Rabu, 14 April 2010

The miracle voice chapter 5

Cinta Dea pada Rio terus berkembang..
Tapi sayang, Chris hanya menjadi penggemar rahasia Rio.
***
Lambat laun, Chris bertambah pandai, kemampuan mengingat yg cepat, permainan piano yg indah, dan suara emasnya, makin menjadikannya bintang di SLB nya.
" nyonya, Chris adalah anak yg sangat pandai, sayang jika ia hanya di sekolahkan di SLB ini, setelah lulus dari sini, sebaiknya Chris melanjutkan sekolahnya di SMP music Prisma Bintang, karna menurut saya, SMP itu sangat cocok untuk Chris" saran kak Uci
" benarkah kak?!" tanya bunda setengah tak percaya
" apakah nyonya tak memperhatikan Chris di rumah ?"
" tentu saya memperhatikannya, tapi mungkin yg lebih tahu adalah adiknya Obiet "
" Chris membutuhkan kasih sayang yg lebih untuk mendukung kemampuannya nyonya "
" baik, jika begini keadaannya, saya akan lebih memperhatikan Dea "
Bunda pun menggandeng Chris.
Chris merasa ada yg berbeda dalam diri bundanya.
Ia merasakan kasih sayang yg telah lama hilang dari bundanya.
" bu.. bunda "
" iya Chris ?"
" Chris sayang bunda "
Bunda spontan memeluk Chris
" maafkan bunda ya Chris, bunda selalu membedakanmu dg Obiet, Chris pasti kesepian ya ?" Chris hanya mengangguk
" maafkan bunda ya Chris " ucap bunda agak terisak
" Chris sayang bunda "
" bunda juga sayang Chris, lebih dari apapun "
Chris tersenyum, air matanya menggenang di pelupuk matanya yg sungguh indah, separuh jiwanya yg telah lama hilang, akhirnya telah kembali padanya. Kasih sayang yg Chris dambakan akhirnya ia dapatkan kembali.
***
Chris menunggu Obiet di depan SDN seperti biasa, tapi entah kenapa, rasanya lebih lama dari biasanya.
Seorang anak lelaki yg seumuran dg Chris berlari dari SDN dan menabrak Chris hingga jatuh beserta sepedanya
" maaf banget ya! aku buru - buru, duluan ya!" ucap anak itu dan lari meninggalkan Chris.
Chris hanya meringis kesakitan, karna luka lecet di kakinya.
Tapi tak berapa lama, anak tadi datang lagi.
" maaf banget ya, sini aku obati " anak lelaki itu mengobati luka Chris dg telaten.
" maaf ya sekali lagi, namaku Lintar, namamu? "
" Chris "
Lintar menatap Chris dg tatapan ramah, ia tahu. Chris adalah anak autis, karna ia pun mempunyai adik autis.
" kamu sekolah dimana Chris?"
" di.. di sebelah "
" hm..kamu lagi nunggu siapa?"
" O.. Obiet "
" Obiet? Si master music itu? Pantas saja, wajah kalian agak mirip "
" ka..kamu ke..nal Obiet?"
" tentu!"
" dek Obiet hebat, bisa di kenal banyak orang"
" kamu juga bisa lebih hebat kok dari Obiet, jika kamu mau "
" iya "
Lintar seperti melihat sosok adiknya yg telah lama ia tinggalkan karna dirinya harus melanjutkan beasiswa dari SD nya yg dulu
" o iya, kamu kelas 6 khan? " Chris hanya mengangguk
" kamu mau lanjutin SMP mu kemana?"
" SMP music Prisma Bintang " Lintar tersentak dg pengakuan Chris barusan, bukannya mustahil Chris dapat masuk ke SMP terbaik di Jakarta ini, tapi.. Lintar langsung menepis perasaan meremehkan Chris!
Ia ingin bisa mencontoh Chris, Chris saja bisa optimis, pasti Lintar juga bisa masuk ke SMP tersebut.
" wah, semangat ya Chris " ucap Lintar dan tersenyum ramah pada Chris
" kamu juga mau masuk situ ?"
" tentu !"
" kamu.. ju.. juga semangat "
Lintar kembali tersenyum.
" aku duluan ya "
" dadagh "
***
Tak berapa lama dari kepergian Lintar, bel pulang SDN pun berbunyi, semua anak berhamburan dg riang, setelah menempuh pelajaran yg lumayan berat.
Chris pun mencari Obiet di berbagai sudut.
" kak Chris! " panggil Obiet
" O.. Obiet "
" pulang yuk " ajak Obiet, tapi Chris masih mencari Rio.
Obiet hanya tersenyum melihat tingkah kakak kesayangannya.
" udah kak, pulang yok " ajak Obiet dan menarik tangan Chris
" Obiet !" panggil Suara seorang gadis kecil teman Obiet.
" eh, Sivia, ada apa?"
" ini, bukumu tertinggal " ucap Sivia dan memberikan sebuah buku kecil untuk Obiet
" makasih ya Via " ucap Obiet dan menerima buku nya dari tangan mungil Sivia. Sivia melirik Chris, lalu tersenyum ramah pada Chris. Chris membalasnya juga dg manis
" kakaknya Obiet ya?"
Chris hanya mengangguk
" namaku Sivia kak "
" Chris "
" yaudah, makasih buat bukunya ya vi, kita duluan " ucap Obiet dan mengajak Chris berlalu dari hadapan Sivia
" dadagh "
Chris melambaikan tangannya pada Sivia, Via membalas lambaian tangan Chris.
***
Lagi - lagi, Obiet mengajak Chris ke tempat yg indah.. Danau mimpi ..
" indah khan kak?"
" iya, indah banget"
" kak, apa mimpi kakak yg paling kakak inginkan ?" tanya Obiet
" menjadi seperti Obiet.. " Obiet langsung menatap heran kakaknya
" kok gitu kak ?"
" karna Obiet di kenal banyak orang "
" kakak juga bisa kok"
" maksud Obiet ?"
" jika kakak mau terbuka, kakak pasti bisa "
" bahkan, Obiet mau bisa seperti kak Chris"
" Obiet lucu "
" kok lucu? Obiet mau kuat kayak kakak "
ucapan Obiet barusan menyadarkhan Chris, bahwa Chris adalah Chris, dan Obiet adalah Obiet, Chris tak mungkin menjadi Obiet, ia harus menjadi dirinya sendiri, Chris bisa, menjadi lebih dari Obiet.
" Obiet harus jadi diri sendiri. Karna inilah anugerah dari tuhan untuk Obiet "
" Obiet sayang kak Chris "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini