Senin, 28 September 2009

Sayap Surga Bagian 3 tamat

Sayap Surga bagian 3
Malamnya, aku menceritakan semua pada ayah,
Ayah memeluk diriku, ia meneteskan airmatanya.. airmata kebahagiaan..
“ ayo berjuang malaikat kecil ayah..” ucap ayah, malaikat kecil memang sebutanku sejak kecil, dan sekarang.. setelah sekian lama.. aku mendengarnya lagi dari ayah,
“ ayah mau melihat sayap Surga itu sekali lagi..” ucap Ayah
“ aku akan memperlihatkannya ayah..” ucap Ami,
Seusai makan malam, ayah memberikanku sebuah gaun..
“ ini Ami.. gaun putih yang cantik milik ibumu.. yang sekarang mungkin akan kau pakai di pensi nanti..” ucap ayah,
Ku pegang sebuah gaun yang lembut..
“ warna apa ayah?” tanyaku
“ putih.. seperti hatimu Ami..” jelas ayah
Aku mencium wangi yang tak pernah kucium, tapi wangi itu membuatku ingin menagis..
“ ayah.. wangi apa ini?” tanyaku
“ ini wangi ibumu Sayang..” jelas ayah
Pantas saja,, wangi ibu ini membuatku sangat merindukan pelukan yang tak pernah kudapat darinya..
Seusai memberiku gaun, ayah membawaku ke kamar, aku tertidur dengan lelap dan bahagia.

Keesokan harinya,
Sesuai janjiku aku menyiapkan semua sendiri, tanpa Ichad,
Walaupun.. aku jatuh lagi, tapi tak ku hiraukan semua itu, yang penting aku ingin menjadi Ami yang mandiri..


3 bulan berlalu..
Tak terasa pensi itu seminggu lagi akan tiba, aku sangat bahagia..
Aku telah mempersiapkan semuanya..
Tapi.. disuatu malam..
“ astagfirullah! Ayah kenapa??!” tanyaku saat mendengar ayah masuk rumah sakit karna kecelakaan.
Aku, Ichad, Dede, dan kak Fani langsung menuju rumah sakit..
Di rumah sakit..
“ ayah – ayah kenapa?!!!!” tanyaku panic
“ ayah gak apa – apa kok nak.. ayah hanya kecelakaan kecil..” ucap ayah, walaupun ayah bilang begitu, tapi aku masih sangat cemas, ayah mengelus kepalaku lembut..
“ sudah.. ayah baik – baik saja, 2 hari lagi, penampilan pensimu bukan?” Tanya Ayah, betapa aneh ayah, ia masih menanyakan pensiku,
“ ayah gak usah Tanya pensi.. sekarang.. ayah harus istirahat..” ucapku
“ ayah sangat ingin melihat sayap itu lagi Sayang..” ucap ayah
“ tapi.. ayah sedang sakit..” ucapku kembali terisak
“ tak apa,, ayah akan berjuang untuk Ami..” ucap ayah
Aku pun menangis di pelukan ayahku.. tersayang..
“ aku gak mau ayah kemana – mana.. ayah.. Ami akan membentangkan sayap Ami.. Ami janji..” ucapku
“ pasti Ami.. ayah yakin, ayah akan melihat sayap itu lagi..” ucap Ayah

2 hari berlalu, hari pensi pun tiba.. dan aku tahu.. keadaan ayah tak begitu baik.. dan aku baru tahu.. ayahku akan di operasi hari itu..
Karna luka yang di deritanya tak kunjung sembuh..
Aku menitipkan pesan untuk ayah lewat perawat di rumah sakit itu,
“ suster.. jika memang ayah saya tidak Bisa pergi kemana – mana, tolong.. jangan sampai ia nekat pergi ke pensi sekolah saya..” ucapku dan pergi menuju sekolah..

Di sekolah..
“ Ami.. kamu siap?” Tanya Obiet
“ tentu,,” ucapku , tapi.. perasaanku tetap tertuju pada ayah..
Aku takut.. ayah tak Bisa melihat sayapku..
Tapi yang paling kutakutkan.. ayahku tak Bisa kembali bersamaku..
Aku terus berdoa, hingga akhirnya tiba giliranku 5 menit lagi,
Ayah menelponku..
“ Ami.. maaf ya.. ayah tak Bisa Datang ke pensimu.. ayah tak Bisa melihat sayapmu.. maafkan ayah Ami..” ucap ayah yang terdengar menangis
“ gak papa ayah.. Ami akan menaruh handphone ini di di dekat Ami.. dan saat ayah di operasi, ayah akan mendengar suara piano yang kumainkan..” ucapku
“ baik.. ayah akan merasakan keindahan sayap itu lewat telinga ayah.. seperti yang biasa kau lakukan..” ucap ayah
“ dan sekarang ayah tahu.. aku selalu melihat sayap Surga di diri ayah.. dan sekarang.. ayah yang akan melihatnya dan merasakannya dariku.. maafkan Ami yah.. Ami selalu egois..” ucapku
“ terimakasih Ami.. doa ayah akan selalu ada di dekatmu..” ucap Ayah.
Hampir airmataku menetes, tapi langsung ku seka, karna namaku dan Obiet telah dipanggil oleh sang MC..
Obiet mendorong kursi rodaku..
Aku dengar satu not seperti biasa, dan mulai memainkan pianonya, tak lupa sebelumnya sudah kunyalakan handphone ku agar aku ayah Bisa mendengar permainan pianoku dan merasakan sayap Surga terbentang dari dalam diriku..
Semua sunyi.. hanya ada suara Obiet yang bernyanyi dengan indahnya..
Dan permainanku selesai..
Suara tepuk tangan menggema, aku dan Obiet kembali ke belakang panggung, dan.. aku.. mencium wangi ibu.. aku merasakan wangi itu dekat denganku.. airmataku kini mengalir deras..
“ ayah.. apa kau masih mendengarku..?” tanyakku
“ iya Ami.. dan ayah sudah Bisa melihat sayap itu.. berkat permainan pianomu.. operasi ayah berhasil.. ayah tak merasakan sakitnya operasi karna dirimu Ami.. Sayang..” ucap ayah,
“ Ami kangen ayah..” ucapku
Sobat.. kali ini.. aku merasa sayapku ini berkembang.. aku merasa.. ibu ada didekatku.. mengelus diriku.. betapa bahagia hidupku..
Aku beristirahat di tempat peristirahatan untuk siswa dan siswi yang sudah tampil,
Oik, Etta, Ichad, dan Dede menyeruak masuk bersama kak Fani.
Mereka mengelu-elukan diriku,
Berbagai kiriman bunga di tujukan padaku..
Dan ada satu kiriman bunga yang wanginya mirip dengan wangi ibuku..
“ bunga ini..” ucapku ragu,,
“ bunga itu kiriman ayah kak..” ucap Ichad,
Aku memeluk bunga itu.. seperti aku memeluk ayah..
Tak berapa lama kemudian..
Aku mencium bau mint ayah.. bau mint ayah sobat! Ayah ada didekatku!!!
“ Ami.. anakku Sayang.. malaikat kecil ayah yang sudah membentangkan sayapnya dengan indah untuk ayah..” ucap sebuah suara yang membuat tangisku meledak, suara ayah..
“ ayah?” Tanya ku ragu,
Tangan ayah kurasakan menyeka airmataku.. lembut..
“ ayah disini Ami.. sudah sembuh.. karna Allah, dan dirimu..” ucap ayah lembut
Aku langsung memeluk ayah.. dan tanpa sadar,,
Tahukah kau sobat! Sayapku membuat tubuhku terangkat dan dapat merasakan kedua kakiku!!! Aku Bisa berdiri!!!
Semua orang terkejut akan kejadian itu..
“ Ayah.. kakiku..??” ucapku penuh tanda Tanya
“ A..A..mi.. ka..ka..mu.. Bisa berdiri ..” ucap ayah gagap,
“ sayapku telah membantuku berdiri ayah!!! Alhamdulilah!!” seruku,
Ayah mendekap tubuhku kencang, hangatnya kasih Sayang ayah membuatku sangat bahagia..
Akhirnya.. satu cacatku telah hilang..
Terimakasih ya Allah.. kuasamu sungguh besar..
Terimakasih ayah,, aku tak Bisa begini tanpa dirimu..
Aku menangis bahagia dipelukan ayahku, Ichad, Dede dan kak Fani ikut memelukku dengan penuh kasih Sayang..
Dan tahukah kau sobat,, rumah sakit yang dari dulu mencarikan mata untukku, akhirnya mendapatkan mata yang cocok untukku..
Dan sobat.. sebentar lagi.. aku akan menjadi anak yang normal..
Tapi sobat.. aku akan tetap memejamkan mataku saat bermain piano.. agar sayapku dapat tetap ada di diriku.. Sayap Surga yang kupersembahkan untuk ayahku tercinta..
Sobat.. terimakasih telah membaca kisahku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini