan.. ia tak ingin mengecewakan bu Uci dan Angel.. tapi juga tak mau menyakiti Ify..



“ Adohhhh bingunggg!!!!” teriak Ami di kursi dekat dinding pembatas antara MMS cowok dan cewek.
Seorang cowok yang juga sedang asik duduk di balik dinding kaget mendengar teriakan dari suara merdu ketua VG Avoi yang terkenal..
“ Allah.. Aku bingung.. aku gak mau kecewain bu Uci dan Angel.. tapi aku gak mau bikin Ify sahabatku sendiri sakit hati..” ucap Ami
“ jangan menyesal..” ucap cowok di balik dinding ..
“ hah? Siapa kamu?” Tanya Ami panic
“ jangan takut.. aku siswa dari MMS cowok kok..” ucap cowok itu
“ i..i..ya..” ucap Ami
“ kedengarannya kamu lagi bimbang ya..?” tanya cowok itu
“ iya.. aku bingung banget.. tapi ini udah terlanjur terjadi..” curhat Ami
“ udah.. Ami gak usah bingung.. usahakan semuanya jadi lebih baik dengan keputusan Ami.. dan berserah diri pada yang kuasa.. jangan menyerah Ami..” ucap cowok itu
“ iya.. makasih ya.. oh iya! Kok kamu tahu namaku?!” Tanya Ami
“ hehe.. dari suara sang ketua Avoi.. suara yang paling kusukai..” ucap cowok itu, Ami tersipu malu, pipinya memerah, untung cowok itu tak bisa lihat.
“ gak segitunya ah… oh iya.. nama kamu siapa?” Tanya Ami
“ namaku Obiet..” ucap Obiet
“ kamu adalah temen cowokku yang pertama di MMS.. salam kenal ya” ucap Ami, di balik dinding itu Obiet hanya tersenyum
“ kamu juga teman cewekku yang pertama!” seru Obiet
“ hehe.. ya udah.. makasih ya udah hibur Ami.. Ami mau ke kelas dulu ya..” ucap Ami
“ ya udah.. DADAGH!!” teriak Obiet, Ami hanya tertawa dan membalas dadagh Obiet dan berlari riang ke kelas


Sepulang sekolah.. di ruang latihan Avoi
“ Ami.. kamu yakin ma hal ini?” Tanya Oik
“ iya ik.. aku juga akan berusaha untuk membuat kedua sahabatku akur..” ucap Ami lesu
“ ayo mi! semangat!” seru Oik
Lalu tak berapa lama kemudian, Via dan Ify tiba.
“ hei.. kawan – kawan.. gimana tatanan rambut baruku?” Tanya Via
“ bagus.. tapi aku lebih bagus..” ledek Oik
“ iyah Putri Oik termanis,, tercute,, “ canda Via
“ hehehe.. udah – udah.. kita mulai aja ya.. sekarang kita tentuin lagu aja dan suara 1,2,3..” ucap Ami
“ ok Ami!” seru Oik, Via, dan Ify
“ lagu yang dipersembahkan ada 3.. yaitu.. Cinta, My heart, dan.. bukan bintang biasa..” ucap Ami
“ wah! Seru – seru!” seru Oik
“ becul – becul!” seru Via
“ asikkkkkkk! BBB!” seru Ify
Saat mereka sedang bersenang – senang ria..
” aku juga suka lagu itu!” seru Angel
Ify dan Via yang tak tahu perekrutan Angel menjadi anggota Avoi saling pandang dan meminta penjelasan dari Ami
“ Ami? Apa maksudnya ini?” Tanya Ify
“ mmm.. gini fy.. kata bu Uci.. kontes ini hanya bisa diikuti oleh VG yang beranggotakan 5 orang.. dan.. bu Uci merekrut Angel sebagai pelengkap..” jelas Ami
“ aku keluar dari VG ini..” ucap Ify, tanpa pikir panjang Ify langsung membawa tasnya dan keluar, Via langsung menyusul Ify, begitu juga dengan Ami dan Oik, Angel hanya terdiam di tempat.
“ Ify! Kamu gak boleh gitu donk..” ucap Ami
“ kamu dan bu Uci yang gak boleh gitu! Khan 1 sekolah ini tahu.. aku dan Angel gak akan pernah bisa berteman lagi!” seru Ify
“ ini tuntutan profesi fy..” sambung Oik
“ profesi atau hati seorang sahabat!” bentak Ify,
Ami, Via, dan Oik terdengar mendengar pilihan itu,
Keadaan hening sementara..
Saat Ify siap untuk meninggalkan ke3 sahabatnya,
“ kau egois..” ucap seorang gadis
Ify terhenti dan hanya membelakangi Ami, Via, dan Oik
“ kau egois.. kenapa hanya karna Angel.. kau mau menelantarkan ke3 sahabatmu.. apa kau tak mengerti pengorbanan bu Uci untuk mendapatkan suara yang pas untuk VG Avoi?” Tanya gadis itu
“ Kelly..” ucap Oik menyebutkan nama gadis yang bertanya pada Ify tadi
“ kamu gak akan pernah ngerti sakitnya hatiku!” bentak Ify pada Kelly
“ aku memang gak ngerti karna aku gak pernah ngerasain hal itu.. tapi apa kamu mau hancurin persahabatan karna keegoisanmu yang bodoh itu?” Tanya Kelly makin mendesak fikiran Ify
Ify terduduk lemas, ia berfikir dalam – dalam, dan menghela nafas..
“ maafin aku teman – teman..” ucap Ify
Ami memeluk Ify penuh kasih sayang, begitu juga Via dan Oik yang mengikutinya
“ gak papa kok.. kamu gak salah.. ya udah.. sekarang kita latihan yuk..” ucap Ami lembut, ia membantu Ify berdiri,
“ makasih ya Kelly,, kamu udah bantuin kami bujuk Ify “ ucap Via
“ sama – sama.. yang penting sukses buat Avoi..” ucap Kelly dan meninggalkan Avoi

Tanpa fikir panjang, keempat gadis manis ini kembali ke ruang kesenian dimana mereka meninggalkan Angel sendirian,
Mereka ber4 melihat Angel yang termangu membaca lirik lagu berulang – ulang, wajahnya sangat mengesankan rasa kesal dan bosan terhadap kejadian barusan,
“ maafin kami ya ngel.. penyambutan anggota baru yang aneh..” ucap Ami
Angel kaget melihat kedatangan Ami, Via, Oik, Ify yang tiba – tiba, Angel lekat menatap Ify begitupun sebaliknya.
“ ayo kita mulai bagi suara..” ucap Oik mencairkan suasana yang mulai tak enak di pandang dan di rasakan.
“ oh iya yah.. hehe.. ayo – ayo..” ucap Ami
“ kita mulai aja mi, kalau yang lagu Cinta gimana mi?” Tanya Via
“ kalau Cinta.. mmm.. aku dan Angel suara 1, Via suara 2, sedangkan Oik dan Ify suara 3, kalau lagu My heart, Via dan Oik suara 1 aku dan Ify suara 2 sedangkan Angel suara 3, kalau lagu bukan bintang biasa, Oik dan Via suara 1, Ify suara 2 sedangkan aku dan Angel suara 3 setuju?” Tanya Ami
“ setuju!” seru Via
“ mmm… aku kurang setuju ..” ucap Angel
“ apa yang kurang setuju fy?” Tanya Oik
“ kayaknya di semua lagu aku ma kamu dech mi.. aku mau belajar lagi dan sepertinya.. suara kita emang gak bisa dipisahin..” ucap Angel
“ jadi.. Ify.. kamu gak papa suara 2 sendiri?” Tanya Ami
“ gak apa – apa kok..” ucap Ify santai
“ yaudah.. sekarang hanya pembagian suara, besok penghapalan lirik dan hari ke3 kita udah latihan nyanyi..” ucap Ami
“ ok! “ seru Ify Via Oik Angel
“ oh iya! Jangan lupa..! nanti malam A.. oh kita ganti A2Voi namanya ke kamar Happy ya, mau pesta , haha.. Happy abis di kasih parsel banyak ma ortunya..” ucap Ami
“ asikkkk parsel!! Pesta!!” seru Via
“ kita nyanyi ya mi?” Tanya Oik
“ becul!” seru Ami
“ yes-yes.. job lagi!” seru Ify
Hanya Angel yang diam saja, mungkin karna ia masih canggung dengan persahabatan ini..
“ a..a..aku balik ke kamar dulu ya..” ucap Angel dan pergi,
Ami melihat sesuatu yang aneh dari Angel, sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan,
“ aku mau susul Angel dulu ya..” ucap Ami
“ buat apa mi?” Tanya Ify
“ ada dech.. hehe..” ucap Ami jahil,



Ami pun mengikuti Angel, tapi Angel bohong .. karna Angel tidak ke kamar.. tapi ia menuju tempat yang bisa mengantarkan para siswi menuju bintang harapan yaitu Balkon.
“ kok Angel bohong ya..” gumam Ami
Ami terus mengikuti Angel hingga ia naik ke atas Balkon, disana ia tak menyangka akan melihat pemandangan yang tak biasanya di lihat dari diri Angel,
“ Tuhan.. aku capek.. kenapa kau tak pernah memberikanku kasih sayang seperti anak – anak lain..?” adu Angel di samping bintang harapan
“ Tuhan.. walaupun aku dan Ify sekarang menjadi 1 VG.. tapi Ify masih menjauhiku.. “ ucap Angel, dan ia mulai menangis.
Ami mendekati Angel dan mengelus – elus Angel,
“ kamu harus tahu Angel.. semua orang menyayangimu..” ucap Ami
Angel kaget dengan keberadaan Ami di sampingnya, karna selama ini tak ada yang tahu jika Angel sering mengadu perasaannya di Balkon Bintang Harapan.
“ hah?! Ami?! Kau dengar perkataanku tadi ya..!?” Tanya Angel kaget
“ iya Angel.. apa maksudmu tak ada yang sayang padamu?” Tanya Ami lembut, seraya menyeka airmata Angel
“ a..a..aku..” ucap Angel terbata
“ ceritakan aja semuanya sama aku.. aku akan bantu semampuku..” ucap Ami lembut dan penuh kasih sayang serta keyakinan
Akhirnya.. Angel mau menceritakan semua..
“ sebenarnya mi.. aku .. seneng banget bisa gabung sama VG Avoi,, apalagi ada kamu.. yang selalu ku idamkan sebagai kakakku.. dan ada Ify.. musuhku yang sebenarnya sudah ku anggap sebagai sahabat terbaikku..” jelas Angel,
“ aku masih bingung ngel..” ucap Ami
“ aku.. dapat merasakan kasih sayang di tengah – tengah kalian.. aku.. selalu mengajak Ify berkelahi.. karna aku jenuh.. aku jenuh dengan hidupku ini.. aku ingin punya sahabat seperti Ify,, dan aku. Ingin punya kakak sepertimu Ami… aku iri.. iri.. banget.. sama Oik,Ify dan Via yang bisa bercanda denganmu, menceritakan keluh kesahnya padamu.. dan dibelai halus oleh anak sebijaksana kamu mi.. dan sebenernya.. aku gak maksud untuk menjadikan Ify musuh, sebenernya.. 1 tahun yang lalu.. aku ingin menjadikann bunda Ify sebagai bundaku.. tapi.. aku tahu itu mustahil, karna aku iri pada Ify, aku pun membuat ibu Ify menderita.. tapi karna kebodohanku,, aku malah bermusuhan dengan Ify..” jelas Angel
“ lalu.. sekarang kamu mau jadi sahanat Avoi?” Tanya Ami
“ tentu mau donk mi!” seru Angel
“ ok.. nanti malam.. setelah pesta di kamar Happy, kita A2Voi kumpul di balkon ini..” ucap Ami
“ buat apa?” Tanya Angel bingung
“ ada dech hehe.. udah yuk ke bawah.. udah mulai dingin nich..” ucap Ami jahil, Ami dan Angel pun turun.

Ami berjalan sendirian dengan riang menuju dinding dimana ia berbicara dengan Obiet.
“ Obiet.. kamu ada di balik dinding gak?” Tanya Ami
“ hei.. Ami.. kamu datang lagi.. iya aku ada kok, kamu gak lagi sedih keliatannya..” tebak Obiet
“ aku emang lagi seneng banget biet!” seru Ami
“ kalau boleh, ceritain donk mi..” pinta Obiet
“ boleh kok…” Ami pun bercerita dengan detail ke Obiet
“ wah.. khan udah ku bilang.. keputusanmu jika kau jalani dengan baik, semua akan berjalan baik..” ucap Obiet
“ emang kamu bilang gitu biet?” Tanya Ami
“ hehehe.. tu barusan bilang..!” canda Obiet
“ iya yah..” ucap Ami agak tulalit
“ oh iya.. tadi.. kamu bilang, kamu nasihatin Angel di Balkon Bintang Harapan ya?” Tanya Obiet
“ yap.. becul, kenapa emang biet?” Tanya Ami
“ berada di dekat Bintang Harapan itu emang ajaib lho..” ucap Obiet
“ maksud kamu biet?” Tanya Ami
“ kamu percaya keajaiban gak?” Tanya balik Obiet
“ percaya kok..” ucap Ami
“ berarti, kamu percaya donk sama keajaiban yang diberikan Bintang Harapam?” Tanya Obiet
“ keajaiban?” Tanya Ami makin bingung
“ sepertinya.. Bintang Harapan.. bukan sekadar penampung nama anak – anak yang berprestasi aja ya..” ucap Obiet
“ ooo.. aku juga mikir gitu.,.” ucap Ami
“ amang sekarang yang ada di pikiranmu apa tentang Bintang Harapan?” Tanya Obiet
“ menurutku.. Bintang Harapan adalah perantara dari Tuhan ke para siswa/I MMS .. Bintang Harapan memancarkan sinar dari nama para siswa/I yang berprestasi ke kita.. kita semua.. agar kita dapat seperti mereka.. berprestasi..” khayal Ami
“ khayalanmu bagus mi.. tapi ada lagi tambahannya!” seru Obiet
“ apa?” Tanya Ami
“ persahabatan.. Bintang Harapan membuat semua siswa/I di MMS terus bersahabat, jadi kamu gak salah.. jika nanti malam kamu mau mendamaikan Angel dan Ify di balkon Bintang Harapan.. good luck ya mi! aku harus pergi, temanku memanggilku,” ucap Obiet menutup obrolan antara ia dan Ami, dan pergi.
“ andai kau ada di sampingku biet..” gumam Ami dan merilekskan pikirannya.

Malamnya..
“ Happy, Kita semua Happy “ senandung centil dari Oik meledek nama panggilan Happy
“ HAPPYYYYY !!!” teriak Happy,
Malam itu, sesuai janji .. Happy mengadakan pesta kecil untuk merilekskan pikiran di weekend minggu ini,
Kurang lebih 20 orang yang datang ke pesta Happy, dan A2Voi bernyanyi dengan indah untuk sang pemilik pesta
Seusai pesta, Ami mengumpulkan Via, Oik, Ify dan Angel untuk pergi ke balkon Bintang Harapan,
“ buat apa sich mi kita ke Balkon Bintang Harapan? Ini khan udah jam setengah 8 malam… aku capek..” keluh Ify
“ udah.. ikut aja.. atau kamu bukan sahabatku?” ancam Ami
“ eh eh.. iya dech ndoro..” canda Ify walau kesal
A2Voi pun tiba di Balkon Bintang Harapan yang terang karna sinar yang dipancarkan oleh Bintang Harapan.
“ mmm.. sebelum memulai tujuanku.. aku ingin bercerita tentang 5 sahabat yang sedang mencari kasih sayang nyata di dunia ini..” ucap Ami seraya duduk bersila di lantai Balkon
Angel, Via, Ify dan Oik ikut duduk dengan Ami
Dengan santai dan tersenyum, Ami memulai ceritanya
“ konon.. Bintang Harapan ini.. di usulkan oleh 5 orang sahabat di angkatan pertama sekolah ini.. 5 sahabat ini.. punya impian.. jika suatu saat ada orang yang membutuhkan pancaran BIntang, orang yang membutuhkannya akan tenang jika berada di dekat Bintang ini.. dan sinar kedamaian akan menyentuh hati orang yang membutuhkan itu..
Dan konon.. Bintang Harapan ini bukan hanya untuk menampung nama.. melainkan sebagai perantara antara tuhan dg para siswa.. Bintang ini membuat semua anak di MMS ini terus bersahabat.. seperti kita..” ucap Ami,
“ kita?” Tanya Ify
“ iya.. Angel.. bicaralah.. apapun yang kau rasakan pada Ify dan yang mau kau ungkapkan pada kita.. tataplah Bintang Harapan, dan yakinlah.. omonganmu itu jujur..” ucap Ami
“ Ami.. “ ucap Angel ragu, Tapi Ami meyakinkan dengan sinar mata yang selalu Ami keluarkan agar para sahabatnya terus berjuang.
“ ok.. Ify.. sebenarnya.. aku gak bermaksud untuk menjadi musuhmu.. aku.. aku.. iri padamu.. kamu punya ortu yang sayang sama kamu.. dan kamu juga punya sahabat.. yang bersahabat denganmu tanpa memandang harta.. apalagi.. aku iri kau punya Ami.. orang yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri..” ucap Angel
“ omong kosong.. memang kemana Ortumu? Lalu siapa Shilla? Kamu gak anggap dia sebagai sahabatmu?” Tanya Ify
“ ortuku,, mereka tak pernah anggap aku sebagai anak mereka.. mereka sibuk dengan urusan pekerjaan.. dan Shilla.. aku sayang Dia.. tapi.. aku merasakan kasih sayang, hanya jika aku berada di tengh – tengah kalian.. aku gak mau kehilangan kalian.. aku minta maaf Ify.. Ami.. Oik.. Via..” ucap Angel mulai terisak
Ami menarik tangan Ify dan Angel,
“ udah fy.. janganlah kau angkuh lagi.. Angel sudah meminta maaf padamu, Allah saja.. mau memaafkan dosa hambanya..” ucap Ami lembut
Akhirnya Ify luluh dan menjabat tangan Angel panuh kedamaian, jujur.. Ify merasakan hal yang beda saat ia menjabat tangan Angel,
Arti sahabat yang tak terlupakan, dan sangat besar,
Angel langsung memeluk Ify, Ami pun memeluk kedua sahabatnya diikuti Oik dan Via.
Malam itu.. menjadi malam yang sangat berkesan bagi A2Voi..
Kenangan yang tak akan pernah mereka lupakan..

Keesokan Harinya..
“ cie,, A2Voi,,! Sekarang makin kompak jaaa!!!” seru Ellieyput
“ iya nich.. cie cie..” ledek RayDyna juga
“ berjuang ya! Tinggal 2 minggu lagi nich!” semangat Happy
“ makasih ya teman – teman..” ucap Ami dengan senyum yang sangat manis, untuk semua teman yang mendukungnya bersama ke3 sahabat plus sahabat barunya Angel..

2 minggu berjalan begitu cepat..
Hari perlombaan itu pun tiba,
Lomba itu diselenggarakan di gedung terbesar di GreenWorld..
Suara dahsyat menggelegar menggetarkan gedung besar nan kokoh itu,
Setelah penyeleksian yang lama, akhirnya hasil pemenang di umumkan..
Ami melihat VG A2Voi berada di urutan 2 setelah VG OpTic, dan betapa kaget Ami,! Karna.. VG OpTic berasal dari MMS Cowok, ia melihat daftar anggota OpTic, ada nama OBIET sebagai KETUA VG!
“ Obiet!!!” seru Ami
“ ada apa mi?” Tanya Oik
“ oh,, gak apa – apa kok..” ucap Ami,
“ A2Voi, ayo siap – siap kalian akan maju ke panggung untuk di serahka pialanya, dan para ketua akan di foto berjejer..”Pandu bu Uci,
Perasaan tak keruan di rasakan oleh Ami, teman yang selama ini menghiburnya.. Obiet.. akhirnya bisa bertemu dengannya..

Begitu nama group di panggil, semua Group yang masuk 3 besar maju kedepan,
Ami sangat deg-degan bertemu dengan Obiet,
Dilihatlah seorang anak berkulit putih imut dan berperangai halus menyapanya,
“ hai Ami.. akhirnya kita bisa bertemu..” ucap cowok itu
“ Obiet?” Tanya Ami
“ iya.. aku Obiet, nanti kita ngobrol lebih banyak ya sahabatku..” ucap Obiet ramah, Ami mengangguk senang,
Setelah acara foto – foto dan penyerahan piala, semua anak dapat beristirahat
“ Ami, kita ke taman dekat gedung ini yuk, disana asik buat ngobrol..” ajak Obiet, Ami memandang ke para sahabatnya, ke4 sahabatnya hanya tersenyum dan membolehkan Ami pergi dengan Obiet
“ udah.. sana.. nanti cerita – cerita ya.. hehe” ucap Oik jahil
Ami pun pergi dengan Obiet

Di taman..
“ gak nyangka ya.. aku bisa ketemu ma idolaku,,” ucap Obiet
“ haha.. ternyata suara VG kalian lebih mantap dari VG ku..” ucap Ami
“ hehe.. tenkyu, tapi tetep aja, di VG ku masing – masing mengidolakan 1 orang dari VG mu.. aku.. idolanya kamu, Cakka idolanya Oik, Iel idolanya Via, Tian idolanya Ify, dan Patton idolanya Angel..” jelas Obiet
“ sebaliknya mungkin sama..” ucap Ami
“ oh iya! Gimana ma persahabatan A2Voi?” Tanya Obiet
“ makin baik.. aku bersyukur ada di tengah – tengah mereka..” ucap Ami
“ hehe.. asik banget tuch kayaknya.. akhirnya.. Bintang Harapam menunjukan rahasia sinarnya pada kita ya..” ucap Obiet
“ betul – betul..” setuju Ami
“ apa nama kita akan masuk ke BIntang harapan ya?” Tanya Obiet
“ mmm.. kayaknya kalau buat aku.. belum pantas,, aku masih banyak kurangnya, masih kurang bijaksana..” ucap Ami
“ itu salah.. menurutku.. Ami adalah cewek paling bijaksana yang pernah ku kenal..!” semangat Obiet
“ hehe.. Obiet juga, anak yang paling bisa menemukan solusi masalah..” ucap Ami membalas pujian dari Obiet, Obiet tersipu malu
“ kalau aja.. MMS cewek dan cowok gak dipisah..” gumam Obiet
“ iya yah..” setuju Ami
“ Ami! Gimana kalau kita buat permintaan untuk tuhan!” seru Obiet
“ permintaan apa?” Tanya Ami
“ kita minta ke tuhan, agar MMS di satukan!” seru Obiet
“ tapi.. tuhan hanya memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita minta..” jelas Ami
“ tapi.. kita butuh! Kita butuh suasana baru! Kita butuh sosialisasi dengan lawan jenis! Karna di dunia kerja, jarang yang berinteraksi sesame jenis!” semangat Obiet makin berkobar
“ hihihi.. kamu lucu ya biet.. ya udah,, aku juga mau doa.. agar MMS cewek dan cowok disatukan..” ucap Ami
“ makasih Ami..!” seru Obiet


Semenjak kejadian itu, Ami merasakan hidupnya lebih bahagia,
Tak terasa .. ujian nasional pun tiba, wisuda sudah didepan mata, dan kelulusan untuk angkatan tahun ini 100 %..
Tapi.. ada yang paling membuat Ami bahagia yaitu..
“ pengumuman kepada seluruh siswa dan siswi, agar berkumpul di lapangan..” ucap suara speaker ( bu Ira yang bicara )
Semua anak bingung, karna tak biasanya mereka di kumpulkan dilapangan, suasana ricuh mulai terlihat dan bisik – bisik jahil anak – anak nakal terdengar,
Bu ira berdiri di podium yang berada di tengah dinding pemisah
“ anak – anak.. dengan diadakannya wisuda tahun ini yang akan diadakan minggu depan, akan ibu sebutkan nama – nama anak yang akan dimasukan namanya ke Bintang Harapan,
Ok.. ibu sebutkan..dari kubu cewek Rahmi Amalia, Oik Cahya Ramadlani, Sivia Azizah, Angelica Martha Pieters, Alyssa saufika, lalu dari kubu cowok Yohanes Baptista Obiet Panggrahito, Patton Otlivio Latupeirissa, Septian putra manuel, Gabriel Stevent damanik, Cakka Kawekas Nuraga..
Nach.. itu nama yang akan dimasukan ke Bintang Harapan, untuk ke10 anak ini, di mohon menuliskan impian kalian untuk sekolah ini kedepannya..”
Ke10 anak ini memang sehati, mereka menuliskan keinginan yang sama.. yaitu… MMS BERSATU!!

Hari akbar itu akhirnya datang juga..
Semua mempersiapkan segalanya dengan matang.. ke10 anak yang terpilih telah menaiki podium masing – masing,
Bu Ira memasukan nama mereka ke dalam BIntang Harapan
Lalu membuka gulungan impian ke10 anak ini..
Betapa terkejut bu Ira membaca keinginan yang sama dari ke10 anak hebat ini,
“ masya Allah.. ini bener ya?” Tanya bu Ira tak percaya, bu Winda membantu membaca kertas impian ke10 anak ini, dan bu Winda tersenyum
“ memang ini saatnya untuk menghancurkan tembok pembatas itu bu..” ucap bu Winda
“ kalau itu mau kalian.. akan ibu kabulkan..” ucap bu Ira

Akhirnya semua anak berkumpul di lapangan untuk menyaksikan penghancuran dinding pemisah MMS cowok dan cewek yang sudah berdiri selama lebih dari 50 tahun ini..
‘ BRAKKKKKK ‘ suara tembok dipecah, sungguh keras, memekikan telinga, tapi saat tembok itu hancur, semua anak bersorak sorai, semua anak berterimakasih pada ke10 anak yang memang terpilih di angkatan 56 yang akan di wisuda ini.
Acara akbar pun di mulai dengan meriah, dengan MMS yag beda, MMS yang sudah bersatu!
Ke10 anak ini berkumpul dan melihat ke arah Bintang Harapan yang bersinar terang bahkan lebih terang dari biasanya di malam yang penuh bintang..
“ Terimakasih Allah.. telah memberikan kesempatan kita untuk menjadi anggota Bintang Harapan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Ami
Ke9 anak lain tertawa riang mendengar teriakan Ami, dan tersenyum dengan senyum yang sangat lepas melihat kebebasan Mars Music School yang sekarang telah bersatu!
Bersinarlah para siswa.. berikan lah kekuatan untuk Mars Music School, terutama untuk BINTANG HARAPAN

THE END
Cast
Rahmi as Ami Patton as Patton
Oik as Oik Gabriel as Iel
Sivia as Via Cakka as Cakka
Ify as Ify Septian as Tian
Angel as Angel Ma’e as bik Omi
Obiet as Obiet
Ellisabeth Yossi as Ellieyput
Vitha Happy as Happy
Raydyna as Raydyna
Winda as bu Winda
Ira maya Shopa as bu Ira

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini