Rabu, 01 September 2010

Rain from Heaven Prolog



Langit itu begitu tinggi, begitu indah.
Tak ada satupun mahluk yang dapat membuat keagungan tersebut dengan mudahnya mereka merusaknya.
Langit itu menangis, menurunkan banyak air yang dapat menyuburkan manusia. Juga dapat membahayakan manusia dengan mudahnya.
Begitu banyak air yang telah di keluarkan oleh Allah SWT.
Begitu banyak benda berharga kehidupan tersebut menyegarkan hati ini.
Begitu banyak air langit itu telah memberikan kehidupan untuk kita.
Tapi apa yang kita balas? Hanya kerusakan yang ada dimana-mana.
Maka langit pun menangis, menangis deras hingga air yang ia tumpahkan sangat banyak melebihi kekuatan manusia untuk menampungnya.
Tapi semua itu, dapat di netralkan dengan larutan keajaiban dari hati.
Cinta..
Hanya kata itu yang kini ada di genggaman semua orang yang ingin menenangkan bumi ini.
Hanya satu kata itu yang kini ada di benak semua orang yang ingin mencintai dan dicintai.
Hanya satu kata itu yang kini dapat menenangkan langit untuk tak perlu menangis terus karna ia menyaksikan begitu banyak kejahatan.
Ketika Cinta tersebut bersemi, semua akan menjadi indah.
Hujan dari Surga pun datang menghiasi cinta dengan butir demi butir air lonjong nan dingin alami itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak dapat ku ubah garis hidup ini kecuali Tuhan yang mengubahnya untukku.
Bintik-bintik bening di pipimu ingin ku hilangkan dengan telapak tanganku sendiri.
Ingin ku usap pipimu hanya untuk memberikan sedikit sinar hidup untukmu.
Tak ingin ku melihatmu menangis hanya karna cinta. Karna ku tahu, ada sebuah cinta suci seperti yang sering kau katakan.
Cinta yang ingin kau gapai melalui tetesan hujan yang sejuk. Aku ingin mewujudkannya, walaupun itu sulit. Bagiku tidak!
Cinta ini akan ku genggam hingga kau akan ku antarkan ke Surga hatiku dengan hujan air mataku sendiri.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Suara-suara itu terus mengangguku, ketika ku rapuh melihatmu beredih. Mereka sangatlah egois. Membiarkanmu sendiri, tapi karna itulah takdir kita di atur.
Menjadi sebuah kisah manis seperti yang biasa kau ceritakan untukku, tentang kisah masa kecil mu dengan anak itu. Saat hatiku terbakar, dan disanalah aku tahu.
Aku mencintai mu karna hujan.
Hujan yang sering kau bilang, "Hujan dari Surga" atau "Rain from Heaven"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini