Senin, 12 April 2010

The miracle voice chapter 2

Chris mencoba menekan sebuah not pada piano tersebut, ia tersenyum dg sangat manis mendengar suara indah yg dihasilkan piano besar berwarna putih tersebut.
Ia baca buku lagu yg terpasang di piano itu.
Dan dengan cepat Chris hapal lirik demi lirik lagu itu.
Mulai ia mainkan piano itu, pikirannya mulai melayang ke masa saat adiknya Obiet membanggakan bunda dan ayah.
...
2 tahun yg lalu..
Suara emas bunda dan ayah menurun pada Obiet. Suara Obiet begitu halus, ia pun sangat pandai memperindah lagu.
" ku ingin selamanya ada di sisi mu " sebuah lirik lagu penutup di nyanyikan Obiet di pentas taman kanak - kanak nya.
Semua orang yg mendengar suara Obiet langsung terhanyut pada ketenangan dan kehalusan suara Obiet. Tawaran menyanyi mulai mengiringi perjalanan hidup Obiet.
" adik ku yg berumur 3 tahun itu, telah menjadi kebanggaan bunda, ayah, dan oma " gumam Dea di sela - sela ingatannya.
Saat Obiet berumur 4 stengah tahun.
Saat itu, hujan deras tepatnya. Ayah dan Bunda belum bisa menjemput Obiet di TK.
Chris terus memikirkan Obiet yg terjebak di dalam TK dan kedinginan, akhirnya Chris mengambil payung, dan berjalan terseok dan susah payah menuju TK Obiet.
Chris tak memakai payung tersebut, ia menyembunyikan payung tersebut di dalam bajunya, agar payung ini tetap kering dan nyaman utk Obiet.
Tubuhnya basah kuyup dan dingin akibat terpaan air hujan yg makin deras.
Kasih sayangnya pada Obiet mengalahkan rasa lelahnya.
Hingga ia tiba di TK Obiet.
" ada orang gila !" seru seorang anak TK.
" orang gila orang gila kedinginan! " ledek hampir semua anak.
" ada apa sich ?" tanya Obiet
" ada orang gila " ucap temannya dan menunjuk ke arah Dea.
Obiet kaget melihat kakaknya duduk diam kedinginan.
Obiet berpura - pura tak melihat Chris. tapi Chris melihat Obiet, ia tersenyum girang melihat Obiet.
" O.. O.. Obiet " panggil Chris yg terbata ucapannya akibat kedinginanan.
Semua mata tertuju pada Obiet, tatapan heran mengelilingi Obiet.
" wah, ternyata orang tak waras ini kakaknya master music kita !" seru seorang anak, wajah Obiet me.merah menahan malu.
" Obiet, ayo pulang, kakak sudah bawakan payung untukmu " ucap Dea
" kamu ini ! " bentak Obiet, akhirnya Obiet mengambil payung dari Chris dengan kasar dan pergi meninggalkan Chris sendirian.
...
Chris terus memainkan piano nya dengan perasaan tak keruan.
" Dea sayang Obiet " gumam Chris.
Hatinya makin sakit mendengar pertanyaan Obiet pada bunda, yg menginginkan ia di masukan ke rumah sakit jiwa.
" aku ngga gila !!! " marah Chris, permainan piano terus berlanjut mewakili kemarahan Chris.
Sebuah belaian halus hinggap di pundak Chris, menghentikan permainan Chris.
" Chris .. Kamu adalah anak yg berbakat sayang.. " ucap oma, yg mengelus Chris.
" a..aku bukan an..anak ber..berbakat oma " ucap Chris
" jika kamu percaya tentang keajaiban, kamu akan menemukan cahaya pada hatimu Chris "
" ke..keajaiban? "
" ya, bernyanyilah sekali saja " ucap oma dan memberikan sebuah buku lagu utk Chris. Oma mulai bernyanyi mencontohkan pada Chris
" waktu terasa semakin berlalu.. Tinggalkan cerita ttg kita.. Akan tiada bagi kini tawamu.. Tuk hapuskan semua sepi di hati.. ada.. Cerita.. Tentang aku dan dia, saat kita bersama, saat dulu kala, ada cerita ttg masa yg indah, saat kita berduka.. Saat kita tertawa.. " senandung oma, Chris mencoba mengingat lagu yg di nyanyikan Oma
Chris mulai bernyanyi, walau terbata - bata, oma kaget dg suara Dea, cucunya yg sangat indah, oma menangis dan memeluk Chris
" suaramu sungguh indah sayang " ucap oma.
" Oma .. " panggil Chris
" iya Chris ? " tanya Oma menanggapi panggilan Chris.
" aku ju.. juga bisa jadi Obiet kah?"
" bisa Chris, bahkan Chris akan menjadi seorang yg lebih dari Obiet " ucap oma.
***
Oma terus melatih permainan piano dan vokal Chris, walaupun sangat sulit utk seorang Chris yg Autis, tapi oma terus berusaha, karna Oma melihat sebuah kesungguhan yg terpancar di wajah Chris.
" ayo, coba terus Chris.." ucapan itu bagai sebuah penyemangat hidup Chris yg awalnya putus asa karna pertanyaan Obiet tempo lalu.
Seusai melatih Chris, Oma keluar dg perasaan lega.
" mama " panggil ayah
" ada apa Aldo ?"
" apa yg sedang mama rencanakan utk Chris ?"
" aku sedang menggali talenta anak itu " jelas oma dg penuh keyakinan
" tapi, apakah Chris tau tentang penyakit Oma? "
" Chris tak perlu tahu, karna aku ingin tenang meninggalkan Chris "
Oma tersenyum dan meninggalkan ayah dg perasaan yg sangat tenang, dan tak seperti biasanya.
Di dalam kamar Oma, Oma menulis di sebuah catatan yg rutin ia tulis setiap hari untuk Chris, dan kelak saat ia telah pergi, buku diary yg berjumlah 40 buku yg ia tulis sejak ia masih SMA dulu, akan ia wariskan utk Chris sebagai bacaan penyemangat hidup Chris.
***
Beberapa bulan terakhir ini, kondisi oma terus menurun, tak jarang oma selalu muntah darah di sela - sela latihan Chris.
Hingga akhirnya, oma pergi untuk selamanya meninggalkan Chris yg masih membutuhkan kasih sayang oma.
Chris bertekad akan menjaga diary dan piano pemberian Oma.
"aku janji"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini