Rabu, 14 April 2010

The miracle voice chapter 7 ( LAST PART )

Rio terdiam dan menatap ketiganya.
" yaampun Rio, kamu kenal sama anak - anak ini? Lihatlah mereka, yang satu pakai kacamata, gak keren, yg cowok ih.. Lusuh, dan yg satu lagi " Alvin tak melanjutkan perkataannya.
" Autis ? " ucap Angel heran
" hah ? Anak Autis masuk ke SMP terkenal kayak gini ?!" teriak Shilla dg gayanya yang sungguh menyebalkan
" heh! Gak usah pakai teriak gitu dong! Kalo kamu cowok, aku tinju kamu! " seru Lintar
" apa kamu bilang ?! " tantang Cakka
" udah gak usah ribut! Aku mau keluar aja dari geng kalian! geng yg gak bisa jaga ucapan! " bentak Rio
" jadi kamu mau melepas masa kepopuleran kamu?" tanya Alvin
" terserah ! ayo Lintar, Chris dan .. "
" Ami ! " seru Ami
" Ami, ayo pergi dari orang - orang sombong ini "
" kamu akan menyesal Rio !" seru Shilla
Rio tak mendengarkan perkataan Shilla dan teman - temannya.
***
Setelah kejadian itu, Chris mendapat sahabat yg sangat memperhatikannya, yaitu Lintar. Rio. Ami.
Chris makin bersemangat untuk sekolah, geng Talenta pun mulai menyadari kesombongan mereka.
***
Halaman 4
Rio. Rahmi. Lintar, ketiga sahabat yg sangat ku sayangi.
Mereka bertiga selalu men supportku.
Ketiga sahabatku yg takkan terganti dengan apapun yang ada di dunia ini.
Sahabat sejatiku.
Selamanya...
***
Seorang gadis memainkan piano nya, bersama adiknya di sebuah pentas terbesar di Indonesia.
" na..namaku Dea Christa Amanda.. adikku tersayang bernama Yohanes Baptista Obiet Panggrahito.. aku adalah seorang Autis yg ingin menggapai mimpiku menjadi seorang pianis dan musisi terkenal dengan adikku Obiet, dan sekarang, aku disini..bersama Obiet membuktikan bahwa kami bisa.. bahwa kami memang anugrah tuhan untuk kedua orang tua kami, sahabat kami, dan Oma kami " tutur Chris
senyumannya kini terkembang dg indahnya untuk impiannya yg telah tercapai karna keajaiban suaranya indah.
***
Pesan moral penulis :
seseorang yg mempunyai impian adalah seorang pemimpi yang sungguh mulia.
tak peduli seperti apa dirimya.
jika ada keinginan, itu lah kunci yg dapat membuka pintu mimpi yg terkunci itu.
Jangan pernah menganggap rendah seseorang yang mempunyai kekurangan.
Karna, dari kekurangan itu, kelebihan yang amat indah dan luar biasa dapat keluar.
Jangan juga berputus asa dg kekurangan yang di punya, jadilah diri sendiri, karna itulah Anugerah dari tuhan yg harus di jaga.

The miracle voice chapter 6

Chris duduk di meja belajar nya.
Dan mulai ia tulis sesuatu, untuk mewakili perasaannya yg bercampur aduk.

Halaman 1
Oma ku tersayang..
Engkau lah orang yang mengajarkanku segala sesuatu dalam hidup ini.
Yang membuatku bersemangat untuk hidup.
Oma, Chris ingat saat pertama kali Oma mengajarkanku tentang Lagu..
Ingat kah Oma, lagu yg pertama kali Oma ajarkan padaku?
Lagu .. Semua tentang kita.. Lagu yg sungguh indah untuk ku.
Susah payah Oma mengajarkan semua itu untukku.
Tapi aku bisa Oma..
Lagu itu selalu menjadi andalanku.
Aku selalu mengingat lagu itu.
Selalu.dan selamanya akan ku ingat.
Oma, hanya kau yang selamanya ada di benakku. di relungku. Aku sangat mencintaimu Oma.

Halaman 2
Obiet, adikku tersayang, seseorang yang ada di dekatku menggantikan Oma.
awalnya Obiet tak pernah menyayangiku.
Tapi.. Aku tau, Obiet selalu menyayangiku.
Dan itu terbukti saat aku bilang, aku mencintainya.
Dan ia juga mencintaiku.
Obiet adalah seperempat dari hatiku.
Obiet adalah seorang yg dapat mengantarkanku ke surga mimpiku.
Andaikan aku menjadi dirinya, tapi itu tak mungkin.
Aku bertekad akan menjadi diri sendiri.
Aku, sangat mencintai adikku Obiet.
Lebih dari apapun.

Halaman 3
Ayah dan Bunda ..
2 orang mulia yg telah membuatku ada di dunia ini.
2 orang yg selalu ku cintai sepanjang hidupku.
2 orang yg menjadi penyemangat hidupku.

" baru 3 halaman yg ku isi.. tapi suatu saat nanti, aku akan memenuhi seluruh halaman dg orang - orang yg ku cintai " ^.^
***
Hari ini adalah hari special untuk Obiet.
Hari ulang tahun Obiet yg ke 10, kurang 2 tahun dari Chris.
" selamat ulang tahun ya sayang " ucap bunda pada Obiet
" selamat ulang tahun bocah lelaki ayah " ucap ayah
" terimakasih ayah, bunda.. Eng.. Kak Chris mana ?" tanya Obiet, ayah dan bunda menggeleng, Obiet mulai cemas.
" seharusnya kak Chris ada di sini " keluh Obiet
" cobalah ke kamarnya Obiet " saran ayah
" ok " ucap Obiet lesu
***
Obiet mengintip ke dalam kamar Dea.
Obiet kaget, melihat kamar kakaknya sungguh indah.
Obiet sadar, kakaknya telah mengundang seseorang selain dirinya. Kak Rio mungkin, begitu pikir Obiet.
Tapi saat Obiet akan melangkah meninggalkan kamar kakaknya.
" Obiet " panggil suaranya yg tak asing lagi bagi Obiet, dg cepat Obiet menoleh ke belakang.
" kak Chris ?"
" kok ka..kamu pe..pergi? A..ayo masuk " ajak Chris.
Obiet duduk di sebuah kursi berwarna putih.
" kak? Ini buat Obiet ?"
" tentu sayang "
" untuk ulang tahun Obiet ?"
" iya Obiet, waktu itu khan kamu pernah ajak kakak untuk kencan, sekarang giliran kakak yg ajak kamu "
tangis Obiet tak terbendung lagi, ia memeluk erat kakak kesayangannya.
" Chris sayang Obiet "
" Obiet juga sayang kakak, sayang lebih dari apapun di dunia ini "
" untuk persembahan kasih sayang kakak"
Chris lepaskan pelukan Obiet, lalu ia berjalan ke depan piano
" aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu "
lagu Dealova di persembahkan Dea untuk adik kesayangannya Obiet.
***
Hari - hari terus berlalu, hingga hari kelulusan itu pun datang.
Chris pun lulus dari SLB dan berhasil masuk ke SMP music Prisma Bintang.
Di SMP MPB, Chris bertemu dengan Lintar, dan juga Rio.
" Chris, akhirnya kamu masuk sini seperti ucapanmu waktu itu " ucap Lintar
" iya Lintar, kamu juga "
" sekarang kita berteman ya ?"
" iya " Lintar tersenyum pada Chris, begitupun Chris pada Lintar.
Seorang gadis terhenti di depan Lintar dan Chris.
" a..aku ju..juga mau menjadi teman kalian" ucap gadis itu
" boleh, si..siapa namamu ?" tanya Chris
gadis itu menyadari, bahwa Chris adalah autis, tapi ia tetap akan menerima Chris dg lapang, ia senang dg sikap ramah Chris.
" namaku Rahmi, tapi panggil saja aku Ami " perkenal Ami yg mulai lancar dg ucapannya
" namaku Chris, da..dan i..ni "
" Lintar " ucap Lintar memotong perkataan Chris
" Lintar dan Chris, salam kenal " ucap Ami dan tersenyum dg manis
mereka bertiga mulai mengobrol dg asyik nya.
Saat mereka bertiga sedang mengobrol, datang 5 anak yang berjalan dg lagak bos.
" mereka lagi " ucap Ami kesal
" kenapa mi? " tanya Lintar, Chris ikut mendengar penjelasan Ami
" mereka ber4 itu 1 geng yg sombong, dari SD mereka selalu bersama, walau aku tidak 1 SD dg mereka, tapi aku tahu kesombongan mereka dari beberapa temanku yg ada di SD mereka, dan.. wah, tambah 1 lagi personil mereka " jelas Ami
" itu khan Rio " ucap Lintar, Chris kaget melihat Rio bersama geng sombong itu.
Semua mata tertuju pada kelima anak yg keren itu.
" Angel, Rio, Alvin, Cakka, haus ni aku, kita ke kantin yuk " ucap salah seorang personil geng yg bernama geng talenta itu.
" ok dech Shilla, yuk " setuju Angel
mereka bertiga pun berjalan dg gaya yg memang sangat keren. Rio yg baru masuk agak canggung memang.
Saat mereka berlima melintasi Chris, Ami dan Lintar, Rio langsung menyapa Chris dan Lintar
" Chris, Lintar! Kalian juga sekolah disini ?" tanya Rio
" iya yo "
" Rio, ayo ke kantin " ajak Cakka
ke empat anak lainnya berhenti dan melihat sinis ke Chris, Lintar, dan Ami.
" kamu kenal sama anak - anak cupu ini?" tanya Angel meremehkan.
Rio terdiam.

The miracle voice chapter 5

Cinta Dea pada Rio terus berkembang..
Tapi sayang, Chris hanya menjadi penggemar rahasia Rio.
***
Lambat laun, Chris bertambah pandai, kemampuan mengingat yg cepat, permainan piano yg indah, dan suara emasnya, makin menjadikannya bintang di SLB nya.
" nyonya, Chris adalah anak yg sangat pandai, sayang jika ia hanya di sekolahkan di SLB ini, setelah lulus dari sini, sebaiknya Chris melanjutkan sekolahnya di SMP music Prisma Bintang, karna menurut saya, SMP itu sangat cocok untuk Chris" saran kak Uci
" benarkah kak?!" tanya bunda setengah tak percaya
" apakah nyonya tak memperhatikan Chris di rumah ?"
" tentu saya memperhatikannya, tapi mungkin yg lebih tahu adalah adiknya Obiet "
" Chris membutuhkan kasih sayang yg lebih untuk mendukung kemampuannya nyonya "
" baik, jika begini keadaannya, saya akan lebih memperhatikan Dea "
Bunda pun menggandeng Chris.
Chris merasa ada yg berbeda dalam diri bundanya.
Ia merasakan kasih sayang yg telah lama hilang dari bundanya.
" bu.. bunda "
" iya Chris ?"
" Chris sayang bunda "
Bunda spontan memeluk Chris
" maafkan bunda ya Chris, bunda selalu membedakanmu dg Obiet, Chris pasti kesepian ya ?" Chris hanya mengangguk
" maafkan bunda ya Chris " ucap bunda agak terisak
" Chris sayang bunda "
" bunda juga sayang Chris, lebih dari apapun "
Chris tersenyum, air matanya menggenang di pelupuk matanya yg sungguh indah, separuh jiwanya yg telah lama hilang, akhirnya telah kembali padanya. Kasih sayang yg Chris dambakan akhirnya ia dapatkan kembali.
***
Chris menunggu Obiet di depan SDN seperti biasa, tapi entah kenapa, rasanya lebih lama dari biasanya.
Seorang anak lelaki yg seumuran dg Chris berlari dari SDN dan menabrak Chris hingga jatuh beserta sepedanya
" maaf banget ya! aku buru - buru, duluan ya!" ucap anak itu dan lari meninggalkan Chris.
Chris hanya meringis kesakitan, karna luka lecet di kakinya.
Tapi tak berapa lama, anak tadi datang lagi.
" maaf banget ya, sini aku obati " anak lelaki itu mengobati luka Chris dg telaten.
" maaf ya sekali lagi, namaku Lintar, namamu? "
" Chris "
Lintar menatap Chris dg tatapan ramah, ia tahu. Chris adalah anak autis, karna ia pun mempunyai adik autis.
" kamu sekolah dimana Chris?"
" di.. di sebelah "
" hm..kamu lagi nunggu siapa?"
" O.. Obiet "
" Obiet? Si master music itu? Pantas saja, wajah kalian agak mirip "
" ka..kamu ke..nal Obiet?"
" tentu!"
" dek Obiet hebat, bisa di kenal banyak orang"
" kamu juga bisa lebih hebat kok dari Obiet, jika kamu mau "
" iya "
Lintar seperti melihat sosok adiknya yg telah lama ia tinggalkan karna dirinya harus melanjutkan beasiswa dari SD nya yg dulu
" o iya, kamu kelas 6 khan? " Chris hanya mengangguk
" kamu mau lanjutin SMP mu kemana?"
" SMP music Prisma Bintang " Lintar tersentak dg pengakuan Chris barusan, bukannya mustahil Chris dapat masuk ke SMP terbaik di Jakarta ini, tapi.. Lintar langsung menepis perasaan meremehkan Chris!
Ia ingin bisa mencontoh Chris, Chris saja bisa optimis, pasti Lintar juga bisa masuk ke SMP tersebut.
" wah, semangat ya Chris " ucap Lintar dan tersenyum ramah pada Chris
" kamu juga mau masuk situ ?"
" tentu !"
" kamu.. ju.. juga semangat "
Lintar kembali tersenyum.
" aku duluan ya "
" dadagh "
***
Tak berapa lama dari kepergian Lintar, bel pulang SDN pun berbunyi, semua anak berhamburan dg riang, setelah menempuh pelajaran yg lumayan berat.
Chris pun mencari Obiet di berbagai sudut.
" kak Chris! " panggil Obiet
" O.. Obiet "
" pulang yuk " ajak Obiet, tapi Chris masih mencari Rio.
Obiet hanya tersenyum melihat tingkah kakak kesayangannya.
" udah kak, pulang yok " ajak Obiet dan menarik tangan Chris
" Obiet !" panggil Suara seorang gadis kecil teman Obiet.
" eh, Sivia, ada apa?"
" ini, bukumu tertinggal " ucap Sivia dan memberikan sebuah buku kecil untuk Obiet
" makasih ya Via " ucap Obiet dan menerima buku nya dari tangan mungil Sivia. Sivia melirik Chris, lalu tersenyum ramah pada Chris. Chris membalasnya juga dg manis
" kakaknya Obiet ya?"
Chris hanya mengangguk
" namaku Sivia kak "
" Chris "
" yaudah, makasih buat bukunya ya vi, kita duluan " ucap Obiet dan mengajak Chris berlalu dari hadapan Sivia
" dadagh "
Chris melambaikan tangannya pada Sivia, Via membalas lambaian tangan Chris.
***
Lagi - lagi, Obiet mengajak Chris ke tempat yg indah.. Danau mimpi ..
" indah khan kak?"
" iya, indah banget"
" kak, apa mimpi kakak yg paling kakak inginkan ?" tanya Obiet
" menjadi seperti Obiet.. " Obiet langsung menatap heran kakaknya
" kok gitu kak ?"
" karna Obiet di kenal banyak orang "
" kakak juga bisa kok"
" maksud Obiet ?"
" jika kakak mau terbuka, kakak pasti bisa "
" bahkan, Obiet mau bisa seperti kak Chris"
" Obiet lucu "
" kok lucu? Obiet mau kuat kayak kakak "
ucapan Obiet barusan menyadarkhan Chris, bahwa Chris adalah Chris, dan Obiet adalah Obiet, Chris tak mungkin menjadi Obiet, ia harus menjadi dirinya sendiri, Chris bisa, menjadi lebih dari Obiet.
" Obiet harus jadi diri sendiri. Karna inilah anugerah dari tuhan untuk Obiet "
" Obiet sayang kak Chris "

Selasa, 13 April 2010

The miracle voice chapter 4

Semenjak kejadian itu, Chris merasakan ada yg berbeda dalam dirinya, hatinya menjadi begitu tenang, permainan pianonya menjadi semakin indah.
Obiet lah pengganti oma sebagai pendengar setia permainan piano Chris.
Lambat laun, perasaan yg aneh itu, di yakini Chris adalah Cinta..
***
Pagi itu, sudah menjadi pagi ke 20 setelah pertemuan Chris dg cowok itu, tapi Chris tak pernah tahu siapakah nama cowok itu.
" kak Chris, sebenarnya kakak nungguin siapa sich ?" tanya Obiet
" kasih tak sampai " ucap Chris
" hah? apa tadi yg kakak bilang??"
" gak kok, gak, yaudah.. Pu..pulang yuk " ajak Chris.
' sepertinya dia gak masuk ' fikir Chris.
***
Di SDN Obiet..
Obiet berjalan melewati cowok yg disukai oleh Chris.
" Obiet, nanti pulang sekolah ke ruang musik ya " ucap cowok itu
" ok Kak Rio " ucap Obiet
Obiet pun melanjutkan perjalanannya ke kelas.
***
Di SLB Chris..
Chris terus memandangi sekolah Obiet lewat jendela.
Sebenarnya apa yg ada di dalam hati Chris, hatinya seperti sebuah sel yg sitoplasma nya akan pecah, bergejolak bagai badai besar yg menerpa rumah - rumah besar, perasaannya sungguh tak keruan, tapi ia merasa sangat nyaman dg apa yg ia rasakan saat ini.
" Dea " panggil kak Uci
Chris hanya menoleh dan tersenyum.
" kamu sedang apa Dea ?" tanya Kak Uci
" De.. Dea lagi melihat SDN adik Dea kak.." jelas Chris
" nama adikmu siapa Dea?"
" Obiet.. "
" Dea, tatapanmu seperti sedang jatuh cinta "
wajah Dea bersemu merah tanda malu.
" hayo ngaku Dea.. " goda kak Uci
Dea hanya mengangguk malu
" jangan malu Dea itu wajar kok " ucap Kak Uci
wajar.. Chris bahagia dg pernyataan kak Uci.ia akan tetap menjadi penggemar rahasia cowok itu. walaupun cowok itu tak pernah menganggapnya ada...
***
Chris kembali menunggu Obiet dan cowok itu..
Tak lama, Obiet datang dan ia bersama cowok itu!
" O.. Obiet, a.. ayo pu.. pulang" ajak Chris gugup
" ayo kak, o iya. kenalin, ini kak Rio kak, Kak Rio, ini kakakku Kak Dea, atau biasa di panggil kak Chris " perkenal Obiet
" salam kenal Chris " ucap Rio dan mengulurkan tangannya pada Chris, dg gugup. Chris menggapai tangan Rio
" kok gemetaran? " tanya Rio
" ng.. nggak apa - apa kok "
" biet, kakakmu Autis ya ? " bisik Rio pada Obiet
" Obiet paling gak suka, kalau ada orang yg bilang kak Chris autis! " bentak Obiet
Chris kaget dg sikap kasar Obiet pada Rio
" ayo pulang kak !" seru Obiet dan naik ke Sepeda Chris.
" biet, aku khan cuma tanya maaf dong " ucap Rio
" aku gak peduli ! Sekali lagi kak Rio bilang kak Chris autis, rasakan akibatnya ! Ayo kak, jalan " ucap Obiet pada Chris, Chris pun mengayuh sepedanya meninggalkan Rio yg penuh rasa bersalah.
...
Di tengah perjalanan..
" kak Chris, kita ke Cafe Cinta yuk " ajak Obiet
" lho, itu khan khusus untuk pasangan pacar biet " ucap Chris
" gak juga kak, kalau kita mau isi acara disana, kita bisa masuk dan makan kue gratis " jelas Obiet
" emang kita mau ngapain ? "
" ayolah kak, sekali - sekali, Obiet mau kencan sama kakak, nyanyi di iringi permainan piano kakak "
" yaudah dech " lalu Chris membelokkan arah kemudinya ke cafe Cinta..
...
Sesampainya Obiet dan Dea di depan pintu masuk cafe cinta.
Obiet mulai menjelaskan maksud kedatangannya pada petugas.
" ok, silahkan masuk " ucap pak petugas
" makasih pak " ucap Obiet, dan menggandeng tangan Chris masuk kedalam.
..
Di dalam cafe, Obiet mengantar Chris ke atas podium, dan mendudukannya di depan Piano.
" ayo kak, mainkan lagu apapun yg kakak mau " ucap Obiet dan tersenyum pada Chris, Chris menatap Obiet penuh kebingungan, tapi akhirnya ia memainkan sebuah lagu di piano tersebut, dg indahnya.. Lagu sempat memiliki menjadi pilihannya. Obiet memasang mic untuk Chris.
" kakak juga nyanyi ya " ucap Obiet, Chris pun mengangguk arti setuju dg permintaan Obiet.
Seketika semuanya menjadi tenang akibat 2 malaikat kecil yg turun dari langit utk menghibur semua yg ada di dalam cafe Cinta.
Syahdu, romantis, damai.. Itulah yg dirasakan semuanya dari Obiet dan Chris
...
Setelah permainan usai, Chris dan Obiet di hadiahi banyak kue dari cafe maupun penonton.
" permainan piano kakak keren banget " ucap Obiet
" i.. iya dong, pulang yuk biet " ajak Chris
" ayo "
***
Perasaan Chris pada Rio memang kasih tak sampai..
Hingga Chris bilang perasaannya pada Rio ke Obiet
" apa?! "
" ka..kamu kaget ya biet ?"
" iya kak, emm.. kakak harus hati - hati sama fans kak Rio "
" maksudnya ?"
" kak Rio itu pujangga sekolah Obiet, gak ada 1 cewek pun yg gak suka sama kak Rio "
" jadi, maksudnya kakak ga bisa dapatkan Rio ?"
" bu bukan gitu kak! Gak kok! "
" yaudah, kamu keluar sana, kakak mau tidur "
" kakak ga marah khan sama aku ?"
" gak kok, kakak ngantuk "
" good night kakakku "
" good night "
ucapan Obiet barusan membuat Chris tak bisa tidur, ucapan Obiet selalu terngiang di pikirannya.
Dea tak bisa tidur malam itu, akhirnya ia duduk di depan piano, dan mulai merasakan apa yg dirasanya dalam hati, lalu ia mainkan piano itu.
" Chris " panggil suara yg tak asing lagi untuknya
suara Oma yg menemaninya dg setia selamanya.

Senin, 12 April 2010

The miracle voice chapter 3

Setelah kepergian oma, Chris terus menyendiri di dalam kamar sambil terus memainkan piano nya, dan sesekali mengobrol dengan Ray, burung merpatinya.
" Ra.. Ray.. Aku kangen oma " ucap Chris, lalu Chris mengambil buku diary oma nya yg pertama.
Ia baca dg seksama. Faktanya, Chris tak pernah belajar membaca, tapi itulah keistimewaan Chris, ia dapat membaca dg cermat walau tak pernah belajar.
Semua orang kini takut ada di dekatnya, begitu pula dg ayah dan ibu.
Chris makin putus asa untuk meneruskan hidup.
Tapi 3 hal yg masih ia tunggu dalam hidupnya.
Cinta, keajaiban, dan mimpi.
Seperti pesan oma di malam latihan terakhir.
" Chris, tetaplah hidup.. Agar Chris bisa menikmati mimpi, keajaiban dan Cinta."
Chris terus mengingat ucapan terakhir oma nya.
" tidak,itu bukan yg terakhir dari oma, Chris akan terus berusaha Oma " ucap Chris dan memainkan piano nya lagi.
***
Bunda dan Ayah memutuskan utk memasukan Chris ke sekolah luar biasa di dekat SD negri Obiet.
" Chris mau khan ?" tanya bunda
Chris hanya mengangguk.
Obiet memandang kakaknya sinis.
" O... Obiet kenapa ?" tanya Chris
" Obiet gak mau kakak sekolah di dekat sekolahku bunda! " berontak Obiet.
" tak apalah Obiet, kamu gak boleh begitu " nasihat bunda, tapi Obiet tak mau mendengarnya.
Bunda dan Ayah hanya menghela nafas dg sifat Obiet
" bu..bunda.. A..ayah.. " panggil Chris
" iya Chris? " tanya Bunda
" a..aku ha..hanya menyusahkan Obiet ya?" tanya Chris
" tidak Chris, sama sekali tidak " hibur Ayah, tapi hati Chris terus terluka dalam, dan semakin dalam.
***
Malam itu, Obiet terus mengurung diri di kamar.
Bunda dan Ayah sudah kewalahan dg sikap manja Obiet, akhirnya Bunda dan Ayah berusaha membiarkan Obiet untuk tenang dg sendiri nya.
Diam - diam, Chris membuka pintu kamar Obiet perlahan.
" O.. Obiet.. " gumam Chris.
Ia masuk perlahan ke kamar Obiet, dan duduk di samping Obiet yg membelakanginya.
" bunda ga usah ke kamar !" hardik Obiet, Chris menatap punggung Obiet, adik yg sangat ia cintai.
" pokoknya Kak Chris nggak boleh sekolah di SLB dekat SDN ku !" omel Obiet
" ke..kenapa O.. Obiet ?" tanya Chris, Obiet kaget mendengar suara Chris di belakangnya, ia langsung berbalik, Obiet menatap paras cantik kakaknya yg saat ini sedang sedih.
" kenapa ? Kakak tanya ke aku, kenapa kakak ga boleh sekolah dekat dg ku?"
Chris mengangguk
" karna aku malu punya kakak seperti kamu !" omel Obiet, dan untuk pertama kalinya Chris meneteskan air matanya..
" Chris sa..sa..sayang Obiet " lalu Chris pergi meninggalkan Obiet, ternyata ucapan Chris barusan menyadarkan Obiet, bahwa Obiet juga sebenarnya menyayangi Chris, tapi gelar master music telah mengambil rasa sayang itu menjadi sebuah gengsi..
" kak Chris .. " panggilan Obiet menghentikan langkah Chris.
Obiet menggapai tangan Chris.
" Obiet juga sayang kak Dea " ucap Obiet lirih, Obiet merasakan air hangat keluar dari pelupuk matanya, Obiet malu menatap kakaknya.
Kontan, Chris memeluk Obiet, adik kesayangan Chris itupun menangis untuk pertama kalinya di pelukan kakak satu - satunya
" maafin Obiet kak " sesal Obiet
Chris terus mengelus Obiet dg kasih sayang.
***
Keesokan harinya..
" benarkah ?! " tanya Bunda tak percaya
" benar bunda, ayah, mulai sekarang. Obiet akan terus menjaga kak Dea " ucap Obiet.
Akhirnya dengan cepat Bunda mendaftarkan Dea ke SLB Prisma, sebuah SLB khusus untuk anak - anak Autisme.
***
Chris mulai merasakan indahnya hidup di SLB tersebut. tapi ia belum menemukan 1 hal dalam hidupnya, yaitu.. Cinta..
***
Hingga di suatu hari..
" be..belajar yg baik ya biet " pesan Chris saat mengantarkan Obiet ke SDN Obiet.
" kakak juga hati - hati ya ^^ " ucap Obiet dan meninggalkan Chris, Chris tetap menatap Obiet hingga Obiet menghilang dari hadapannya.
Saat Chris akan meninggalkan SDN Obiet, Chris tak sengaja melihat seorang cowok yg seumuran dengannya melintas melewatinya, cowok itu sungguh tampan, tinggi, dan wajahnya ramah.
Chris terus menatap cowok itu, hingga cowok itu menghilang.
Entah apa yg dirasakan oleh Chris, perasaannya tak keruan, jantungnya berdegup kencang dan ia mulai mengayuh sepedanya dg riang.
***
Sesampainya di depan SLB, Chris memarkir sepedanya, dan bergabung dengan teman - teman nya.
***
Pelajaran di SLB pun di mulai.
" hari ini kita belajar tentang CINTA, karna diumur kalian ini, akan merasakan cinta pada lawan jenis " ucap seorang guru yg sering di panggil kak Uci.
" cinta itu, bagai bintang yg bersinar di dalam hati, jadi, ketika kita merasakan cinta, bintang itu akan redup lalu bersinar karna gugup, coba rasakan sebuah rasa gugup ketika kalian bertemu dg orang yg kalian sukai." ucapan kak Uci barusan mengingatkan Dea akan cowok yg ia temui tadi pagi.
Dea tersipu malu ketika ia mengingat wajah cowok itu.
" a..aku ma..mau ketemu di..dia lagi.." ucap Dea.
***
Setelah pelajaran usai, Chris langsung melesat ke SDN Obiet.
Chris menunggu Obiet dengan perasaan yang senang.
" kak Chris, maaf ya lama " ucap Obiet
" i..iya.. Se..sebentar ya.." ucap Chris karna ia ingin melihat cowok itu lagi.

The miracle voice chapter 2

Chris mencoba menekan sebuah not pada piano tersebut, ia tersenyum dg sangat manis mendengar suara indah yg dihasilkan piano besar berwarna putih tersebut.
Ia baca buku lagu yg terpasang di piano itu.
Dan dengan cepat Chris hapal lirik demi lirik lagu itu.
Mulai ia mainkan piano itu, pikirannya mulai melayang ke masa saat adiknya Obiet membanggakan bunda dan ayah.
...
2 tahun yg lalu..
Suara emas bunda dan ayah menurun pada Obiet. Suara Obiet begitu halus, ia pun sangat pandai memperindah lagu.
" ku ingin selamanya ada di sisi mu " sebuah lirik lagu penutup di nyanyikan Obiet di pentas taman kanak - kanak nya.
Semua orang yg mendengar suara Obiet langsung terhanyut pada ketenangan dan kehalusan suara Obiet. Tawaran menyanyi mulai mengiringi perjalanan hidup Obiet.
" adik ku yg berumur 3 tahun itu, telah menjadi kebanggaan bunda, ayah, dan oma " gumam Dea di sela - sela ingatannya.
Saat Obiet berumur 4 stengah tahun.
Saat itu, hujan deras tepatnya. Ayah dan Bunda belum bisa menjemput Obiet di TK.
Chris terus memikirkan Obiet yg terjebak di dalam TK dan kedinginan, akhirnya Chris mengambil payung, dan berjalan terseok dan susah payah menuju TK Obiet.
Chris tak memakai payung tersebut, ia menyembunyikan payung tersebut di dalam bajunya, agar payung ini tetap kering dan nyaman utk Obiet.
Tubuhnya basah kuyup dan dingin akibat terpaan air hujan yg makin deras.
Kasih sayangnya pada Obiet mengalahkan rasa lelahnya.
Hingga ia tiba di TK Obiet.
" ada orang gila !" seru seorang anak TK.
" orang gila orang gila kedinginan! " ledek hampir semua anak.
" ada apa sich ?" tanya Obiet
" ada orang gila " ucap temannya dan menunjuk ke arah Dea.
Obiet kaget melihat kakaknya duduk diam kedinginan.
Obiet berpura - pura tak melihat Chris. tapi Chris melihat Obiet, ia tersenyum girang melihat Obiet.
" O.. O.. Obiet " panggil Chris yg terbata ucapannya akibat kedinginanan.
Semua mata tertuju pada Obiet, tatapan heran mengelilingi Obiet.
" wah, ternyata orang tak waras ini kakaknya master music kita !" seru seorang anak, wajah Obiet me.merah menahan malu.
" Obiet, ayo pulang, kakak sudah bawakan payung untukmu " ucap Dea
" kamu ini ! " bentak Obiet, akhirnya Obiet mengambil payung dari Chris dengan kasar dan pergi meninggalkan Chris sendirian.
...
Chris terus memainkan piano nya dengan perasaan tak keruan.
" Dea sayang Obiet " gumam Chris.
Hatinya makin sakit mendengar pertanyaan Obiet pada bunda, yg menginginkan ia di masukan ke rumah sakit jiwa.
" aku ngga gila !!! " marah Chris, permainan piano terus berlanjut mewakili kemarahan Chris.
Sebuah belaian halus hinggap di pundak Chris, menghentikan permainan Chris.
" Chris .. Kamu adalah anak yg berbakat sayang.. " ucap oma, yg mengelus Chris.
" a..aku bukan an..anak ber..berbakat oma " ucap Chris
" jika kamu percaya tentang keajaiban, kamu akan menemukan cahaya pada hatimu Chris "
" ke..keajaiban? "
" ya, bernyanyilah sekali saja " ucap oma dan memberikan sebuah buku lagu utk Chris. Oma mulai bernyanyi mencontohkan pada Chris
" waktu terasa semakin berlalu.. Tinggalkan cerita ttg kita.. Akan tiada bagi kini tawamu.. Tuk hapuskan semua sepi di hati.. ada.. Cerita.. Tentang aku dan dia, saat kita bersama, saat dulu kala, ada cerita ttg masa yg indah, saat kita berduka.. Saat kita tertawa.. " senandung oma, Chris mencoba mengingat lagu yg di nyanyikan Oma
Chris mulai bernyanyi, walau terbata - bata, oma kaget dg suara Dea, cucunya yg sangat indah, oma menangis dan memeluk Chris
" suaramu sungguh indah sayang " ucap oma.
" Oma .. " panggil Chris
" iya Chris ? " tanya Oma menanggapi panggilan Chris.
" aku ju.. juga bisa jadi Obiet kah?"
" bisa Chris, bahkan Chris akan menjadi seorang yg lebih dari Obiet " ucap oma.
***
Oma terus melatih permainan piano dan vokal Chris, walaupun sangat sulit utk seorang Chris yg Autis, tapi oma terus berusaha, karna Oma melihat sebuah kesungguhan yg terpancar di wajah Chris.
" ayo, coba terus Chris.." ucapan itu bagai sebuah penyemangat hidup Chris yg awalnya putus asa karna pertanyaan Obiet tempo lalu.
Seusai melatih Chris, Oma keluar dg perasaan lega.
" mama " panggil ayah
" ada apa Aldo ?"
" apa yg sedang mama rencanakan utk Chris ?"
" aku sedang menggali talenta anak itu " jelas oma dg penuh keyakinan
" tapi, apakah Chris tau tentang penyakit Oma? "
" Chris tak perlu tahu, karna aku ingin tenang meninggalkan Chris "
Oma tersenyum dan meninggalkan ayah dg perasaan yg sangat tenang, dan tak seperti biasanya.
Di dalam kamar Oma, Oma menulis di sebuah catatan yg rutin ia tulis setiap hari untuk Chris, dan kelak saat ia telah pergi, buku diary yg berjumlah 40 buku yg ia tulis sejak ia masih SMA dulu, akan ia wariskan utk Chris sebagai bacaan penyemangat hidup Chris.
***
Beberapa bulan terakhir ini, kondisi oma terus menurun, tak jarang oma selalu muntah darah di sela - sela latihan Chris.
Hingga akhirnya, oma pergi untuk selamanya meninggalkan Chris yg masih membutuhkan kasih sayang oma.
Chris bertekad akan menjaga diary dan piano pemberian Oma.
"aku janji"

The miracle voice chapter 1

Berawal di tahun 1998.
Seorang wanita dg perutnya yg sungguh besar di antarkan dengan sebuah tempat tidur beroda menuju sebuah ruangan bedah, derap kaki mengiringi jeritan wanita itu.
Setelah wanita tersebut masuk ke ruang bedah, lelaki yg mengantarkan nya pun menunggu dengan cemas, bak sebuah mobil lalu lalang di jalanan yang sepi, lelaki tersebut melakukan hal yg sama selama beberapa jam.
Menggigit jari, mondar mandir, berkeringat dingin, dan lainnya.
Hingga 5 jam kemudian.
" OEEEEEEEE " suara tangisan seorang malaikat kecil yg baru lahir terdengar memekakan telinga.
Tapi tidak untuk seorang lelaki yg resmi menjadi ayah tunggal untuk bayi mungil tersebut, suara tangisan bayi itu sungguh membuat lelaki itu bahagia hingga tangisan kecil terjadi dalam diri ayah baru ini.
Seraya, lelaki ini mengintip ke dalam ruang bedah.
" maaf pak, anda belum bisa mengintip " ucap seorang suster.
" oh, maaf mbak " ucap lelaki tersebut dan berjalan lunglai ke bangku yg dari tadi menjadi saksi nya menunggu kelahiran buah hatinya.
Setelah beberapa lama, akhirnya suster yg tadi mengusirnya mengajak lelaki itu ke kamar para bayi yg baru dilahirkan, termasuk bayinya.
" silahkan pak, itu bayi bapak, perempuan. Cantik bukan ? "
" sangat cantik, mbak suster, saya ingin menemui istri saya "
" boleh, ayo ikut saya "
setibanya di dalam kamar bedah, tempat lahirnya anak pertama pasangan suami istri tersebut.
" anak kita perempuan yah "
lelaki itu mengangguk senang
" jadi kita akan menamai nya siapa yah ?" setelah lama berfikir, akhirnya sebuah kata terlintas di pikiran ayah ini
" Christa, bunda "
" Dea yah.."
" Amanda, hmm.. Dea Christa Amanda ! " seru ayah
" ya ! Chris ! itu nama panggilannya ! " setuju bunda sekaligus memberi usul nama panggilan
" tentu ! Chris.. "
***
Beranjak 2 tahun kemudian..
" mama benar akan tinggal di sini?" tanya ayah
" iya, aku ingin terus bersama Chris " ucap seorang wanita renta tapi berwibawa.
" baik ma " setuju bunda
" dan piano ini aku berikan pada Chris " ucap Oma
sebuah piano besar di keluarkan dari mobil boks besar.
" terimakasih ma " ucap bunda
setelah adanya Oma di tengah keluarga ini, semua begitu lancar.
Hingga akhirnya..
" PRANGGG " sebuah suara piring pecah mengagetkan semua penghuni rumah.
Bunda. Ayah. Oma langsung menuju sumber suara.
Chris terlihat duduk di depan pecahan piring tersebut, tatapannya dingin, ia duduk meringkuk menatap pecahan piring itu.
" Chris, kamu nggak apa - apa khan? " tanya bunda cemas, tapi Chris terus diam.
" ada apa dengan Chris bunda ?" tanya ayah, tapi bunda hanya menggeleng.
Awalnya sikap aneh Chris hanya di anggap kenakalan anak biasa.
Tapi selang beberapa bulan, saat Chris di masukan ke suatu Play Group.
Chris seperti orang sakit jiwa, terkadang diam dan menyendiri, kadang marah tak keruan hingga semua orang menjauhinya.
" tak ada satupun orang yg berani mendekatinya nyonya " ucap salah satu guru disitu.
" memangnya kenapa bu ?
" anak nyonya adalah seorang autis " pernyataan tersebut menghantam keras di hati bunda, tak di sangkanya, anak perempuan tunggal nya adalah seorang autis.
Seorang yg mempunyai penyakit kejiwaan yg mustahil disembuhkan.
Bunda langsung membawa Chis keluar dari Play Grup tersebut.
***
Di rumah, bunda menceritakan semua pada ayah dan oma.
" tidak mungkin bunda! Ayah tak percaya !" protes ayah
" tapi itulah kenyataannya ayah "
semua menatap Chris yg duduk termangu, pandangannya sungguh kosong.
Ayah dan bunda tak tahu lagi apa yg harus mereka lakukan hari ini dan seterusnya untuk Chris.
***
Selang beberapa bulan setelah semua orang tahu bahwa Chris adalah Autis.
Bunda kembali melahirkan seorang anak lelaki yg mereka beri nama Yohanes Baptista Obiet Panggrahito.
" semoga Obiet adalah anak yang normal ya yah " ucap Bunda
" semoga bun" setuju Ayah
***
5 tahun kemudian..
Kehidupan Chris sungguh di bedakan dari Obiet, jika Obiet adalah sang kebanggaan, Chris hanyalah bayangan nya.
Obiet pun malu mempunyai Chris sebagai kakaknya.
" bunda, kenapa kak Dea tidak di masukan ke rumah sakit jiwa ?" tanya Obiet, bunda langsung terhenyak mendengar pertanyaan Obiet.
Niat itu memang sudah ada dalam benak bunda saat Obiet berumur 3 tahun, dan mulai mengharumkan nama keluarga yg dulu sempat tercemar akibat Chris yg Autis.
Tapi Oma bersih keras menolak usulan itu, begitu juga ayah.
Chris mendengar pembicaraan adiknya dg bunda.
Hati Chris terluka, tapi ia tak dapat menangis, karna ia bahkan tak tahu cara mengeluarkan air mata.
Kesedihan itu pun tetap ada di hatinya, dan tak pernah sembuh.
***
Chris duduk di depan piano pemberian oma nya di temani sebuah sangkar berisi temannya, sang Merpati yg ia namakan Ray.
" Ra.. Ray.. Kenapa bunda tak me..me..me nginginkanku "
tapi seekor burung merpati tak dapat menjawab nya.ia hanya menjadi saksi bisu kesedihan Chris.
Kamar Chris adalah sebuah ruang kedap suara, jadi jika Chris mulai marah, tak ada yg mendengarnya.
Kecuali Oma nya yg kamarnya ada tepat di sebelah kamar Chris.
Hingga pada suatu hari, Chris mencoba membaca

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini