Sabtu, 21 Agustus 2010

Two Spirit for Love 10

PART 10
Obiet tiba di depan ruang kepala sekolah, sebelum masuk ia tersenyum tipis dan menghelakan nafas “ fuh, semoga bu Ira bisa membantuku “ ucap Obiet
‘ Krekkk ‘ suara pintu ruang kepala sekolah terbuka, tapi Obiet tak mendapati bu Ira di tempatnya, melainkan wanita itu sedang berdiri di depan jendela besar yang terdapat di samping meja kerja bu Ira, dari jendela itu, bu Ira bisa melihat aktivitas seluruh anak Yusha yang sedang ada di luar “ permisi bu “ salam Obiet yang masih berdiri di pintu masuk sekaligus pintu keluar ruang kepsek. Bu Ira tak bergeming sedikitpun dari tempatnya berdiri, ia hanya berkata “ duduklah dulu “ Obiet pun menyanggupi perintah bu Ira untuk duduk di bangku tamu. Obiet menunggu dengan cermat, di tatapnya beberapa hiasan kepala rusa yang ada di ruangan bu Ira, ruangannya tertata sangat apik. Setelah 2 menit menunggu, bu Ira pun menyudahi kegiatan yang dari 2 jam lalu ia lakoni. Bu Ira kembali ke singgasana nya, bangku yang cukup besar, cukup elegan untuk orang nomor 1 di Yusha. Sang presiden Yusha. Obiet selalu mengagumi wanita di hadapannya, ia sangat tegas nan bijaksana. Bu Ira menarik kursi beroda 3 di miliknya, agar ia dapat masuk lewat celah antara meja dan kursi di hadapannya. Hingga kini ia bisa duduk dengn kaki kiri yang menopang kaki kanannya, ia mengambil beberapa permen mint dari sebuah kotak kecil berwarna biru yang ada di samping kiri tangannya, ia melirik Obiet yang memperhatikan dirinya sejak tadi. Senyum tipis melekat di bibirnya, Obiet terpesona dengan senyum itu.
“ mau biet ?” tawar bu Ira
“ tidak bu, terimakasih “ tolak Obiet halus
Seraya menaruh beberapa permen yang sudah di pegangnya ke dalam kotak kecil itu kembali, bu Ira bertanya “ ada perlu apa kamu kesini sayang ?”
“ ini mengenai Manda bu “
“ ada dengan Manda ?”
Raut wajah Obiet berubah drastis. Sedih yang kini tergambar di wajahnya, bu Ira mulai penasaran dengan apa yang akan di ucapkan Obiet
“ Manda berteman dengan Agni “ bu Ira langsung tersentak dan hampir menjatuhkan permen dari kotak, ia bereskan semua dan memandang Obiet tajam
“ kenapa bisa ?!” seru bu Ira
“ saya juga gak mengerti dengan jalan pikiran Manda bu, tadi ia langsung pindah ke tempat duduk Agni, aku sudah menahannya, bahkan Angel yang sekamar dengannya pun tak bisa membuat Manda menjadi teman akrab Angel “ jelas Obiet
“ Manda tidak boleh berteman dengan Agni, anak sialan itu bisa mengacaukan semua “ ucap bu Ira mulai mulai menindikan nada bicaranya
“ ya bu, tapi saya belum bisa mencegah Manda “ ucap Obiet
“ kamu harus menjauhkan Manda dari Agni !” seru bu Ira
“ baik bu, saya akan mencoba sebia saya “ ucap Obiet dan pamit kembali ke kelas.
...
Tempat duduk Agni sangat jauh di belakang, bahkan bangku di depan dan di samping Agni tak ada yang mengisi. Manda kini memang sudah duduk dengan Agni, tapi Agni sama sekali tak menganggap ia ada, Manda kembali mengintip catatan yang di buat Agni, dan Agni tak pernah mencegah Manda melihat nya.
“ ni, kok kamu nulis kejadian yang belum terjadi ?” tanya Manda
Agni akhirnya menoleh ke arah Manda, masih dengan tatapan dinginnya.
“ aku hanya meramal “
“ kamu bisa meramal ?!” tanya Manda antusias
“ ya “
“ maukah kau meramalku ?” tanya Manda
Agni menarik tangan Manda dengan kasar, lalu ia pejamkan matanya. Matanya langsung terbuka bahkan melebar lebih dari mata normalnya.
“ kamu .. punya masa lalu yang sangat kelam “ ucap Agni setengah tak percaya, ia melihat sosok Manda yang ceria, dan tak pernah ia sangka. Manda mempunyai masa lalu yang kelam. Agni menatap Manda dengan tatapan normal kini, ia merasa. Manda adalah sahabat sejatinya, ia tahu. Dari apa yang ia rasakan dari hati Manda, tapi ada yang ganjil dari hati Manda, hatinya terluka. Dan ia juga merasakan pedihnya hati Manda.
“ tebakanmu tepat “ ucap Manda dan melepaskan tangan Agni dari tangannya
“ aku tak pernah tau, sebelum aku merasakannya sendiri “ ucap Agni masih tak percaya
“ ya, begitulah aku .. dan kau tau, entah mengapa aku ingin menemani anak aneh sepertimu “ Agni menatap Manda, ia melihat sinar kesepian di mata Manda, Agni pun akhirnya tersenyum tipis pada Manda, walau senyum itu sangat tipis, Manda sangat senang, ia ikut tersenyum. Bahkan lebih lebar dari senyum Agni, hingga wajah Manda terlihat konyol
“ senyumnya lebih lebar dong. Kayak aku “ ucap Manda
“ tidak mau “
“ hoo dasar “
Semua anak takjub mendengar obrolan Agni dan Manda, tak pernah mereka bayangkan seorang Agni bisa mendapat teman. Tapi mereka prihatin pada Manda, jika ia berteman dan mendekati Agni. Itu artinya ia akan .. tiada.
...
Gilang menunjukan sebuah kotak berisi miniatur drama dari koran bekas pada Dea, spontan saja Dea terkejut dengan apa yang di tunjukan Gilang, tapi kini matanya berbinar dan sejenak melupakan apa yang dari tadi ia timbang.
“ wow, keren lang !” seru Dea
“ tenkyu de .. “ ucap Gilang dan menyerahkan miniatur tersebut ke Dea
“ ini buat gua ?”
“ iyaplah “
“ serius ?”
“ iya “
“ tengkyu banget ya lang !!! “ seru Dea dan memeluk Gilang
...
Kejadian antara Agni dan Manda tersebar begitu cepat, semua anak Smp Yusha pun tau. Termasuk Rio bersama kedua kawannya.
“ aduh, Manda ...” keluh Rio
“ yo, kamu harus cepet jauhkan Manda dari Agni “ saran Iel
“ betul itu !” seru Cakka
“ tapi bagaimana caranya?” tanya Rio
“ itu memang sulit yo “ ucap Iel
“ betul itu !” setuju Cakka, Rio dan Iel saling pandang, dan melempari Cakka dengan gulungan kertas yang spontan mereka buat.
“ kamu ngomong aja sama Manda yo “ saran Cakka seraya merapihkan rambutnya
“ tapi .. mau ngomong apa ?”
“ ya, semua tentang Agni yang kamu ketahui “ ucap Iel
“ ok, setelah acara penghormatan nanti, aku akan bicara padanya . doakan aku ya teman – teman “ ucap Rio
...
Pukul 13.00
Seluruh anak Smp Yusha berkumpul di aula Yusha, Manda menggandeng Agni hingga aula, mereka kini terlihat sangat akrab. Semua tatapan heran tertuju pada mereka berdua, bahkan Rio yang melihat Manda enggan menghampiri Manda.
“ udah yo, hampiri aja ! nanti, kamu yang nyesel lho “ ucap Iel
“ aduh, aku takut sama Agni “ ucap Rio
“ beuh, pengecut ni ceritanya “ ledek Cakka, Rio yang memang tak pernah suka dengan kata “ pengecut “ langsung terpancing dan berjalan menghampiri Manda.
“ Ma .. Manda “ panggil Rio, Manda dan Agni langsung menoleh ke Rio, wajah Agni yang mulanya ceria langsung dingin lagi, Rio agak ngeri dengan tatapan Agni padanya.
“ iya kak ?” tanya Manda
“ a .. aku mau, kamu ikut aku “ ucap Rio seraya menarik lengan Manda, sontak saja Manda menahan tarikan Rio
“ maaf kak, tapi aku mau sama Agni aja “ tolak Manda
“ kalau begitu, seusai acara ini. Aku mau bicara sama kamu, hanya berdua .. tanpa.. Agni “ ucap Rio mulai serius, Manda hanya mengangguk, Rio pun meninggalkannya. Jantung Manda langsung berdetak lebih kencang dari biasanya, “ yaampun. Kenapa aku malah jadi canggung dengan kak Rio ? Rio adalah kakakku !“ yakin Manda dalam hati
“ hei “ panggilan Agni berhasil membuyarkan lamunan Manda
“ eh, iya ni. Kok lama sekali sih mulainya ?” tanya Manda
“ biasanya juga begini, semua demi Marsha sang Dewi Smp Yusha. Huft, sebenarnya apa istimewa nya anak itu, bukankah rohnya tak mungkin kembali lagi. sudah 20 tahun lho “ tutur Agni panjang lebar, baru sekarang Agni mau menjelaskan suatu hal. Manda yang tak tahu hanya mendengarkan tanpa ada rasa takjub.
Sekitar 5 menit kemudian, beberapa anak Smp Yusha berpakaian serba hitam keluar dari belakang panggug, semua anak mulai menunduk, Agni dengan malas juga ikut menunduk, Manda yang masih bingung celingak – celinguk. Agni yang melihat tingkah Manda langsung menaruh tangannya di atas kepala Manda, dan menundukan kepala Manda, “ hei, ada apa ini ?” tanya Manda, Agni mengisyaratkan Manda agar diam dengan menaruh 1 telunjuk di mulutnya, Manda hanya mengangguk menuruti isyarat Agni.
Acara begitu syahdu saat itu, Manda masih tak mengerti dengan ritual aneh ini. Tangan nya menyenggol Agni agar memberinya penjelasan akan semua ini.
“ nanti saja “ Manda kembali diam, ia pun lelah menunduk, dan akhirnya mendongakan kepalanya, ia terkejut melihat seorang gadis seumurannya terlentang di kasur berwarna putih yang berada di atas panggung, orang di sekelilingnya membentuk huruf U dan seperti membaca mantra, tubuh Manda bergetar, ia takut melihat orang – orang berbaju hitam di sana, mereka berhenti membaca mantra, dan melihat lurus ke arah Manda. Manda membelalakan matanya, tubuhnya benar – benar lemas, Agni langsung menggenggam tangan Manda, membuat Manda mau menuruti apa yang ia perintahkan dalam hati, Manda kembali menunduk, hingga acara selesai.
Manda masih saja ketakutan, Agni memandang Manda dengan tatapan benci
“ sudah ku bilang, menunduk saja “ kesal Agni, Manda tak terlalu menghiraukan ucapan Agni, ia masih terfokus dengan bayang – bayang gadis yang terlentang itu, Agni menarik Manda keluar dari ruangan, tapi Rio langsung menahan keduanya.
“ nda, khan sudah ku bilang. Aku mau bicara sama kamu “ Rio tampak sangat serius memandang mata Manda, bagai terhipnotis Manda langsung menepis tangan Agni, dan mengikuti langkah Rio.
...
Rio mengajak Manda ke belakang sekolah, karna tempat itu adalah tempat yang memang jarang di datangi semua anak Yusha. Rio pun berbalik dan langsung menatap Manda lama, Manda yang merasa ada yang aneh pada Rio langsung mendongakan kepalanya. Di lihatnya Rio menatap dirinya, tanpa melakukan hal lain .
“ kak ?” tanya Manda memastikan apakah Rio masih sadar
“ nda “ ucap Rio dengan suaranya yang sangat lembut
“ aku .. “ Rio makin mendekati Manda, tapi Manda langsung berjalan agak menjauhi Rio, tiba – tiba saja tangan Rio memegang kedua pundak Manda, Manda langsung terkejut dengan tingkah Rio dan cukup panik.
“ ada apa kak ?” tanya Manda cepat
“ aku .. aku mau “
...
Alvin merasakan hatinya sakit, tapi ini bukan sakit karna kanker ataupun penyakit mematikan lainnya, tapi .. hatinya yang terluka mengingat Manda, ia cemas dengan keadaan Manda saat ini
“ Dea .. kamu, ada apa denganmu ?” tanya Alvin dalam hati
Tak lama kemudian, Ami datang dengan perasaan yang sangat lelah, ia masih ingat dengan kata – kata papa Alvin “ mungkin, akan ku pertimbangkan semuanya “, Ami tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi, ia berharap semua akan baik. Dan dapat berjalan selancar – lancarnya. “ kak Ami “ panggil Alvin, Ami pun berjalan menuju panggilan tersebut, ia mengelus rambut Alvin.
“ ada apa vin ?”
“ aku khawatir kak..”
“ khawatir kenapa ?”
“ aku takut, tak bisa bertemu dengan Dea kak “
“ kamu akan bertemu dengan Dea suatu saat nanti, kakak yakin “ yakin Ami, Alvin hanya mengangguk.
...
Rio masih memandang Manda lekat, membuat Manda makin takut dengan sosok Rio di hadapannya
“ aku mau.. kamu menjauhi Agni “ ucap Rio, membuat Manda marah dan menepis tangan Rio dari pundaknya
“ sampai kapanpun, Agni akan menjadi sahabatku !” seru Manda, dan bersiap untuk lari meninggalkan Rio, tapi Rio menarik tangan Manda dan langsung memeluk Manda
“ tolong Manda .. Dea, ku mohon .. kakak gak mau kehilangan kamu “ ucap Rio lirih, Manda langsung melepas pelukan Rio secara paksa, mata Manda sudah berair, tatapannya penuh kebencian “ beri aku satu alasan, kenapa aku tak boleh berteman dengan Agni!!!” marahnya
“ aku punya banyak alasan untukmu !!” seru Rio
Manda terdiam dan mulai tenang, “ biar ku ceritakan sesuatu untukmu .. ayo, duduk “ ajak Rio, mereka pun duduk di bangku terdekat.
“ Agni, anak aneh itu .. sudah memakan banyak korban, semua yang pernah berteman dan dekat dengannya, selalu .. meninggal, tapi menurut saksi, Agni sudah memberikan peringatan pada temannya itu, walau tak masuk akal. Dan di acuhkan oleh teman Agni, kejadian yang di omongkan Agni selalu .. nyata “
“ semua meninggal ?”
“ ya, tapi ada juga yang hanya terluka parah “
“ aku, tetap mau berteman dengan Agni “ ucap Manda dan berdiri meninggalkan Rio
“ nda, tolong dengarkan aku “
“ aku yang tau tentang Agni, dan ku tanya, apakah semua teman Agni yang meninggal itu, sebelumnya menjauhi Agni?”, Rio mati kutu dengan pertanyaan Manda, memang kenyataannya tak ada satupun teman Agni yang meninggal ,berpaling dari Agni.
“ tidak khan ? apakah aku mau meninggalkan Agni hanya karna kenyataan itu ? tidak kak, aku tetap mau berteman dengan Agni, karna aku tau dari sinar matanya kak, ia kesepian .. sama sepertiku “
“ Manda .. “ Manda kini benar – benar meninggalkan Rio.
...
Manda berjalan menuju kamar asramanya, ia masih marah pada Rio, belum tiba ia di kamarnya, perasaan tak enak langsung merasuki pikirannya, ia merasa akan ada hal buruk terjadi padanya. Ia terus berdoa, tapi ternyata hal itu kini datang padanya
“ tunggu kamu “ ucap sebuah suara, Manda berhenti ia menoleh ke arah suara itu, Keke. Bersama semua anak DIVA,.
“ ada apa ?” tanya Manda, keempat anak itu mengelilingi Manda, saat itu memang keadaan sepi, karna belum banyak anak asrama yang pulang dari acara berkabung.
“ kamu tau gak, akibatnya belagu sama anak DIVA ?” tanya Shilla
“ shil, kok kamu ..” ucap Manda heran, karna ia tau. Shilla sangat baik padanya, kenapa sekarang Shilla jadi jutek padanya?
“ kamu apa ?” tanya Oik mulai mendorong salah satu pundak Manda ( maaf banget ya, Oik dan semua anak DIVA disini memang jahat, tapi pada akhirannya, mereka semua baik.. nikmati saja )
“ sekali lagi, kamu tau gak apa akibatnya melawan DIVA ?” tanya Keke
“ tapi aku tak pernah melawan kalian “ ucap Manda
Agni pun datang dengan jalannya yang tenang, ia menatap DIVA dengan tatapan sinisnya
Semua anak DIVA langsung merinding mendapat tatapan itu, lalu langsung berlari meninggalkan Manda dan Agni.
“ terimakasih ya ni “ ucap Manda dan menggandeng tangan Agni menuju kamar mereka
Manda duduk di kasurnya, sedangkan Agni mengeluarkan buku catatannya dan menulis beberapa kalimat lagi di bukunya, karna penasaran Manda menghampiri Agni dan mengintip tulisan Agni
“ kamu mau baca ?”
“ tentu Agni” senang Manda
“ ini “ ucap Agni seraya menyerahkan buku tebal berwarna hijau yang terkesan sangat kuno pada Manda, langsung Manda pun duduk di kasur Agni dan membuka lembar pertama, ia sangat antusias membaca buku Agni, hingga matanya membulat karna kaget.
“ Agni, apakah kalimat ini benar – benar terjadi ?” tanya Manda dan menunjuk satu kalimat dengan tinta merah seperti warna merah darah
“ kematian Marsha ? tentu, aku tau. Semua rahasia bu Ira dan anak – anak Yusha yang tadi melakukan ritual di panggung “
“ tapi, bukankah bu Ira sangat menyayangi Marsha ?”
“ ya, awalnya. Tapi lama kelamaan, status Marsha meroket, ia makin terkenal. Dan mencampakan ibu angkatnya sendiri. Bu Ira, sampai suatu saat, bu Ira memutuskan untuk mengutus anak – anak itu membunuh Marsha, dan menyembunyikan mayat Marsha yang asli di tempat khusus.. dan kamu tau, di balik semua itu ada hal yang sangat tersembunyi di hati bu Ira, hingga ia melakukan hal itu “ ucapan Agni menggangtung, Manda masih menunggu lanjutan cerita Manda, Agni pun menghelakan nafasnya.
“ semua itu karna ada nya kekuatan cinta, cinta bu Ira sangat besar pada Marsha, membuatnya melakukan apapun demi memiliki Marsha hanya untuknya, mungkin dengan membunuh Marsha dan mengawetkan jasad Marsha, bu Ira bisa memiliki Marsha sepenuhnya tanpa ada yang menganggu “
“ fiuh, cerita yang sangat tragis. Tapi, jika kamu tau semua itu. kenapa tak kamu laporkan saja bu Ira ?”
“ apa kedudukanku ? teman pun aku tak punya, bu Ira dan pengikutnya selalu membunuh semua temanku “ Manda pun memegang pundak kanan Agni, lalu di tepuk – tepuknya pundak Agni
“ kamu ngapain ?”
“ sekarang, aku tau semua Agni, semua temanmu yang meninggal bukanlah karna kesalahanmu ? semua ini hanya karna sebuah cinta, dan kecemasan bu Ira “
“ menurutmu, apa aku tak bersalah ?”
“ tentu tidak Agni “
“ tidak, kamu yang salah Manda. Aku sangat bersalah, karna aku punya kekuatan ini, aku membunuh semua teman ku “
“ jangan pernah menyalahkan anugerah dari Tuhan “
Agni terdiam dan menunduk, Manda mengelus punggung Agni
“ kamu akan terus menjadi sahabatku, walau aku harus pergi ..” lirih Manda
“ aku, akan menjagamu ! aku tak mau lagi kehilangan sahabatku !!” seru Agni
Manda tersenyum halus pada Agni, Agni pun ikut tersenyum dan lebih tulus dari awal ia bertemu dengan Manda, dan baru pertama kali Agni bisa tersenyum seperti itu
‘ krekk ‘ suara pintu terbuka, seorang gadis masuk dan keringat dinginnya bercucuran
“ a .. aku, tak pernah tahu tentang mu Agni “ ucap gadis itu yang ternyata Angel
“ Angel, kamu sudah di balik pintu mendengarkan pembicaraan kami dari awal ?” tanya Manda memastikan kecemasannya
“ iya “ Angel menghampiri Agni dan Manda, duduk di samping Agni
“ maafkan aku Manda, terutama kamu Agni .. maaf kan aku karna aku tak pernah mau berteman denganmu “ sesal Angel
“ iya Angel, kamu bisa jadi sahabat kami “ ucap Manda ramah
“ terimakasih, Manda .. ada 1 kesalahanku padamu .”
“ apa itu ?” tanya Manda
“ aku, mau dekat denganmu hanya karna Obiet yang menyuruhku untuk mengumpulkan data – data tentangmu “ jelas Angel
“ untuk apa ?” tanya Manda
“ Obiet bilang, ia suka padamu .. itu karna kamu mirip dengan tantenya, Marsha “ ucap Angel
“ kau tahu, Obiet adalah keponakan Marsha, tentulah ini ada hubungannya dengan bu Ira, dan yang ku tahu. Beberapa kali bu Ira sering menatapmu Manda “ susul Agni
“ apakah aku mirip Marsha ?” tanya Manda pada kedua sahabatnya
Setelah lama memperhatikan Manda, Angel dan Agni saling berpandangan, lalu mengangguk bersamaan
“ lalu apa yang ingin bu Ira lakukan padaku ?”

Fendi menatap sini keduanya, ia pergi dari tempat ia berdiri untuk melihat keadaan Dea, tak di sangkanya Dea sedang berduaan dengan Gilang, mungkin tak ada kesempatan lagi untuknya, Fendi memutuskan untuk menyerahkan Dea pada Gilang
“ ya, mungkin ini memang takdirku “ pasrah Fendi
Fendi berjalan gontai ke ruang tamu, di nyalakannya TV 29 inci di ruangan luas tersebut, ia memandang acara di TV itu dengan seksama, tapi tentu pikirannya terus ke Dea, ia tak bisa berkonsentrasi dengan semua yang ia tonton, seorang datang menghampirinya dan duduk di sampingnya
“ fen, gua seneng banget “ ucap Dea, Fendi hanya melirik Dea dan kembali menatap layar TV, Dea merebahkan punggungnya ke sandaran sofa.
“ seneng kenapa lu ?” tanya Fendi
“ itu, Gilang buatin gua miniatur koran “
“ sekarang mana ?”
“ ada di luar, tadi gua jatuhin .. dan lagi di perbaiki ma dia nya “
“ jadi lu seneng ?”
“ khan tadi gua udah bilang gua seneng fen “
“ sory, gua lupa, gua fokus ma TV “
“ ohaha, ok. emang lu lagi nonton apa ?”
“ gatau, gua males “ Fendi pun beranjak dari sofa dan meninggalkan Dea
“ gila ya tu orang .. aneh dasar “

Oliv membuka pintu kamarnya, dan disana sudah ada Oik juga Keke. Teman sekamarnya keduanya sedang bersolek, Oliv hanya menghela nafas, sebenarnya sudah sejak dulu Oliv ingin ganti kamar, tapi berhubung semua kamar kini penuh. Oliv hanya menahan kekesalannya melihat kedua anak centil anggota DIVA, genk paling di agungkan oleh anak lelaki, Oliv masuk tanpa menyapa keduanya, dan menaruh tasnya di meja belajar, membuka kaus kaki dan sepatunya, lalu memeriksa isi tasnya apakah ada barang yang tertinggal atau sudah lengkap.
“ hei ke, kamu tau Ray anak misterius plus berandal itu khan ?” tanya Oik pada Keke yang sedang mengambil beberapa rol rambut di keranjang kosmetiknya
“ iya, aku tau kok .. kenapa ?”
“ ada seseorang yang menyukainya lho “ Oliv langsung menghentikan gerak tangannya memilah barang – barang di tasnya, dan sengaja memasang telinganya agar lebih fokus pada pembicaraan Oik dan Keke
“ bukannya banyak yang menyukainya ?”
“ tidak, ini lain .. katanya ia menyukainya lebih dari fans “
“ siapa – siapa ?”
“ namanya Olivia “ Oliv tensentak mendengar namanya di sebut oleh peri kecil Yusha, ia langsung berdiri dan menghentakan kursi Oik hingga Oik hampir terjatuh
“ maksud kamu apa sebut namaku ?!” tanya Oliv meninggikan nada bicaranya
“ eh Oliv, emang kenyataannya khan ? kami para DIVA gak mungkin salah informasi !” seru Oik tak kalah sangar seperti sifat manisnya hilang seketika, Keke yang duduk pun ikut berdiri seperti Oik
“ aku gak pernah suka sama yang namanya RAY !” dengan penekanan pada nama Ray, ia pukul meja rias Oik
“ ya udah, biasa aja kali ! kamu gak usah pukul meja !” seru Keke tak tahan dengan kelakuan Oliv
“ kami bisa saja menyebarkan ke semua anak tentang kejadian kamu dan Ray, biar kamu malu sekalian “ ancam Oik
“ aku udah gak tahan sama kalian berdua !” marah Oliv dan mengemas semua barangnya pergi dari kamar nya, ‘ brakk !’ suara pintu di banting Oliv
Oliv berjalan agak cepat meninggalkan kamarnya dengan air mata mulai bercucuran, lalu perlahan ia mengurangi volume langkahnya, ia memikirkan mau kemana dirinya
“ Manda .. “ ingatnya dan menuju kamar Manda

“ aku tak tau apa yang di inginkan bu Ira .. mungkin bu Ira .. “ belum sempat Angel menyelesaikan ucapannya, suara ketukan terdengar dari pintu masuk juga keluar kamar mereka. Manda beranjak dan membuka pintu kamar, di dapati nya Oliv dengan mata sebam, Oliv kembali menangis dan memeluk Manda
“ ayo, masuk dulu Oliv “ ajak Manda, Oliv pun melepaskan pelukannya dari Manda dan ikut masuk ke kamar Manda, Angel, Agni seraya menarik tas dorongnya
Oliv duduk di kasur Agni yang kini memang menjadi tempat ketiga pemilik kamar ini berkumpul, Oliv masih sesenggukan menahan tangisnya
“ kamu kenapa Oliv ?” tanya Manda dan duduk di topang kedua lututnya di depan Oliv, mengelus tangan Oliv agar lebih tenang
“ aku .. aku udah gak tahan sama Oik dan Keke “ ucap Oliv, ketiga teman di hadapannya saling pandang dan menggelengkan kepala mereka tanda kesal pada Oik juga Keke
“ memang mereka apakan kamu ?” tanya Angel halus seraya mengelus rambut Oliv
“ mereka bilang, mereka mau menyebarkan .. bahwa aku suka Ray “ Angel meremat tangannya sendiri karna kesal, “ mereka memang sudah keterlaluan !” marah Angel
“ kami akan membantu mu sebisa kami Oliv, kami takkan membiarkan Oik dan Keke menyebarkan semuanya “ hibur Manda
“ tapi itu sulit nda, aku tau sifat DIVA, mereka selalu ingin menang. Dan kalian tau? Fans mereka amatlah banyak, jadi sulit jika hanya kita berempat yang melawannya .. aku, menyesal masuk DIVA .. dan mulai sekarang aku akan berhenti jadi DIVA “ ikrar Angel
“ tidak, aku yakin. Kita pasti bisa melawan mereka bertiga beserta fans mereka, mungkin dengan sedikit gertakan “ ucap Agni
“ gertakan ?” tanya Manda
“ ya, dengan sedikit perlawanan .. mereka memang punya banyak fans dari anak lelaki, tapi anak perempuan ?” Agni tersenyum tipis pada ketiganya
“ ya ! benar ! “ seru Angel
“ kalau begitu, di mulai ancaman yang halus dulu ya “ ucap Manda
“ benar – benar .. kita akan lakukan ancaman itu besok saja, sekarang Oliv harus istirahat dulu .. kamu pasti lelah khan liv ?” tanya Angel, Oliv hanya mengangguk
“ ups, hari ini kita dapat pelajaran “ ucap Manda
“ apa itu ?” tanya Agni
“ mulai hari ini, kita akan menjadi sahabat sejati ! tanpa memandang siapapun ..” ucap Manda melirik Agni
“ aku bersahabat dengan Agni .. ini bagai mimpi “ ucap Oliv dan memeluk Agni, Manda dan Angel hanya tertawa melihat tingkah Oliv

Obiet membereskan peralatannya untuk besok, sedang Irsyad sudah tidur duluan. Tak berapa lama, sebuah suara pintu terdengar dan membuat Obiet menoleh ke arahnya. Terlihat Riko masuk dan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Bau rokok tercium setelah Riko masuk ke kamar itu, dengan perasaan kesal Obiet langsung menghampiri kakak kelasnya itu
“ hei kak Riko “ panggil Obiet, tapi Riko belum bergeming
“ kak Riko !!!” teriak Obiet, hingga Irsyad juga ikut bangun, dengan malas Riko membuka matanya dan duduk
“ kenapa ?” tanya Riko
“ sebaiknya kakak mandi dulu, badan kakak bau rokok “ ucap Obiet tenang
“ eh, kamu jangan belagu ya. mentang – mentang anak kesayangan bu Ira “ ucap Riko malas, Obiet menatap Riko dengan tatapan penuh kebencian
“ tak penting aku di sayang bu Ira .. tapi tolong kak, bau rokok kakak sangat mengganggu “ ucap Obiet masih tenang
“ heh ! aku tu udah tahan daritadi ! dasar anak belagu “ tangan Riko mengepal dan siap meninju Obiet, tapi tiba – tiba dada Riko mendadak sakit luar biasa, ia terjatuh dan dari mulutnya mengeluarkan banyak darah, Obiet dan Irsyad terbelalak kaget dan langsung mengangkat Riko ke kasur
“ kakak kenapa ?” tanya Obiet panik
“ aku .. ambilkan obatku di tas “ dengan sigap Irsyad langsung mengambil tas punggung hitam milik Riko dan mengeluarkan semua isi tas Riko, hingga ia menemukan sebuah botol berisi kapsul kuning, ia yakin itu botol obat Riko, Obiet dengan cepat mengambil air minum untuk Riko.
Riko dengan cepat meminum obatnya, bajunya kini penuh darah, Irsyad dan Obiet memandangi Riko dengan seksama, Riko menghelakan nafasnya
“ kakak, udah baikan ?” tanya Irsyad
“ ya, thank’s ya “
“ kalau sudah tau, kakak sakit paru – paru akut, kenapa kakak masih merokok ?” tanya Obiet, Riko memandang Obiet, ia menghelakan nafas lagi
“ aku sudah tak mau hidup lagi .. “
“ bodoh !” seru Irsyad yang memang sangat menghargai kehidupan ini
“ tenang syad, kita belum dengar alasan kak Riko .. “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini