Sabtu, 03 Juli 2010

Two spirit for Love bag 3

PART 3
Kak Agnes menyuruh semua anggota POL untuk berkumpul ke markas malam ini, entah apa yang akan di bicarakannya.
Seluruh anggota POL bergegas mengepak barang belanjaan mereka, dan membayarnya, di toko jaket, Dea dan Fendi membeli jaket yang sama, sedangkan Gilang membeli jaket yang di pillihkan Dea untuknya, mereka langsung memakainya setelah membayar ketiga jaket pilihan mereka
“ gimana nich, gua cantik khan pakai Jaket ini !” seru Dea
“ haha, lu mah biasa aja de, gua nich.. ganteng banget dah !” ledek Fendi
“ ah, gantengan Gilang kali fen !! hahaha “ canda Dea, tapi sayang .. candaan Dea tentang Gilang selalu melekat di hati Fendi “ huh “ kesal Fendi dalam hati
“ yaelah, gak usah di tanya de, gua emang ganteng !! haha “ tawa Gilang dan bergaya narsis
“ narsis dasar lu lang !” seru Dea, Fendi langsung menggandeng tangan Dea dan menariknya keluar mall, untuk berkumpul dengan anak – anak POL yang lain, sedangkan Gilang, ia berjalan di belakang keduanya
“ fen, gua gak tau .. apa gua bisa lepasin Dea buat lu “ ucap Gilang dalam hati
***
“ Sivia ?” tanya Alvin dan mengingat nama anak itu, “ Sivia ?.. hm, kayaknya Dea pernah sebut nama itu “ ucap Alvin dalam hati
“ kak, Via tahu, kakak sedih dengan kepergian kak Dea .. tapi itu lebih baik, karna kakak memang gak boleh mencintai Dea “ ucap Sivia
“ maksud kamu apa ?”
“ kekuatan cinta kakak dengan kak Dea memang kuat, Via gak bisa jelasin .. kakak akan tahu dengan sendirinya, kejadian di pohon waktu itu .. Via yang rencanakan, karna Via mau kakak segera tahu masalah antara kakak dan kak Dea , dan yang pasti .. Via adalah Dea “ ucapan Sivia makin membuat Alvin bingung, ia tak mungkin percaya pada omong kosong anak bernama Sivia ini
“ ah, omong kosong !” bentak Alvin, ia memperhatikan Sivia yang tersenyum padanya, sekilas, bayangan Dea terlihat di diri Sivia, Alvin terkejut dengan kejadian yang barusan ia lihat
“ kamu siapa ?!” tanya Alvin mulai meninggikan suaranya
“ aku adalah Dea .. “ ucap Sivia tersenyum dan menghilang bagai pasir, kepala Alvin mendadak sakit, sangat sakit dan .. “ Dea .. “ gumam Alvin, lalu ia pingsan.

‘ DEG ‘ jantung Dea mendadak sakit saat ia memikirkan Alvin, hatinya saat itu sangat gelisah
“ Tuhan .. Dea mohon, jaga Alvin demi Dea .. Dea gak mau terjadi sesuatu yang gak Dea inginkan terjadi pada Alvin .. Dea sayang Alvin Tuhan “ doa Dea
Tante Viska melihat kaca di depannya untuk tahu keadaan Dea saat ini, “ maafkan tante Dea .. tante gak bermaksud menyembunyikan semua ini “ ucap tante Viska dalam hati, hati nya sesak, ia tak pernah menyangka bahwa Alvin dan Dea akan saling jatuh cinta, ia merasa sangat berdosa saat ini, ia tak mau memisahkan Dea dari saudara nya, tapi ia juga tak mau menyatukan cinta Dea dan Alvin .. karna tante Viska tau, cinta Dea dan Alvin tak akan pernah boleh terjadi.
Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya Dea dan tante Viska tiba di bandara Soekarno – Hatta, mereka berdua turun dan masuk ke dalam bandara, menunggu pesawat yang akan membawa mereka pergi dari Jakarta, mungkin untuk waktu yang sangat lama.
Dea duduk di samping tante Viska, ia cemas memikirkan Alvin, perasaannya tak enak saat ingat Alvin “ Tuhan .. ada apa ini ? aku.. aku harus bertemu Alvin !!!” Dea berdiri dan langsung berlari meninggalkan tante Viska !
“ Dea !!!” teriak tante Viska, ia panik dan langsung mengejar Dea, sedang Dea pun terus berlari melewati puluhan orang di bandara itu yang sedang lalu lalang, dengan cepat Dea telah berada di depan pintu keluar, kepalanya tiba – tiba saja sakit, sama seperti Alvin..
Tapi Dea berusaha berlari demi bertemu dengan Alvin, kakinya sangat lemas, tapi Dea tetap berusaha “ Dea ! tunggu !” teriak tante Viska yang makin dekat dengan dirinya, Dea berusaha berlari tapi .. ‘ BRAKK ‘ sebuah mobil dengan keras menghantam tubuh Dea, dan .. “ DEAAAAAA “ teriak histeris tante Viska.
***
Anggota POL kini telah berada di rumah latihan mereka, kak Agnes menyuruh ketujuh remaja itu masuk dan duduk di ruang tengah
“ sebenarnya ada apa sich kak ?” tanya Gilang
“ udah kumpul semua ?” tanya balik kak Agnes
“ udah kak “ jawab Mona
“ ok, hmm… kalian ini, ada job di Bangka !! “ seru kak Agnes girang
“ oh yeah !!!! cool !!” seru semua
“ ya, cool khan ? kita akan berangkat ke Bangka lusa, dan kita akan disana kurang lebih sebulan, kakak akan mengurus semua “ ucap kak Agnes
“ asik!! Sekalian liburan ya kak ?” tanya Dea
“ iya sayang “ jawab kak Agnes, semua ber toas ria merayakan job yang menarik ini, bercanda ria dan ..
“ Dea !!” seru Mona yang melihat darah segar mengalir dari hidung rocker cewek di POL
“ ma..maaf, gua emang lagi gak enak badan, maklum .. cape , tapi gua gak apa – apa kok !“ ucap Dea menenangkan semua anggota POL beserta kak Agnes, Fendi langsung mengambil tissue dan membersihkan darah dari hidung Dea, dengan sigap pula kak Agnes mengambil daun obat untuk mengobati mimisan
“ tenang aja, gua cuma mimisan “ ucap Dea
“ kenapa harus dadakan gini sich de ?? khan kita semua jadi khawatir !” seru Fendi yang terlihat paling panik
“ yaelah fen, lu kayak baru pertama liat gua mimisan aja “
“ jadi udah berkali – kali ?” tanya kak Agnes
“ aku emang lagi sakit kok kak, tapi kalau udah agak sehat aku udah pulih lagi “ jelas Dea
“ tapi kamu kuat ke Bangka selama 1 bulan ?” tanya kak Agnes
“ kuat lah kak, tenang aja “
“ ok, tapi kakak belum jelasin sistem konser kita ya, hm.. kita akan konser di tempat – tempat sosial, seperti panti asuhan, panti jompo, atau rumah sakit “
“ wah, konser amal ya kak ?” tanya Tessa
“ iyap “ jawab kak Agnes singkat, semua pun sibuk berbicara masing – masing
“ ok, sekarang kalian pulang, jaga kesehatan kalian .. hus hus, pulang pulang “ ucap kak Agnes
“ jah, ngusir “ ucap Rio, mereka pun berpisah di teras depan, meninggalkan Dea, Fendi dan Gilang
“ de “ ucap Gilang dan Fendi bersamaan, membuat Dea yang sibuk menambal hidungnya dengan dedaunan obat
***
Alvin di larikan ke rumah sakit, papa Alvin segera pergi ke rumah sakit tempat Alvin di rawat, dan setelah di periksa, papa Alvin segera ke ruang dokter untuk mengetahui keadaan Alvin
“ ada apa dengan anak saya dok ?”
“ apakah anak anda mengalami depresi yang hebat ? kehilangan seseorang misalnya ?” tanya balik dokter , papa Alvin terdiam, Dea .. hanya nama itu yang sangat di sayangi Alvin saat ini, tante Viska sudah menceritakan semua nya.
“ mungkin dok, ibu Alvin memang sudah tidak ada “
“ hm, Alvin mengalami depresi berat pak, kemungkinan ia akan menjadi orang sakit jiwa” jelas dokter, papa Alvin terkejut dengan pernyataan dokter akan anaknya
“ apa tak ada cara untuk menyembuhkan Alvin dok ?”
“ ada, hanya 1 .. mempertemukan Alvin dengan ibu nya “
“ itu mustahil dok ! “ sewot papa
“ saya tahu, tapi .. oh iya ! saya tahu orang yang dapat menyembuhkan Alvin !! “ seru dokter, mata papa sumringah, ia lega bisa menyembuhkan Alin tanpa mempertemukannya dengan Dea
“ siapa dok ?!”
“ mari ikut saya “ ajak dokter dan mengajak papa ke luar ruangan menuju sebuah tempat dimana Alvin akan di sembuhkan.

Tubuh Dea terkapar bersimbah darah, semua yang menyaksikan langsung mengerumuni, ada yang berteriak “ bawa ke rumah sakit !!” ada yang bergumam “ kasihan ya “, tante Viska masih terpaku, ia pucat pasi, tak dapat menggerakan kakinya, ia melihat keponakannya di hantam sebuah mobil tepat di hadapannya, ia tak pernah menyangka kejadian ini akan terjadi.
“ nyonya, itu anak nyonya ? ayo nyonya, kita selamatkan !” seru seorang anak lelaki seumuran Dea dan menarik tangan tante Viska, kemudian tante Viska mulai sadar, bahwa tak ada gunanya ia terdiam.
Anak lelaki itu langsung menelpon ambulans dan tak lama ambulans datang, Dea di masukan ke dalam ambulans

Di dalam ambulans..
Tante Viska tak kunjung menghentikan air matanya, anak lelaki yang tadi menyadarkannya duduk di samping tante Viska
“ Dea .. maafkan tante, tante hanya gak mau kamu mencintai Alvin .. “ sendu tante
“ ini nyonya “ ucap anak lelaki itu dan memberikan sekotak tissue yang ia punya
“ terimakasih nak, namamu siapa ?”
“ namaku Rio tante, Mario Stevano Aditya “ ucap Rio
“ terimakasih ya nak, kamu mau menemani tante “
“ sama – sama nyonya “ ucap Rio, ia tersenyum manis, lalu Rio kembali memperhatikan Dea yang terbaring kaku di tempat tidur di depannya
“ kenapa dengan anak ini ? kenapa ia gak boleh mencintai orang yang namanya Alvin ??” tanya Rio dalam hati
“ kamu tinggal dimana yo ?”
“ oh, saya tinggal di Bangka nyonya “
“ panggil aja saya, tante Viska.. jadi kamu tadi mau pulang ke Bangka ? maaf ya sayang”
“ iya tante, gak apa – apa kok, ayah saya dokter kejiwaan di rumah sakit yang akan kita tuju ini, jadi sekalian aja “
“ terimakasih sekali lagi nak, setelah Dea di periksa dan agak sehat, kamu pulang ke Bangka sama tante dan Dea aja ya “ ucap tante Viska
Hari itu sudah larut malam, dan tante Viska tertidur, sedang Dea sudah di beri pertolongan pertama, jadi tante Viska sudah sedikit tenang dan bisa tidur, Rio tak bisa tidur, ia tak suka bau obat, jadi dari tadi ia berusaha nafas dan tahan di dalam mobil tersebut
“ Alvin .. “ gumam Dea, Rio terus memperhatikan Dea
“ Alvin itu siapa sich de ? pacar kamu ? beruntung banget ya yang namanya Alvin .. punya pacar kayak kamu .. gak kayak aku “
Rio menyandarkan tubuhnya ke dinding mobil, ia mengingat sosok seorang gadis tinggi semampai, “ Shilla “ gumamnya
Ia ingat Shilla yang sudah melubangi hatinya, ia ingat Shilla yang tak mau mencintai nya sepenuh hati, ia ingat .. bagaimana ia tak dapat tak benci pada Shilla .

1 tahun yang lalu, saat Shilla baru masuk SMP, dan saat itu Rio sudah kelas 2 SMP dan ia menjadi ketua panitia di masa MOS Shilla, Rio pun bertemu untuk pertama kali pada Shilla
“ ayo – ayo, ini khan hari terakhir MOS, jadi hari ini kita santai “ ucap Rio dan melirik Shilla, yang dilirik hanya senyum balik pada Rio
Semua pun santai dan bercanda ria, antara peserta mos, dan panitia.
“ hai, kamu yang namanya Shilla ya ?” tanya Rio
“ iya kak, ada apa ya ?” tanya balik Shilla
“ boleh minta nomor hp nya ?”
“ boleh kak “ ucap Shilla dan menyebutkan nomor hp nya
Semenjak perkenalan itu, Rio makin genjar mendekati Shilla dan akhirnya mereka jadian.
Tapi di akhir semester 2, Shilla minta putus pada Rio dengan alasan..
“ aku gak bisa jadi yang terbaik buat kamu, dan aku merasa kita udah gak cocok “
Rio bingung dengan pernyataan itu, selama ini bukannya mereka tak pernah berkelahi ? hanya sikap Shilla memang tak tulus, ia selalu malas jika di ajak pergi kencan, dan ia tak pernah mau jalan – jalan berdua, hingga akhirnya Rio tahu penyebabnya.
“ ahaha, aku berhasil khan ? jadian sama tu cowok tolol yang jadi idaman semua cewek di SMP ini, sekarang dan mulai saat ini, aku yang jadi ketua genk ini, ke .. kamu lengser ya, ahahahaha “
Kata – kata Shilla itu di dengar oleh Rio, tapi Rio tetap sabar dan tidak mau lagi mencintai Shilla, dan tak pernah mau berteman lagi sama yang namanya Shilla.

“ andaikan, yang kenal sama kamu lebih dulu itu aku de.. mungkin aku yang sekarang ada di hatimu .. beruntung sekali Alvin “

Dokter dan papa Alvin tiba di sebuah ruangan dengan plat nama “ Teraphy room “
Seorang gadis memainkan pianonya dengan indah, dan ia sadar ada seseorang atau lebih sedang memperhatikannya.
Ia hentikan permainannya, dan menoleh ke arah kedua orang yang sedang berdiri di depan pintu. Ia tersenyum pada keduanya, lalu ia berjalan menuju dokter dan papa Alvin.
“ ada kah pasien untukku yah ?”
***
“ lu berdua kenapa ?” tanya Dea yang sedang mengobati hidungnya yang sudah tak mengeluarkan darah
“ lu duluan aja fen “ ucap Gilang pasrah
“ balik yuk de “ Fendi langsung menarik tangan Dea, tapi Dea cepat melepasnya
“ lu mau ngomong apa lang ?” tanya Dea
“ gak kok, gua lupa .. hahaha “ tawa Gilang, tapi Dea tahu Gilang pasti mempunyai sesuatu yang penting untuk ia bicarakan dengannya
“ oh, yaudah “ Dea pun menggandeng tangan Fendi dan pergi berlalu dari Gilang yang masih tersenyum
Setelah keduannya sudah pergi, Gilang kembali murung dan duduk di teras taman hanya untuk sekedar menghirup udara segar.
Kak Agnes datang dan duduk di sebelahnya, ia hanya tersenyum, Gilang juga tersenyum pada kak Agnes
“ haha, kamu lucu ya Gilang “
“ kenapa kak ?”
“ ya itu, kamu melepas Dea begitu saja “ kak Agnes mulai serius
“ sudahlah kak, aku memang gak bisa lagi menjaga Dea .. mungkin memang hanya Fendi yang bisa
“ huft, dasar pengecut, baru jatuh ke jurang sekali aja kamu udah nyerah “
“ tapi kak, aku takut menyakiti Dea “
“ baru sekali khan ? ayolah lang, bersaing lah untuk cinta “
Gilang tersenyum, “ begitukah kak ?”
“ ya, bersainglah untuk cinta “
“ baik, aku akan mencobanya “
Gilang pamit pada kak Agnes dan pulang dengan semangatnya yang mulai berkunpul lagi “ bersainglah untuk cinta “ kata – kata itu terngiang terus di telinganya
***
“ iya, kamu mendapat pasien baru nak “ ucap dokter sekaligus ayah anak itu
“ siapa ? bapak ini ?”
“ huss , anak bapak ini “
“ haha, maaf, saya tidak bermaksud “
“ apa ? anak ini yang bisa menyembuhkan Alvin ?” tanya papa agak berbisik
“ tuan meremehkan saya ?” tanya anak itu
“ oh, tidak kok “ sanggah papa
“ memang, aku hanya anak SMA berumur 16 tahun yang tak bisa di bilang dokter kejiwaan seperti ayahku, tapi aku bukan juga anak ingusan biasa .. “ ucap anak itu dan kembali ke piano nya lalu memainkan pianonya lagi.
“ maaf, saya tidak bermaksud berkata untuk meremehkan kamu “ sesal papa Alvin
“ tak apa, aku sudah biasa seperti ini .. “ anak itu menghentikan permainannya saat ayahnya dan papa Alvin mendekati nya
“ nama saya Rahmi, Rahmi Amalia .. tapi panggil saya Ami, salam kenal “
“ Ami, terimakasih ya untuk kerja samanya “ ucap papa Alvin
“ jadi siapa nama anak tuan ?”
“ namanya Alvin “
Ami memejamkan matanya, ia ingat baik – baik nama yang baru di sebutkan oleh lelaki di depannya, lalu ia bergumam “ Alvin Dea “
“ dari mana kamu tahu tentang Dea ?!” sewot papa
“ tidak, saya hanya bercanda “
“ ya sudah, terapi akan di lakukan besok, dan kamu akan berkenalan dengan Alvin “
“ tidak usah tuan, saya sudah kenal Alvin hany lewat namanya “
“ oh ya ? ok .. kamu memang istimewa “

Tapi, keadaan Dea mendadak kritis, membangunkan tante Viska dari tidurnya yang memang tak tenang, laju mobil di percepat, dan Tak lama kemudian, Dea, Rio, dan tante Viska tiba di rumah sakit, yang kebetulan adalah rumah sakit yang sama dengan tempat di rawatnya Alvin
Dea di larikan ke UGD, Rio dan tante Viska menunggu dengan was – was, tante Viska pun mengeluarkan hand phone nya.
V : halo, kak Andi ?
A : iya, kenapa vis ?
V : Dea kak, Dea ..
A : ada apa dengan Dea ?!
V : dea .. dea kecelakaan ... ( tante Viska tak kuasa menahan tangis )
A : sekarang kalian dimana ?
V : kami di rumah sakit Tunas kak
A : apa ?!! jangan sampai Alvin dan Dea bertemu Viska ! Alvin juga sedang ada di rumah saki ini ?!
V : baiklah kak, Alvin takkan bertemu dengan Dea
Rio bingung dengan percakapan itu, “ tuhan, sebenarnya ada apa ini ? aku buta akan semua hal ada di hadapanku “ ucapnya dalam hati
Tak lama, seorang anak lelaki berjalan bersama gadis di dekatnya.
“ Alvin ?!” seru tante Viska, mata Alvin berbinar melihat sosok wanita muda di depannya, ia langsung berlari dan kini ia berada di hadapan tante Viska
“ Dea .. mana Dea tante ?! “ tanya Alvin yang mulai tak normal dan tak bisa diam
“ Dea sudah tidak ada !!” seru tante Viska, Rio terkejut mendengar pernyataan dari tante Viska “ sebegitukah tante ?” tanya Rio dalam hati, ia melihat kakak angkatnya mengantar Alvin ke sini “ kak Ami “ panggil Rio, tapi Ami hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya karna ia serius menatap semua kejadian yang ia sudah tahu akan terjadi ini.
“ anda berbohong nona, saya yakin Dea ada di ruang UGD ini, saya mengantarkan Alvin untuk bertemu dengan Dea ! saya tahu, mereka berdua saling mencintai !!” seru Ami
Tante Viska menatap tajam gadis berkerudung di depannya, sedang Alvin, ia masih pucat pasi mendengar pernyataan tante Viska barusan, mentalnya langsung down dan duduk meringkuk, Ami mendekati Alvin “ Alvin, Dea ada di ruangan itu “ Alvin langsung sumringah kembali “ sebenarnya apa yang di rencanakan kak Ami ? dan.. Alvin ?? ia adalah orang tak waras ?? kenapa Dea bisa menyukai orang seperti Alvin ?” pertanyaan itu terus menghantui pikiran Rio

Di dalam ruang UGD, jantung Dea berdegup kencang, nafas Dea terasa sesak “ Alvin “ gumam Dea dan tiba – tiba .. terhenti berdetak
Semua yang ada didalam sungguh panik, dokter memerintahkan salah seorang suster untuk memanggil 2 suster dan 1 dokter lagi.
“ suster !! panggil 1 dokter dan 2 suster ke sini ! anak ini dalam bahaya !”

“ Dea ada di dalam khan ?” tanya Ami
“ tidak !? sudah ku bilang, Dea sudah gak ada !! kamu harus melupakan Dea Alvin!!”
“ tapi kenapa tante !? aku menyayangi Dea !!! “
Rio hanya diam, tak banyak yang bisa ia lakukan selain melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia kagum dengan perjuangan cinta keduanya
“ Dea !! Alvin sayang Dea !!” teriak Alvin, tak lama papa Alvin menenangkan Alvin, tapi Alvin tak mau diam, ia terus memberontak
“ Alvin !! “ teriak papa, semua hening
Suster yang di perintahkan dokter untuk memanggil orang – orang ke dalam ruang UGD itu keluar, papa, tante Viska, Ami, Alvin dan Rio terkejut dengan keluarnya suster itu tiba – tiba, lalu sekembalinya suster itu ke ruang UGD, ia mengajak 3 orang rumah sakit dan ia berheti di depan tante Viska
“ nyonya “
“ bagaimana dengan Dea sus ?”
“ jantung Dea .. berhenti berdetak, tapi saya mohon anda terus mendoakan Dea .. kami akan berusaha semampu kami “
Lalu suster itu kembali masuk ke dalam ruang UGD
Tante Viska duduk, wajahnya pucat pasi, ia tak percaya semua yang ia katakan pada Alvin menjadi kenyataan “ Tuhan .. aku belum bisa melepas Dea untukmu .. jangan ambil Dea Tuhan “ doa tante Viska
Dan tante Viska mengucapkan “ jauhkan Alvin dari Dea “
Semua yang ada di situ terkejut dengan keputusan tante Viska
“ Dea !! Dea !! ini aku Alvin !! tolong berjuang hidup untukku Dea !!” seru Alvin dan memukul pintu UGD, tapi papa langsung menarik Alvin
“ jagalah kembaran yang satu lagi “ ucap papa pada tante Viska, yang di omongi hanya mengangguk, papa menarik Alvin ke ruang rawatnya lagi, “ kamu gak usah jadi dokter untuk Alvin, jika kamu mempertemukan Dea dengan Alvin “ Ami pun hanya mengangguk, mereka pun berlalu dari sana.
Tante Viska terus berdoa untuk Dea, lalu Rio mendekati tante Viska
“ Rio, tolong berdoa juga untuk Dea .. “ ucap tante Viska
“ baik tante “ ucap Rio
Ia masih bingung, kembaran yang satu lagi ? ia terus berfikir, tapi ia tak berhasil menemukan satu celah pemikiran dalam otaknya, ia hanya merenung dan memikirkan 2 sosok yang kini ia kenal tanpa tahu masalah mereka apa.
“ kak Ami pasti sudah tahu masalah Alvin dan Dea .. aku cari tahu aja dari kak Ami “ ucap Rio dalam hati, Rio pun pamit ke kamar mandi dan pergi ke ruang terapi pribadi milik kakak angkatnya itu, ia melihat Alvin di dalam kamar itu, duduk gelisah di sofa putih kamar tersebut, sedangkan kak Ami, ia sedang bermain piano.
‘ tok tok ‘ suara pintu di ketuk
“ masuklah Rio “ ucap anak bernama lengkap Rahmi Amalia Haling, Haling memang marga keluarga Ami dan Rio, Rio masuk ke kamar itu dan memandangi Alvin, ia duduk di samping Alvin. Rio tersenyum pada Alvin, tapi Alvin hanya diam.
“ kata orang, tersenyum pada orang tak waras, namanya juga tak waras “ ucap Ami membuat Rio tertawa kecil
“ aku yakin, Alvin tak gila kak, benar khan ?” tanya Rio
“ ya, ia hanya depresi “ balas Ami yang masih memainkan piano kesayangan nya yang ia dapatkan saat pertama kali ia berada di keluarga Haling
“ depresi karna hubungannya tak direstui oleh tante Viska juga papanya kak ?”
“ tidak, tapi karna ia mencintai adik kembarnya sendiri “
“ kembar ?! tapi Dea dan Alvin sama sekali tak mirip kak !” Rio mulai sewot dan berdiri, Ami menghentikan permainan pianonya, dan menghampiri adik kesayangannya.
“ ini karna peristiwa 9 tahun yang lalu Rio ..

Di ruang UGD, semua orang di dalamnya terus berusaha menyelamatkan Dea, di dalam ketidak sadarannya, ia bertemu dengan sosok gadis yang membuatnya takut awalnya, tapi akrab akhirnya. Sivia.
“ Via ?” tanya Dea ragu memanggil gadis yang duduk di bangku taman yang serba putih tersebut, Sivia menoleh dan tersenyum manis pada Dea
“ ayo duduk Dea .. “ ajaknya
Dea duduk tepat di samping anak perempuan yang wajahnya amat mirip dengan Alvin, tatapannya miris.. ia ingat Alvin, yang statusnya masih membingungkan.
“ aku dimana vi ?” tanya Dea dan melihat sekeliling
“ kamu ada di alam bawah sadar kamu Dea .. “
“ alam bawah sadar ?”
“ ya, itu tak penting .. yang penting sekarang kamu harus tahu apa yang terjadi sebenarnya antara kamu, Alvin, tante Viska, om Andi, kedua orang tuamu, dan .. aku “
Dea masih terdiam, dan mulai serius menatap paras manis gadis di hadapannya itu.
“ aku.. melakukan hal itu, mempertemukanmu dengan kak Alvin di pohon, agar kamu cepat tahu bahwa kamu memang saudara kembar kak Alvin, kamu adalah adik kak Alvin” Sivia kembali terdiam, dan menghela nafas baru kemudian ia lanjutkan cerita nya
“ orang tua kalian tak pernah bisa bersatu seperti kalian, karna hubungan mereka tak pernah di restui oleh Oma, dan 9 tahun yang lalu .. saat kamu dititipkan pada tante Viska, kamu atau .. aku .. tertimpa kecelakaan .. dan wajah ini, harus di ubah total .. di punggungmu ada bekas jahitan bukan ?” tanya Sivia, Dea hanya mengangguk
“ dan, wajahmu yang sebenarnya adalah ini de.. aku adalah kamu .. aku tahu semua tentangmu, aku tahu, semua rahasia tante Viska dan om Andi .. akulah sosok yang tak pernah di anggap di dunia ini “ nada bicara Sivia makin tinggi, Dea mulai takut. Tapi toh, Sivia adalah dirinya .. hati Sivia seperti hatinya, jadi Dea mencoba menenangkan Sivia
“ jika kamu adalah aku, mungkin kamu tahu cara ku menyayangi Alvin ..”
“ ya Dea .. aku tahu, hati ini .. tak pernah mengeluh akan semua yang di dapat Alvin .. tapi hati ini, juga pedih sangat perih untuk mengetahui bahwa Alvin adalah kakakku “
Dea tersenyum, tapi hatinya sakit. Ia memandang dirinya sendiri yang sebenarnya, Sivia memeluk Dea, dan berbisik “ aku adalah kamu, dan aku akan menjadi penghubung hatimu dengan Alvin .. kamu tak usah khawatir Dea .. aku akan menjaga Alvin seperti kamu menjaganya, karna aku adalah kamu .. sekarang hiduplah hanya untuk Alvin “.
Pandangan Dea akan semua yang terjadi pada dirinya dari tadi sirna, sekarang ia dapat membuka matanya, jantungnya berdegup kencang, semua orang di ruang UGD itu mengucap syukur alhamdullilah untuk kesembuhan Dea.
“ aku hidup, hanya untukmu Alvin, dengan 2 kekuatan cinta ini, aku akan kuat “ ucap Dea dalam hati

Rio termenung mendengar cerita dari kakaknya, ia menatap Alvin dan menepuk – nepuk punggung Alvin
“ kamu memang beruntung Alvin .. tapi, aku janji .. aku akan menjaga Dea untukmu, walau aku harus menjadi bayanganmu “ ucap Rio, Ami hanya tersenyum dan mengelus kepala adik kesayangannya tersebut.
***
Dea menunggu hand phone nya berdering, atau kolom chatnya terbuka dan itu semua, ia harap dari Gilang ..
‘ tik tik tik, waktu berdetik ‘ bunyi sms dari hp nya, langsung ia sergap hand phone nya, dan ia lihat pengirimnya
“ Fendi .. “ gumamnya menunjukan bahwa sms yang bersarang kini di hpnya dari Fendi, hatinya cukup kecewa, tapi isi dari sms Fendi agak membuatnya senang lagi
>> de, besok kita ke taman biru yuk .. nostalgia gitu, tapi, hanya BERDUA inget yak, besok lu gua jemput jam setengah 6 pagi, sekalian lari pagi .. apa mau sore aja ?? <<
Dea pun membalas sms Fendi dengan cepat
>> ok lah kalo begitu .. pagi aja fen, sekalian lari pagi, gua mau banget ke jembatan Biru, udara nya khan seger banget kalau pagi <<
Fendi tersenyum lebar dengan jawaban Dea barusan, ia siapkan kamera dan peralatan untuk besok bersama Dea.
Dea senang Fendi masih ingat dengan tempat masa kecil mereka, tempat yang sering sekali ia kunjungi bersama ayahnya, yang kini memang sudah tak ada, tak lama sebuah sms masuk lagi, dan ternyata itu dari “ Gilang !!! “ girangnya
>> de, lo lagi nganggur gak ?? <<
Dea pun membalas >> gak, napa emang ?? <<
Gilang tersenyum manis mendapat balasan tersebut, ia pun membuka laptopnya dan langsung ke halaman facebooknya, “ nach, bener khan ! Dea lagi oL “ gumamnya, Gilang pun menampilkan halaman chat pada Dea.
Gilang >> hola, lo gak ada kerjaan khan ?
Dea >> gak, lo aneh banget seh, enakan juga sms.an
Gilang >> haha, gapapalah, oh iya . gua mau ngajakin lo ke rumah sandang, itu lho, rumah makan tradisional di bogor, besok .. mau gak ?
Dea >> haha, lo telat lang, gua udah ada janji berdua sama Fendi
Gilang >> oh, yaudah .. lusa tapi lo ikut khan ??
Dea >> so pasti lah, gua khan sayang POL
Gilang >> ih, alay ..
Dea >> enak aja lo ! haha, biarin lah, emang nyatanya gitu
Gilang >> sayang semua ?
Dea >> yap
Gilang >> gak ada special ??
Dea termenung melihat kalimat yang ada di halaman chat nya dari Gilang, tapi ia coba menjawabnya
Dea >> ada
Gilang terkejut melihat jawaban Dea, ia masih menaruh harapan lebih pada jawaban berikutnya pada Dea
Gilang >> siapa ??
Lama, Dea tak membalas chat Gilang
Gilang >> jah, lo marah de ?? ok, lupain aja dech pertanyaan gua yang tadi
Dea >> gak lah lang, tapi gua emang belum bisa jawab siapa orang itu, yang pasti gua sayang banget sama tu orang, udah ya ? gua ngantuk, lagian besok Fendi jemput gua paginya, jadi gua harus fit
Gilang >> ok, good night, mimpi indah
Dan setelah itu, Dea tak membalasnya dan langsung offline
“ mampus gua, Dea marah gak ya ? ah, Dea tu anak nya gak ambekan kayak Diana “ ucapnya sambil mengenang gadis chinese yang menghancurkan hubungannya dengan Dea.
***
Rio pun keluar dari kamar terapi yang membawa banyak keajaiban cinta di dalamnya, dan langsung menuju depan ruang UGD.
“ Rio !! Dea selamat Rio !!” seru tante Viska senang, Rio sangat senang mendengar pernyataan tante Viska
“ terimakasih Tuhan, aku akan menjaga Dea untuk Alvin “ gumamnya dalam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini