Sabtu, 03 Juli 2010

Two spirit for Love bag 5

PART 5
Hujan mendadak turun dengan derasnya, Ami menatap keluar dan di pandangnya seorang gadis manis yang sedang berteduh, rambutnya terurai panjang, agak pirang.
“ Yuki “ gumam Ami
Alvin mendekati Ami, “ kak Ami “ panggil Alvin “ ya ?” tanya Ami, Alvin berdiri tepat di samping Ami yang sedang menatap dunia luar.
“ kakak gak boleh bilang ke papa kalau Alvin sudah sembuh .. Alvin mau seperti ini, karna mungkin ini salah satu cara agar Alvin bisa bertemu dengan Dea “
Ami tersenyum dan mengangguk, karna mungkin memang itu 1 cara yang bisa di lakukan Alvin demi bertemu Dea. Alvin memang anak yang cerdas. Ia berpura – pura tidak waras agar ayah nya tahu alam bawah sadar anak tunggal nya itu, walau Alvin hanya anak angkat ayahnya, Alvin ingin ayahnya tahu apa yang ada di hatinya saat ini, hanya kasih sayang .. kasih putih dari seorang adik yang sangat ia sayangi Dea.
***
Dea menatap Fendi heran, langsung ia acak – acak rambut Fendi, mereka berdua tertawa
“ apa kita bisa kayak gini kalau kita pacaran fen ?” tanya Dea, Fendi terdiam lalu menggeleng, Dea menyunggingkan bibir tipisnya hanya untuk sahabat dekat nya Fendi, hujan pun mengguyur keduanya dalam keheningan.
‘ bibbibibibibibibi ‘ suara telpon di hand phone Fendi
“ kak Agnes de “ ucap Fendi memberitahukan Dea siapa yang menelponnya
F : halo kak, ada apa ?
A : fen, kamu lagi sama Dea khan ??
F : iya kak
A : ya sudah, sekalian saja kalau begitu, kita berangkat ke Bangka di majukan hari ini, karna ternyata pesawat ke Bangka sedang krisis, jadi hari ini saja kita berangkat daripada kita telat sampai ke Bangka, lebih baik awal saja kita ke Bangka
F : mendadak banget kak
A : ya memang, ok, jam 10 kita kumpul dulu di markas baru ke bandara bersama
F : baik kak
Pembicaraan pun usai, Fendi kembali fokus pada Dea, “ kita neduh dulu yuk de !” seru Fendi dan menarik tangan Dea menuju tempat yang aman untuk mengeringkan tubuh mereka yang sudah basah kuyup.
***
Tante Viska memutuskan untuk berangkat ke Bangka hari ini, ia pun mengajak Dea dan Rio untuk meninggalkan rumah sakit tunas, Alvin hanya bisa melihat kepergian Dea dari jauh, ia tersenyum pada Dea, walau orang yang ia berikan senyuman tak tahu akan senyuman tulus dari sang pemberi, hati Dea terasa hangat, begitupun Alvin, Dea ingat akan perkataan Sivia tempo lalu, “ aku adalah kamu, dan aku akan menjadi penghubung hatimu dengan Alvin .. kamu tak usah khawatir Dea .. aku akan menjaga Alvin seperti kamu menjaganya, karna aku adalah kamu .. sekarang hiduplah hanya untuk Alvin “ Dea tersenyum sebentar lalu masuk ke dalam mobil, tapi sebelum ia benar – benar masuk ke dalam mobil tantenya tersebut, ia arahkan kepalanya ke jendela kamar Alvin, tempat terakhir ia bertemu dan merasakan hangatnya kasih sayang Alvin, walau ia tak tahu apakah Alvin akan mengingatnya atau tidak, saat Dea melihat ke arah jendela Alvin, ia terkejut mendapati sesosok anak lelaki yang sangat ia sayangi menatapnya dari sana.
“ Alvin .. “ gumam Dea, Rio mendekati Dea, dan melihat ke arah yang sama dengan yang di lihat Dea “ Alvin ya de ?” tanya Rio, Dea hanya mengangguk.
Alvin tak menyangka Dea sadar ia memperhatikannya, Alvin melambaikan tangannya ke Dea, dan langsung masuk sebelum Dea membalas lambaiannya, karna mungkin ia takut hal itu di lihat tante Viska atau papa nya. Dea melihat Alvin melambai padanya, ia hanya tersenyum dan maklum pada sikapnya, dan Dea tak pernah tahu apa rahasia yang di simpan Alvin saat ini.
“ Dea, ayo masuk, tunggu apa lagi ? kamu lihat apa ?” tanya tante Viska, tapi sebelum tante nya sadar apa yang dilihatnya barusan, Dea langsung menarik Rio ke dalam mobil agar tante Viska tak sadar. “ ah, bukan apa – apa tante, ayo Rio masuk, nanti tante gak sabaran, marah, dan keriputan deh “ canda Dea, Rio tertawa kecil dan masuk kedalam bersama dengan tarikan Dea. Tante Viska pun ikut masuk lagi, dan menjalankan mobilnya menuju tempat yang akan mengantarkan Dea pergi dari kehidupan Alvin dalam kurun waktu yang pasti lama.
...
Alvin mengintip dari jendela, apakah Dea masih ada atau sudah pergi, harapannya pupus saat ia sudah tak mendapati sebuah mobil berwarna merah yang biasa di pakai tante Viska dan Dea, berada di halaman rumah sakit, ia sungguh menyesal, tapi .. inilah takdir, ia akan tetap menjalani misinya menjadi orang tak waras agar ia bisa bertemu dengan Dea, sebenarnya apa misi Alvin ?? bagaimana caranya Alvin bisa bertemu dengan Dea dengan kepura – puraannya menjadi seorang yang tidak waras ??
“ kak Ami, mungkin jika aku belajar piano dengan baik dalam keadaanku yang tidak waras ini, sebuah perusahaan musik akan mengangkat namaku, dan ayah akan maklum dengan keadaanku yang tak waras dan mempertemukan ku dengan Dea, karna hanya karna Dea lah aku akan belajar main piano “
“ tindakanmu itu bodoh Alvin “ cerca Ami yang mulai janggal dan gelisah dengan misi Alvin, Alvin mendelik “ lalu bagaimana cara nya aku bisa bertemu dengan Dea adikku sendiri kak ?” tanya Alvin, kini Ami yang sangat bingung menjawab pertanyaan Alvin, lama ia berfikir, ia mulai menemukan beberapa celah dalam otaknya
“ mungkin kau harus jujur, dan menantang papamu “
“ tantang ?”
“ ya, tantang ayahmu, dengan sebuah taruhan “
“ taruhan apa kak ?”
“ buktikan pada papamu, jika kamu bisa menjadi seorang musisi terkenal, papa mu dan tante Viska akan mempertemukanmu dengan adikmu “
Alvin tersenyum dengan keputusan cerdas kakak barunya itu, ia mengangguk setuju dan memeluk Ami “ terimakasih kak Ami !!” seru Alvin, Ami hanya tersenyum
...
Di dalam mobil tante Viska, Rio dan Dea duduk di belakang menikmati berbagai cemilan yang sudah di sediakan tante Viska
“ Dea “ panggil tante, Dea menghentikan kegiatannya memakan roti keju kesukaannya
“ ya tante ?” tanya Dea, tante Viska tersenyum dan melanjutkan perkataannya
“ mulai sekarang, namamu adalah Manda .. “
“ kenapa tante ?” protes Dea, karna pasalnya nama Dea sudah tertanam di benak semua orang yang pernah mengenalnya, begitupun dengan Rio yang cukup bingung dengan ucapan tante Viska, Manda memang nama Dea, karna nama lengkap Dea adalah Dea Christa Amanda, tapi Dea adalah nama kesayangannya.
“ karna jika kamu masih memakai nama Dea, kamu pasti akan mengingat Alvin “
Dea hanya menghela nafas kesal, dan mengangguk pasrah “ ok lah kalau itu mau tante “
“ Manda .. hm, dan yang tahu nama baru itu adalah aku De !!” hibur Rio
“ iya yo, ok mulai sekarang namaku .. Manda !!” seru Manda mulai menyukai nama panggilan barunya, walau terasa berat di hatinya
“ nach gitu dong de, eh ! nda, gak usah murung lagi ya ya ?” goda Rio, Manda tertawa lepas dengan kelakuan Rio
***
09.00
Dea dan Fendi bersiap untuk berangkat ke markas POL, Dea yang di jemput Fendi mengucapkan salam perpisahan pada mamanya.
“ Dea pergi dulu ya ma “
Mama nya memeluk Dea erat, seakan tak rela melepas anaknya selama 3 bulan, air mata seorang ibu jatuh deras melepas anak tunggalnya walau itu hanya untuk 3 bulan
“ mama pasti akan sangat rindu Dea .. “ ucap mama Dea lirih
“ Dea juga akan rindu pada mama “ ucap Dea yang menahan tangisnya juga
Mama melepas pelukannya pada Dea, dan mengecup kedua pipi anaknya
“ assalamualaikum ma, doakan Dea ya “
“ waalaikumsalam Dea, pasti mama akan doakan Dea .. dan kembalilah, jangan tinggalkan mama “ pesan mama
“ pasti Dea akan kembali .. “
“ jaga diri juga ya sayang, Fendi .. tolong jaga Dea ya “
“ pasti tante “ ucap mama Dea
Keduanya pun berangkat ke Markas POL.
...
Tepat pukul 10.00 semua anak POL berkumpul di markas, kak Agnes sedikit mengarahkan apa yang akan di lakukan disana
“ kalian mengerti ?” tanya kak Agnes
“ siap kak !!” seru semua anak POL
Mereka pun berangkat ke Bandara bersama , menuju tempat kesuksesan mereka.
***
Manda, tante Viska, dan Rio tiba di bandara soekarno – hatta bersamaan dengan semua anak POL, mereka semua duduk di deretan bangku yang sama, Fendi berteriak – teriak tak jelas guna menghibur Dea, tante Viska yang sedang mengurus tiket dan melihat jadwal keberangkatan ke Bangka. Sedang Manda dan Rio terus bercanda sambil menunggu tante Viska, kak Agnes pun mengurus keberangkatan POL.
“ mbak Viska ?” tanya kak Agnes memastikan, tante Viska menoleh ke sumber suara.
“ lho ? Agnes !!” seru tante Viska, selesai mengurus semua, tante Viska dan kak Agnes saling melepas rindu mereka, rindu ??
Kak Agnes memeluk tante Viska lagi, keduanya saling kenal ? mengapa ?
“ bagaimana kabar POL sekarang ?” tanya tante Viska
“ sangat baik kak, sekarang saja kami mau roadshow di Bangka “ jelas kak Agnes
“ wah, bagus dong, aku juga mau ke Bangka, bagaimana kalau kalian menginap di rumahku ? rumahku cukup besar “ tawar tante Viska
“ benarkah mbak ?! tapi ada 7 orang anggota POL yang akan menginap “ ucap kak Agnes, tante Viska hanya tersenyum lalu berkata “ gak apa – apa nes, aku juga sedang mencari hiburan untuk Dea .. “ ucap tante Viska, kak Agnes mengangguk senang dengan keputusan yang di berikan oleh tante Viska
Kak Agnes dan tante Viska datang dengan suasana yang sungguh akrab, Manda dan Rio masih bercanda ria, begitupun semua anak POL.
“ teman – teman, kenalkan .. ini mbak Viska yang mau menampung kita di rumahnya “ ucap kak Agnes girang, semua anggota POL bersorak, tapi bingung.
“ apa gak ngerepotin mbak ?” tanya Dea
“ gak kok, nama kamu siapa dek ?” tanya tante Viska
“ Dea, mbak “, Manda terkejut mendengar nama gadis itu sama dengan dirinya, Manda terdiam, Rio mengelus punggung Manda, karna Rio tahu apa yang di rasakan oleh sahabat barunya ini. Kecewa.
“ Dea ? hmm,, nama yang cukup bagus, kalau kalian ?” tanya tante Viska, semua nya pun memperkenalkan diri masing – masing, tante Viska mendorong Manda dan Rio untuk memperkenalkan diri mereka masing – masing .
“ ini Dea khan ? sudah besar ya “ ucap kak Agnes dan tersenyum juga mengelus Manda
“ bukan mbak, namaku bukan Dea .. namaku Manda .. “ ucap Manda
“ ciee, ganti nama panggilan ya ?”
“ tidak, aku .. sudahlah “ ucap Manda ragu
“ Alvin mana ?”
“ aku gak tahu .. “ ucap Manda sinis dan duduk lagi di samping Rio
Kak Agnes yang memang tak tahu masalah antara Alvin dan Dea menatap tante Viska bingung, “ akan ku ceritakan nanti ..” bisik tante Viska
“ ok, sepertinya pesawatnya akan datang sebentar lagi, ayo kita siap – siap “ ucap tante Viska, mereka pun pergi dari kota Jakarta.
...
Selama di perjalanan, Rio mengajak Manda mengobrol tentang Bangka, Manda mendengar sepenuh hati cerita Rio.
“ aku punya 2 sahabat, namanya Iel, dan Cakka ! mereka keren banget deh .. tapi jangan sampai suka sama mereka, mereka tu playboy !! “ seru Rio
“ haha, kamu emang gak playboy ?” tanya Manda agak bercanda
“ gak lah ! aku gak akan pernah jadi playboy !!” protes Rio
“ yaelah, bercanda yoo “ seru Manda
“ o iya, kamu sekolah di smp ku saja nda, ada asramanya lho ..”
“ ok, sip sip “ setuju Manda
Percakapan ngalor – ngidul dilakukan Manda dan Rio, Rio menatap Manda yang tertawa lepas, ia tak pernah sebelumnya melihat tawa Manda yang sangat lepas ini, paras manis terlihat jelas dari wajahnya, yang jika di bandingkan dengan Shilla, mungkin jauh, tapi Dea, “ ya Tuhan, kau memberiku kesempatan mengenal gadis semanis dan setulus ini .. andaikan kau memberi ku kekuatan untuk menjadi orang paling special dalam hidupnya, aku tak akan menyia – nyiakan gadis setulus Dea .. “ doa Rio dalam hati.
Dea dan Fendi masih canggung akibat kejadian tadi pagi, tapi mereka coba menutupinya, dengan ikut berkumpul dengan para anggota POL.
***
Cinta memang tak harus memiliki, Cinta hanya harus di rasakan dengan hati ini, tak kenal apapun yang di cinta .. begitu juga yang kini di rasakan oleh Alvin, ia masih menyayangi Dea , ia masih berharap semua hanya mimpi, impiannya adalah menjadi pendamping Dea yang paling utama, bahkan ia selalu ingin, hidup bersama Dea untuk selamanya .. hingga ia tiada pun, ia ingin makan Dea ada di samping makamnya .
Alvin termenung, ia memikirkan kata – kata yang tepat untuk membuat papanya mau menerima tantangan nya ..
“ kak Alvin masih bingung ?” tanya seorang gadis manis yang tiba – tiba ada di sampingnya, Sivia.
“ ya Tuhan ! kamu mengagetkanku saja Via !!” seru Alvin agak melompat
Sivia hanya tersenyum melihat tingkah kakaknya itu, dan mendekat lagi ke Alvin
“ kamu mau ngapain ?”
“ kakak gak gila khan ? kakak hanya pura – pura ?”
“ iya, demi Dea .. “
“ memang, kakak mau ngapain ?”
“ awalnya, aku ingin menjadi tak waras, untuk menyampaikan isi hatiku pada papa, selanjutnya .. aku mau menantang papa, jika aku bisa menjadi seorang musisi terkenal, aku akan di perbolehkan bertemu dengan Dea , tapi aku masih takut “ ucap Alvin
“ kakak gak sayang aku ?”
“ sayang, tapi kamu khan hanya sisi lain Dea ,, “
Sivia langsung cemberut karna kesal, ia memang hanya sisi lain Dea, tapi ia adalah sisi lain yang hidup .. seperti janjinya, ia akan menjadi penghubung hati Dea dan Alvin ..
“ huft, iya .. oh iya kak, aku mau menyampaikan isi hati Dea “
“ apa ?! “ tanya alvin antusias
“ kata Dea, ia sangat merindukanmu .. dan ia sangat menyayangimu .. “ ucap Sivia dan tersenyum lagi, Alvin ikut tersenyum. Ia ingin mengelus rambut Dea lagi, ia ingin melihat wajah Dea lagi.. “ vi, kamu gak bisa jadi Dea ?” tanya Alvin
“ aku bisa lah kak “, mata Alvin berbinar ia tak menyangka jawaban Sivia akan membuatnya sangat senang, “ yasudah, kamu jadi Dea dulu ,, aku rindu padanya !!” seru Alvin, “ hihi, aku adalah sisi lain kak Alvin dan Dea, karna pada dasarnya kalian adalah satu .. hm, baiklah “ Sivia pun perlahan – lahan berubah menjadi sosok yang sangat Alvin rindukan, Dea. Tapi Alvin tak bisa memeluk Dea yang ada di depannya, karna semua hanyalah ilusi belaka, tak nyata.. tak lama kemudian, Sivia menghilang, Alvin masih tersenyum senang.
...
Manda merasa ada yang beda dalam dirinya saat ini, perasaannya lebih relax, ia lebih damai dari yang tadi, “ apa ini karna ada Rio di sampingku ?” tanyanya dalam hati, lalu ia lirik Rio yang sedang tidur, tante Viska juga sedang tidur tepat di samping kirinya, Rio di samping kanannya, Dea menatap Rio yang menggigil kedinginan, ia tertawa kecil
“ dasar.. kalau dingin, pakai jaket dong Al ... “ Dea menghentikan kata – katanya, ia kembali tertawa kecil “ kenapa aku jadi ingat Alvin “ ia melepas jaketnya dan menutupi tubuh Rio agar ia tak kedinginan, Dea kembali memperhatikan Rio, wajahnya halus, membuat orang yang ada di dekatnya tenang, suaranya saat ia bicara selalu mendamaikan, tubuhnya yang tinggi semampai dan ideal, pasti membuatnya jadi idaman seluruh gadis di sekolahnya, dan sifatnya yang bijak dan dewasa itu yang makin membuat Dea kagum pada Rio. “ Tuhan .. terimakasih, engkau telah memberiku sahabat yang baik, setelah engkau mengambil sahabat terbaik dalam hidupku .. Alvin “
Sivia datang tepat di depan Dea, Dea agak kaget dengan kedatangan Sivia yang tiba – tiba, “ ya Tuhan, kamu mengagetkan aku saja Via !!” seru Dea, Sivia tertawa
“ ucapan mu persis dengan ucapan kak Alvin !!” seru Sivia girang
“ oh ya ? aku memang satu dengan Alvin “ ucap Dea senang
“ aku ingin menyampaikan sesuatu dari kak Alvin kak “
“ apa ?!” tanya Dea antusias
“ kak Alvin tidak depresi, sama sekali tidak .. ia hanya berpura – pura, agar papa tahu isi hati kak Alvin, dan kak Alvin akan menantang papa agar mempertemukan kakak dengan mu “ jelas Sivia, mata Dea berbinar sungguh mirip dengan sikap Alvin
“ tantangannya apa ?”
“ kak Alvin akan berusaha menjadi seorang musisi terkenal, dan jika itu tercapai, ia akan menemui kakak “
“ semoga Alvin bisa .. akan ku tunggu dirinya hingga kapanpun .. “ janji Dea
Sivia pun mengangguk, “ hei, apakah kamu bisa menjadi Alvin ?” tanya Dea
“ tentu , mau ?” tawar Sivia, Dea mengangguk cepat
Sivia perlahan menjadi Alvin, air mata Dea menetes perlahan, tapi Rio tiba – tiba saja bangun, Sivia perlahan lenyap,” biar hanya sebentar, aku bersyukur bisa melihat Alvin “ ucap Dea dalam hati
“ Manda ? kamu nangis ?” tanya Rio
“ gak kok “ sanggah Dea
Rio baru sadar, jaket Dea menempel di tubuhnya “ lho ? ini khan jaketmu “ ucap Rio, ia pun mengembalikan jaket Dea pada pemilik aslinya
“ iya yo, tadi kamu menggigil “ ucap Manda
“ terimakasih ya, “ ucap Rio dan menyentuhkan tangannya ke pipi Dea yang basah karna air mata, ia hapus air matanya
“ kamu jangan nangis lagi Manda .. Rio janji, Rio akan ada di samping Manda .. dan akan membuat Manda bahagia, Rio janji, Rio akan menjaga Manda “ janji Rio
Dea hanya tersenyum lega, ia senang mendengar janji Rio, ia akan memegang janji Rio.
“ terimakasih Rio .. “ ucap Manda dan menepis tangan Rio dari pipinya.
Fendi menatap miris kejadian antara dua sahabat yang sejak tadi ia perhatikan, Fendi ingin seperti mereka .. ia dan Dea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini