Jumat, 18 September 2009

Kumpulan cerita menggapai mimpi dan persahabatan ( Sahabat Langit )

CERITA 1
Sahabat langit
Malam yang mencekam, berganti dengan pagi yang akan melelahkan bagi seluruh anak di desa kecil bernama desa buyung sari ..
Semua anak selalu menginginkan malam, karna hanya pada malam hari mereka bisa beristirahat dan bermain..
Setelah ufuk pagi tiba, ketakutan dirasakan oleh anak – anak desa buyung sari.. karna anak – anak ini di pekerjakan dengan keras, padahal.. mereka sangat ingin belajar.. tapi apa daya, tak ada satu sekolah pun di desa buyung sari..
“ Dea..! ayo bangun!” seru seorang ibu dengan kasar membangunkan anak sulungnya yang bernama Dea.
“ iya ibu..” ucap Dea pasrah dan bangun, padahal.. punggungnya masih sakit karna ibunya memukul punggungnya tempo hari yang lalu,
“ sudah jam berapa ini?! Dasar anak pemalas! Ayo mandi! Kita harus cepat ke sawah!” bentak ibu Dea, Dea selalu berfikir untuk kabur dan meninggalkan ibunya yang kejam, tapi.. ia sering melihat rambut ibunya yang ubannya makin banyak.. ia baru sadar.. jika tak ada ibunya.. siapa yang akan menghidupinya selama 14 tahun ia berada di dunia ini, walaupun lelah.. Dea bertekad akan melakukan apapun untuk ibunya dengan landasan balas budi
“ hanya ini yang Bisa kulakukan untukmu ibu..” gumam Dea.
Dea pun beranjak dari tempat tidurnya dan segera mandi di sebuah kamar mandi yang berubin aspal.. air dingin menyentuh tubuh Dea, Dea menggigil merasakan air dingin yang mengguyur tubuhnya, ia percepat mandinya, karna ibu Dea telah berteriak akan ke sawah..
Dea pun keluar dan melonggarkan tangannya yang sudah pegal padahal belum bekerja,
“ ayo! Kamu lelet banget sich?!” bentak ibu
Dea hanya tersenyum dan yakin ibunya sangat sayang padanya , ia ambil kerudung coklatnya dan merapihkannya sebentar, lalu keluar menyusul ibunya yang sudah agak jauh meninggalkannya,
Di perjalanan..
“ Shasha!” panggil Dea pada seorang gadis yang menjadi sahabatnya sejak kecil,
“ eh.. kak Dea.. ibu..” ucap Shasha yang pemalu,
“ ah udah gak usah basa basi..! ayo jalan..!” seru ibu Dea
Dea dan Shasa hanya tertawa kecil dan berjalan menikuti ibu Dea ke sawah.
“ sha, kamu bawa apa?” bisik Dea yang bingung melihat bungkusan besar yang di bawa Shasha,
“ ini buku yang akan kit a baca di sawah saat menggembalakan sapi..” jawab Shasha.
“ hah? Kamu curi dari mana?” Tanya Dea
“ dari rumah bu RT, tenang aja.. ini buku2 bekas kok, soalnya aku nemuin buku2 ini di gudang..” ucap Shasha
“ tapi, nanti kembaliin ya?” Tanya Dea meyakinkan
“ sipplah kak..” ucap Shasha

Sesampainya di sawah..
Shasha dan Dea langsung menggembalakan sapi dan domba di bukit dekat sawah..
Shasha langsung membuka bungkusan besar berisi buku yang banyak,
“ wah.. buku – buku mantap!” seru Dea
“ haha.. bener kak..” ucap shasha
Dea mengambil sebuah buku berjudul menggapai mimpi, ia tersenyum lebar melihat buku itu, Shasha bingung melihat tingkah sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya,
“ kak Dea kenapa?” Tanya Shasha
“ aku suka ma judul buku ini..! aku ingin menggapai mimpiku sebagai musisi terkenal, dan kamu jadi asistennya! Kamu mau?” Tanya Dea girang
“ apa mungkin kak?” Tanya shasha ragu,
Dea langsung merangkul shasha dan membaca kalimat penting di cover buku itu, dengan kemampuan membaca yang di ajarkan ayahnya, semasa ayahnya masih hidup,
“ gapailah mimpimu walaupun mimpi itu setinggi langit, kejarlah mimpimu walaupun mimpi itu sejauh surga, jangan pernah berhenti menggapai mimpi, walaupun engkau jatuh, bangkitlah dan percayalah, Allah akan memberikan keajaiban dalam menggapai mimpi ini..” tutur Dea
Shasha langsung tersenyum lebar, bahkan lebih lebar dari senyum Dea,
“ ayo kita gapai mimpi kita kak!” seru Shasha
“ ayo! Jangan jadikan desa ini menjadi halangan untuk menggapai mimpi kita!” seru Dea,
Semenjak itulah kedua sahabat ini belajar mengenai nada dari buku – buku yang mereka pinjam dari beberapa tokoh masyarakat desa ini,
Selama 1 tahun.. mereka belajar mengenai nada, dan subahanallah sekarang mereka cukup pintar membuat sebuah lagu dan suara Dea dan Shasha makin bagus, dengan kualitas menyanyi yang dapat mencapai nada tinggi mereka yakin, akan mudah untuk menggapai mimpi mereka menjadi seorang musisi terkenal, tapi mereka bingung darimana mereka bisa menumpang hingga kota.. akhirnya.. mereka memutuskan untuk mengubur mimpi itu sementara dan memikirkan cara bagaimana mereka bisa sampai ke kota dan menjual lagu – lagu mereka,
Sementara di kota..
“ Ami!! Kamu bisa gak sich tenang dikit! Kakak lagi ngerjain tugas! Kembaliin pensil kesayangan kakak!” bentak seorang lelaki yang terlihat berumur 19 tahun.
“ biarin aja! Kakak juga suka ilangin pensilku!” bentak gadis berkerudung bernama Ami
“ Ami! Kembaliin gak?!” bentak lelaki itu lagi
“ ok! Ami akan balikin pensil kesayangan kak Yugo, tapi ada syaratnya..” ucap Ami menggantung
“ apa syaratnya?” Tanya kak Yugo
“ tahun ini.. Ami mau liburan bareng kak Yugo dan kak Shelly..” ucap Ami dengan mimik sedih
Kak Yugo terpaku mendengar syarat dari Ami, kak Yugo pun menghela nafas, dan mendekati Ami
“ maafin kakak ya dek.. tapi.. itu sulit, kak Shelly masih ada di London untuk kuliah, sedangkan kakak harus mengejar tugas kuliah yang sangat penting.. kamu khan Bisa liburan sama Putrid an adiknya Sivia..” hibur kak Yugo yang mulai panik melihat tetesan airmata dari mata Ami.
“ tapi kak Putri dan Sivia bukan keluarga aku kak!” bentak Ami dan berlari ke kamar, menutup pintu dengan kerasnya.

Di dalam kamar..
Ami memeluk sebuah bingkai foto berisi fotonya bersama kak Shelly, kak Yugo, mama, dan papanya..
“ ma,pa.. andai kalian masih ada..” ucap Ami
“ Allah.. aku ingin merasakan kedamaian hati.. aku ingin merasakan kasih sayang… Allah.. berikan aku sahabat dari langitmu yang indah untuk mengajariku tentang indahnya dunia yang engkau ciptakan untuk mahlukmu yang kecil ini..” doa Ami
‘ Tok..Tok..Tok ’ suara pintu diketuk
Ami langsung mengusap airmatanya dan berpura – pura tidur,
‘ kreekk ‘ suara pintu dibuka
“ Ami..” panggil kak Yugo, tapi Ami tak bergeming dari kebohongannya, kak Yugo pun duduk di samping Ami, ia mengusap sisa air mata Ami,
“ Ami.. kakak sayang banget sama kamu.. demi Allah.. kamulah insan terpenting dalam hidup kakak Ami.. bagi kakak tugas itu memang no.3 setelah kamu dan Shelly, tapi.. kakak ingin melihat Ami bangga mempunyai kakak bergelar S1.. ini adalah mimpi kakak Ami.. mohon mengertilah..” ucap kak Yugo dan pergi,
“ aku gak perduli! Mimpi? Mimpi apa? Mimpi yang bikin Ami sedih!” gumam Ami dengan kesalnya

Keesokan harinya..
“ Ami udah siap ke puncak?” Tanya kak Yugo
Tapi Ami hanya diam karna masih marah akan kejadian semalam,
‘ menarilah dan terus tertawa.. ‘ suara handphone Ami bertanda telepon dari kak Shelly, dengan muka malas, Ami mengangkat telepon itu,
“ halo, ada apa kak?” Tanya Ami dengan nada kesal
“ halo Ami sayang.. kata kak Yugo kamu mau ke puncak ya?” Tanya kak Shelly
“ iya..” jawab Ami singkat
“ maafin kakak ya sayang.. kakak gak Bisa temenin kamu.. “ sesal kak Shelly
“ terserah! “ bentak Ami dan memutuskan pembicaraan antara ia dan kak Shelly
“ lho? Kok di matiinnya kasar banget?” Tanya kak Yugo, tapi Ami tidak menghiraukan perkataan kak Yugo dan naik mobil, Sivia dan Putri mengikuti Ami, ( Putri dan Sivia adalah pengasuh Ami )
Mobil pun berjalan makin menjauh dari rumah Ami’s Family, kak Yugo hanya melambaikan tangannya dengan harapan Ami mau menoleh ke arahnya walau sebentar, tapi sayang.. kini pikiran Ami sangat terbelenggu oleh amarah.


Kembali ke desa Buyung Sari..
“ kak Dea.. sst..” panggil Shasha diam – diam
“ ada apa sha?” bisik Dea yang kaget melihat Shasha mengendap – endap di bawah gundukan gandum yang sedang di bungkus oleh Dea
“ nanti malam kita ke bukit mimpi yuk..” ajak Shasha
“ ok.. tapi sekarang kamu pulang sana.. nanti kalau ibu lihat Bisa berabe..” saran Dea
“ sip kak Dea.. aku tunggu nanti malam ya..” ucap Shasha dan berlari secepat kilat dari tempat kerja Dea,

Di tengah perjalanan yang padat menuju puncak..
“ Sivia, kita keluar bentar yuk, sumpek nich..” ucap Ami
“ iya kak, aku juga sumpek.. ok dech..” setuju Sivia,
“ kak Putri, aku ma Sivia keluar sebentar ya, sumpek banget nich..” ucap Ami
“ iya, tapi jangan kemana – mana ya..” pesan Putri
“ siap kak..” setuju Ami
Ami dan Sivia pun keluar ..
Ami duduk di dekat pohon rindang, ia menyipitkan matanya,
“ huh.. macet panjang nich..” keluh Ami, ia memperhatikan Sivia yang sedang bermain dengan kelinci putih yang sangat lucu,
“ kak Ami.. Sivia mau namain kelinci ini.. Bubu..” ucap Sivia dengan polos
Ami hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya tanda setuju dengan nama yang diberikan Sivia apada kelinci tersebut, Ami merapihkan kerudungnya yang berantakan,
“ BUBU!!” teriak Sivia, Ami kaget mendengar teriakan Sivia, dan melihat apa yang sedang terjadi, ternyata Bubu lari ke dalam hutan, Sivia dengan polosnya mengejar kelinci itu, Ami sangat panik tapi bingung mau melakukan apa, tapi kakinya tanpa sadar ikut mengejar Sivia masuk ke hutan,


Di dalam hutan..
“ Sivia!! Berhenti!!” teriak Ami, tapi Sivia terus berlari mengejar kelinci itu,
Akhirnya Sivia berhasil menangkap Bubu dan ia terduduk riang bak anak kecil mendapat permen besar.
“ hadohhh.. Sivia.. kakak capek..” keluh Ami seraya mengatur nafasnya,
“ kak Ami capek? Duduk dulu aja kak..” ucap Sivia polos
Ami pun duduk di dekat Sivia, ia melihat sekeliling.. dan kepanikannya muncul lagi,
“ astagfirullah! Dimana ini?!” seru Ami
Sivia ikut melihat sekeliling, badannya lemas, ia memeluk Bubu kencang,
“ masya allah! Kita tersesat kak..!” seru Sivia juga
“ allahhuakbar..” ucap Ami seraya menepuk dahinya,
“ yaudah dech.. kita cari pemukiman dekat sini.. mungkin kita bisa menginap dulu, soalnya hari hampir malam..” saran Ami dan menggandeng tangan Sivia.
Setelah berjalan lama.. Ami putus asa.. tapi..
“ KAK AMI!!” teriak Sivia
“ ada apa Sivia?” Tanya Ami kaget
“ kita nemuin desa kecil kak!” seru Sivia girang
“ alhamdullilah..” ucap Ami lega
Ami dan Sivia masuk ke dalam desa yang gersang, dan walaupun hari sudah sore, tapi udaranya sangat panas..
Semua orang memandang Sivia dan Ami heran, dan pandangannya sinis..
Seorang gadis berkerudung menghampiri ke2 gadis yang sedang panik dan bingung ini.
“ hei.. ayo ke rumahku..” ajak gadis itu
Sivia dan Ami mengikuti gadis yang berperangai lembut tersebut,

Di rumah gadis berkerudung tersebut..
“ nach.. kalian duduk dulu ya, aku ambil minum buat kalian..” ucap gadis itu, Sivia dan Ami duduk di sebuah kursi rotan yang sangat kumuh, Ami memperhatikan sekeliling rumah, sungguh kumuh dan tua.. begitu yang ada di dalam pikiran Ami sekarang,
Tak lama kemudian..
Gadis itu datang membawa 2 gelas air putih untuk Ami dan Sivia yang terlihat sangat lelah dan bingung,
“ ini.. minum dulu.. maaf ya hanya bisa hidangkan air putih..” ucap gadis itu, tanpa piker panjang Sivia dan Ami langsung meneguk air putih tersebut karna memang, mereka sangat haus..
“ kenalin.. namaku Dea.. “ perkenal gadis itu yang ternyata adalah Dea,
Selesai meneguk air putih, Ami menghirup udara dalam – dalam, dan tersenyum,
“ namaku Rahmi.. tapi panggil aku Ami, dan ini adikku Sivia..” ucap Ami
“ oh.. mmm.. ngomong – ngomong, kok kalian Bisa ada di desa terpencil seperti ini?” Tanya Dea
Ami pun menceritakan dengan detail bagaimana dirinya dan Sivia Bisa ada di desa kecil dan gersang seperti ini..
“ hah? Dari kota? Wow.. padahal desa ini sangat terpencil, dan sangat jauh dari kota.. kalian pasti udah jalan jauh, nich makan dulu.. maaf ya hanya roti gandum..” ucap Dea agak prihatin
“ terimakasih banget ya Dea.. kamu baik banget.. padahal kita baru bertemu..” ucap Ami
“ sama – sama Ami.. aku senang jika membantu orang di sekitarku..!!!” ucap Dea bersemangat, Ami dan Sivia hanya tersenyum melihat kebaikan Dea
“ disini kok walaupun udah sore tetap panas bagai tengah hari?” Tanya Ami
“ aku juga gak tahu.. tapi jika malam.. dinginnya bener2 kayak di kutub utara lho..! dan aku paling suka malam..” ucap Dea
“ kenapa? Malam khan serem?” Tanya Sivia
“ gak kok, malah asik banget! Soalnya di desa ini.. anak – anak hanya Bisa istirahat di malam hari.. bahkan main pun.. hanya Bisa malam hari..” jelas Dea, SIvia dan Ami saling pandang arti bingung
“ kenapa Bisa gitu?” Tanya Ami
“ karna.. pada pagi hingga hamper senja.. para anak bekerja membantu orang tuanya di sawah, kebun – kebun, dan menggembala ternak..” jelas Dea
“ wow.. tangguh banget..” ucap Ami
“ hehe.. Bisaa aja kali.. emang kota itu kayak gimana?” Tanya Dea
“ kota itu asik kok! Banyak taman bermain dan mall besar!” cerita Sivia
“ tapi.. jika di desa.. kekeluargaan sepertinya lebih erat ya..” ucap Ami
“ ya gitu dech.. emang kenapa?” Tanya Dea
“ gak kok gak.. hehe” ucap Ami seraya terkekeh
Beberapa saat kemudian..
Ibu Dea datang dengan muka yang lesu, Dea langsung mangambilkan minum untuk ibu, ibu duduk di kursi rotan yang sama diduduki oleh Ami dan Sivia, setelah meneguk air yang di berikan Dea..
“ siapa mereka dea? Sepertinya anak kota?” Tanya ibu heran
“ iya bu.. mereka dari kota, yang ini Ami, dan yang memegang kelinci ini Sivia namanya..” jelas Dea
Ibu Dea memberikan respon heran yang sama seperti yang dilakukan Dea saat pertama tahu Ami dan Sivia berasal dari kota yang sangat jauh dari desa ini,
“ bagaimana Bisa kalian tiba di desa ini?” Tanya ibu
“ kami.. tak sadar.. ini karna Sivia mengejar kelinci ini.. akhirnya kami masuk ke hutan dan tiba di desa ini..” jelas Ami
“ oo.. ya udah.. kalian istirahat aja dulu.. ibu akan mencari bantuan ke pak RT, sekarang ibu mau tidur dulu..” ucap ibu lemas
“ buk, Dea mau ke bukit dekat sawah nanti malam ya..” ucap Dea
“ iya dech.. terserah kamu..” ucap ibu yang sudah lelah dan masuk ke rumah,
“ kalian nanti malam ikut aku ya, ke bukit indah.. bukit mimpi..” ajak Dea
“ ok!” seru Ami dan Sivia berbarengan
Dea merapihkan gelas dan piring yang digunakan untuk menyambut Ami dan Sivia, lalu Dea mempersilahkan Ami dan Sivia masuk ke dalam rumah yang mungkin Bisa di bilang.. sangat kumuh,
Ami melihat sekeliling, sangat berbeda dengan rumahnya di kota, Ami merasa prihatin melihat keadaan rumah Dea,,


Malamnya..
“ Ami, Sivia, ayo kita berangkat, udah jam 7 malem nich.. nanti kalau gak cepet – cepet, kita Bisa pulang larut..” ajak Dea
“ ok Dea.. ayo Siv..” ucap Ami seraya menggandeng tangan Sivia

Di perjalanan..
Sivia, Ami, dan Dea menyusuri jalan setapak yang kering, udara dingin menyentuh tubuh ke3 gadis belia ini,
“ kak Ami.. Sivia kedinginan..” keluh Sivia
Ami langsung membuka jaket kesayangannya yang di berikan oleh ayah Ami saat ultah Ami yang ke 7, lalu Ami memakaikannya ke tubuh Sivia,
“ terimakasih kak Ami..” ucap Sivia lembut, Ami hanya tersenyum, kini dinginnya udara malam menyentuh tubuh Ami, Ami berusaha menahan dingin ini, dengan mengajak bicara Dea
“ Dea, apa ada bukit seindah itu di desa segersang ini?” Tanya Ami
“ ada donk..” jawab Dea
“ kenapa kamu menamakannya bukit mimpi? Padahal saat minta izin ke ibumu tadi, kamu hanya bilang.. mau ke bukit dekat sawah..?” Tanya Ami
“ kamu jeli banget ya.. ^_^ ok.. akan ku ceritakan sejarah kenapa aku menamakan bukit itu bukit mimpi bersama sahabatku Shasha..
1 tahun yang lalu.. aku dan Shasha mencuri beberapa buku yang ada di rumah bu RT.. dan aku menemukan sebuah buku yang sangat menarik, judulnya.. ‘ menggapai mimpi ‘ dan pesan yang di berikan oleh buku itu tak pernah kulupakan pesannya ‘gapailah mimpimu walaupun mimpi itu setinggi langit, kejarlah mimpimu walaupun mimpi itu sejauh surga, jangan pernah berhenti menggapai mimpi walaupun engkau jatuh, bangkitlah dan percayalah, Allah akan memberikan keajaiban dalam menggapai mimpi ini..’
dan sejak itu.. di bukit itu.. aku dan Shasha bertekad untuk menjadi musisi terkenal hehe.. sebenarnya aku dan Shasha udah bikin lagu – lagu yang bagus untuk kita jual dan nyanyikan di kota, tapi.. sayang.. desa ini sangat terpencil.. jadi.. kami berdua hanya Bisa bermimpi..” jelas Dea lesu, ucapan Dea barusan membuat Ami teringat dengan kakaknya, impian kak Yugo untuk menjadi seorang sarjana membuatnya berselisih dengan kak Yugo, kini Ami menyesal telah marah pada kak Yugo, ia ingin kembali ke masa lalu untuk minta maaf pada kak Yugo, tapi itu mustahil,
“ kak Ami, kita udah mau sampai kata kak Dea..” ucap Sivia membuyarkan lamunan Ami terhadap kak Yugo
“ hei.. itu Shasha udah nunggu, ayo kita lari!” ajak Dea, Ami dan Sivia ikut berlari dengan riang menuju bukit mimpi.

Di bukit Mimpi..
“ hei kak Dea.. lama banget..” canda Shasha
“ haha.. maaf dech, oh iya kenalin sahabat baru kita, Sivia dan Ami..” perkenal Dea
“ hai namaku Aisha.. tapi panggil aku Shasha..” ucap Shasha lembut
“ ayo kita terlentang..” ucap Dea dan ia terlentang melihat langit yang tak ada satu bintang pun,, kelam.. Sivia, ami dan shasha mengikuti gaya Dea terlentang dan memandang langit.
“ hei.. lihat.. bintang yang sangat indah ya..” ucap Dea
“ iya kak..” setuju Shasha, Sivia dan Ami bingung, karna menurut penglihatan mereka, langit malam itu sangat kelam dan gelap..
“ hah? Mana ada bintang? Langitnya gelap gitu..” ucap Sivia
“ kita emang gak lihat bintang..” ucap Dea seraya tersenyum lembut
“ lalu?” Tanya Ami makin bingung
“ tapi kita merasakan bintang.. coba pejamkan mata, bayangkan .. sekarang kita ada di bukit paling indah di dunia.. dan rasakan kehangatan bintang menyelimuti tubuh kita.. dan sekarang.. coba bayangkan langit penuh bintang menari – nari menghibur kita.. walaupun kalian tak pernah melihat bintang.. tapi rasakan itu semua dengan ikhlas.. dan kalian akan merasa itu semua nyata..” jelas Dea
“ begitulah mimpi.. kita harus yakin kita Bisa menggapainya.. keputus asaan adalah kata yang paling bodoh.. kita berdua pernah bilang putus asa, tapi setiap kita bilang putus asa.. kita selalu ke bukit mimpi dan membayangkan para bintang menari mengarungi lautan hitam langit, berjuang untuk memperlihatkan keindahan sinar mereka pada kita..” ucap Shasha
“ jadi.. kita pun harus berjuang untuk menggapai mimpi kita.. seperti para bintang yang indah itu..” ucap Dea
Ami mencoba memejamkan matanya dengan syahdu, ia membayangkan para bintang yang menari untuknya.. ia membayangkan wajah ayah dan ibunya yang masih bermain dengannya.. tapi lama kelamaan bayangan kedua orang tuanya memudar dan berganti dengan bayangan kedua kakak yang selama ini menjaganya, kak Yugo dan kak Shelly, kedua kakak yang penuh kasih sayang menjaganya.. Ami ingin menangis melihat bayangan itu, tapi.. ia tahu tangisannya tak berguna.. karna ia telah membuat kak Yugo dan kak Shelly sedih.. ia ingin kembali.. ingin meminta maaf pada kedua kakak tercintanya..tangisnya kini terurai karna tak dapat menahan rasa sedih dalam hatinya..
Sebuah bayangan gadis yang sangat cantik mendatanginya..
“ Ami..” bisik gadis penuh cahaya itu lembut
“ siapa kamu?” Tanya Ami
“ aku adalah Angelmu.. semua orang punya Angel..” jelas Angel
“ lalu, mau apa kamu?” Tanya Ami
“ Ami.. sekarang kamu sadar bukan? Kak Yugo dan kak Shelly sangat menyayangimu, Allah telah mengabulkan keinginannmu waktu itu.. apa kau ingat keinginanmu saat malam pertengkaran itu?” Tanya Angel
“ sahabat langit?” Tanya Ami memastikan
“ iya.. ^_^.. dan sekarang kau telah sadar karna ke2 sahabat langitmu.. dan Sivia telah mengantarkanmu bertemu dengan Dea dan Shasha..” jelas Angel, tangis Ami makin deras,
“ jadi.. bagaimana aku Bisa kembali ke kota?” Tanya Ami
“ kau akan tahu jawabannya setelah kamu bangun.. sadarlah sekarang Ami..” ucap Angel menutup mimpi indah yang di alami Ami di atas bukit mimpi,
“ kak Ami.. bangun..” panggil Sivia
“ astagfirullah, aku ketiduran..!” seru Ami
“ hehe.. ya udah, sekarang kita pulang yuk..” ajak Dea
Ami, Sivia, dan Shasha pun beranjak dan pulang.
“ terimakasih ya Dea.. kau dan Shasha adalah sahabat langitku.. kau telah menyadarkanku betapa berharga kedua kakakku.. terimakasih Allah.. aku yakin kau sangat sayang padaku..” gumam Ami

Di rumah Dea..
“ Ami, kamu belum tidur? Ini khan udah jam 10 malam..?” Tanya Dea
“ belum de..” ucap Ami
“ apa yang sedang kamu pikirkan?” Tanya Dea
“ ternyata.. di balik desa yang gersang ini.. mimpi itu berarti ya..” ucap Ami
“ maksudmu?” Tanya Dea makin bingung
“ bukit itu.. bukit yang ajaib.. aku merasa, jika mimpi anak – anak desa ini akan terwujud.. aku janji Dea! Jika aku dan Sivia sudah pulang ke kota! Aku akan meminta kakakku untuk membuatkan jalur transportasi dari desa ini ke kota!” seru Ami
“ bener mi?” Tanya Dea tak percaya
“ bener!” seru Ami semangat
Dea langsung memeluk Ami, dengan airmata yang mengalir deras
“ terimakasih Ami.. akhirnya.. mimpiku dan Shasha akan terwujud..” ucap Dea senang bukan main
“ sama – sama sahabat langitku..” gumam Ami dalam hati

Sementara itu di kota..
“ kamu gimana sich thii?! Gak Bisa jaga anak – anak sebentar!” bentak kak Yugo karna cemas Ami hilang
“ ini bukan mauku kak! Sivia juga hilang! Aku juga takut!” bentak Putri
“ ah! Dasar! Kamu itu gak becus! Sama kayak kamu pak Jono!” caci kak Yugo
“ astagfirullah, kak! Ok..! putri emang salah.. maafin putri tapi.. aku mohon jangan maki pak Jono yang udah mengabdi sama kakak dan keluarga selama 15 tahun..” ucap Putri
Kak Yugo terduduk lemas, menyesal dengan ucapannya barusan..
“ maafin aku ya thii.. aku cemas banget, pak Jono.. maafin Yugo ya..” ucap kak Yugo agak terisak dan merangkul pak Jono yang sudah tua,
“ gak papa den.. yang penting sekarang kita harus lapor polisi..” saran pak Jono, kak Yugo langsung menelpon polisi, lalu menelpon kak Shelly untuk berdoa akan keselamatan Ami dan Sivia..

Keesokan harinya..
Seperti janji ibu Dea kemarin, mengantarkan Ami dan Sivia ke rumah pak RT untuk mengantarnya ke kota..
Setelah menceritakan tentang perihal yang dialami oleh Sivia dan Ami..
“ ok, bapak akan mengantarkan kalian ke kota sekarang.. kalian harus siap – siap ya..” ucap pak Rt
“ terimakasih pak!” seru Ami dan SIvia barengan.

Ami dan SIvia pun pamit pada penduduk desa dan menaiki mobil butut milik pak Rt, Ami melambaikan tangannya pada Dea dan Shasha, kedua anak ini membalasnya dengan senyuman dan lambaian.
Setelah perjalanan yang sangat lama dan jauh, akhirnya mobil butut itu berhasil membawa Ami, Sivia, dan pak Rt ke rumah Ami.
Ami langsung berlari ke dalam rumah,
Didalam rumah kak Yugo masih duduk lesu dan sedih memandang foto Ami, kak Putri hampir teriak atas kedatangan kedua anak yang sudah hilang selama 2 hari 1 malam itu,
“ sssst..” ucap Ami jahil, akhirnya kak Putri tak jadi teriak dan memeluk Sivia yang masih membawa Bubu,
“ kamu kemana sich mi.. kakak janji dech.. kalau kamu kembali.. kakak akan turutin semua keinginan kamu..” ucap kak Yugo,
“ bener nich?” Tanya Ami
“ tu khan.. aku stress.. masa’ aku denger suara Ami put..” ucapan kak Yugo menggantung saat melihat Putri memeluk Sivia, dan menolehkan wajahnya ke arah suara Ami berasal,
“ i..i..ini mi..mi..mimpi bu..bu..bukan ya? Kalau ini mimpi.. kakak gak mau bangun..” ucap kak Yugo terbata – bata karna tak percaya Ami sudah ada di hadapannya,
“ ya udah, sekarang kakak bangun donk! Dan rasakan mimpi itu kini nyata!” seru Ami seraya mencubit pipi kak Yugo seperti Bisaa yang ia lakukan jika sedang bercanda dengan kak Yugo,
“ AWWW sakit Ami!” seru kak Yugo dan tersadar dari kesedihannya,
“ hah? Coba cubit lagi..” ucap kak Yugo, Ami tertawa dan mencubit kak Yugo lebih keras dari yang tadi.
“ AMIIIIIIII!!!!” seru kak Yugo dan memeluk Ami erat,
“ maafin Ami ya kak.. Ami udah marah ma kak Yugo..” ucap Ami
“ kakak yang harusnya minta maaf Ami.. kakak gak Bisa bahagiakan Ami..” ucap Kak Yugo
“ gak kok kak,” ucap Ami seraya melepas pelukannya dari kak Yugo,
“ kalau kakak jadi S1.. Ami akan bangga, jadi kejarlah mimpi kakak..” ucap Ami, kak Yugo kembali memeluk Ami dengan penuh kasih sayang..

Setelah kejadian itu..
Kak Yugo menjadi S1 dan ingin melanjutkan ke S2, sedangkan kak Shelly kembali ke Indonesia untuk menjaga Ami..
Sesuai janji Ami.. di desa buyung sari sudah di buat jalan dan alat transportasi agar semua penduduk desa bisa merasakan tinggal di kota. Dan sekarang di desa buyung sari di dirikan 5 buah sekolah untuk seluruh warga buyung sari..
Dea dan Shasha menjual lagu mereka ke sebuah studio yang pemiliknya adalah teman dari kak Shelly, dan tanggapannya sangat hebat, sekarang.. Dea dan Shasha menjadi pembuat lagu untuk dinyanyikan oleh Ami dan Sivia..Mereka ber4 pun menjadi terkenal seantero Indonesia..Mimpi kedua anak desa buyung sari ini pun.. terwujud..
Seperti pesan pada buku yang pertama kali menjadi inspirasi mimpi kedua gadis desa ini..
‘gapailah mimpimu walaupun mimpi itu setinggi langit, kejarlah mimpimu walaupun mimpi itu sejauh surga, jangan pernah berhenti menggapai mimpi walaupun engkau jatuh, bangkitlah dan percayalah, Allah akan memberikan keajaiban dalam menggapai mimpi ini..’

Cast……………………………………………………….!!!
Rahmi as Ami
Dea as Dea
Aisha as Shasha
Sivia as Sivia
Starlie as Shelly
Yugo as Yugo
Putri (thii) as Putri
Mama Ira as ibu Dea
Om Duta as pak Jono
Uncle Joe as pak RT
Oik as Angel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini