Minggu, 15 Mei 2011

Love is Promise chap.5 (Promise)

Promise


3 bulan kemudian…
Ternyata waktu memang berjalan lebih cepat dari perkiraanku, dan ketenaran Super Junior pun lebih cepat dari targetku, baru 2 bulan mengudara penggemar mereka semakin mendunia, apalagi setelah album Miracle keluar, wow. Tanggapan positif dari seluruh perusahaan musik Korea. Job mereka makin padat, aku juga makin sibuk. Sekarang aku lebih banyak menggunakan waktu bersama 2 asisten managerku, mencoba untuk jadi lebih baik lagi. Kami yakin permintaan Super Junior untuk konser di 2 negara sekaligus tahun ini terpenuhi, negara China, dan Jepang. Mencari sponsor sana-sini, melakukan segala acara reality, latihan vokal, konser lokal menjadi santapan Super Junior sehari-hari. Dan semakin sering pula aku berada dalam keramaian. Penyakitku selalu kambuh setiap Super Junior konser, jadi saat telingaku agak sakit aku langsung lari ke kamar mandi, bagaimanapun tak ada yang boleh tahu penyakitku.
“Rinna, penata kostum SuJu bulan ini harus diganti,” ucap Kimkim.
“Oke, aku akan mencari penata kostum yang baru, mungkin sekaligus 3 ya, persiapan konser besar bulan depan.”
“Sip, aku akan membantumu.”
“Rinna? Kau sakit? Wajahmu pucat sekali.” Ternyata Yari sadar dengan kegelisahanku, telingaku saat ini sangat sakit tapi aku tak bisa pergi sekarang. Sebentar lagi SuJu selesai tampil, dan aku harus mengarahkan mereka.
Benar kan, 2 menit setelah Yari menanyai keadaanku, SuJu sudah selesai penampilan pertama. Aku harus menahannya sebentar.
“Sebaiknya kau istirahat dulu Rinna, wajahmu sangat pucat,” saran Yari.
“Tidak usah, aku harus mengarahkan sesuatu pada mereka seperti biasa.” Seraya menunjuk SuJu yang masih berjalan ke ruang make up.
“Biar kami saja, percayalah pada Kimkim dan aku.”
Aku ingin menggeleng, tapi sungguh sudah tidak tahan lagi, akhirnya refleks aku berlari menerobos semua orang yang berlalu lalang di hadapanku, menuju kamar mandi yang tenang. Oh! Tiba-tiba pandanganku buram, tapi kesadaranku masih 100% utuh, kenapa ini? Telingaku juga mulai berdengung, baru kemudian tak berfungsi. Aish, kenapa harus sekarang? Harusnya tadi aku tak memaksakan diri. Bodoh, dasar bodoh. Ku sms Yari agar menemani anggota SuJu hingga konser usai, aku harus ke rumah sakit.

Rinna : tolong jangan katakan apapun pada SuJu, bilang saja aku ada urusan keluarga. Tolong temani mereka hingga konser usai. Gomawo.
^^
“Lho? Bukankah itu Rinna yang berlari?” heran Donghae.
“Iya, Rinna, dia kenapa?!” cemas Ryeowook.
“Tanyakan saja pada Yari atau Kimkim,” saran Leeteuk.
Sungmin dan Ryeowook melangkah lebih cepat dari yang lain, lalu langsung bertanya pada 2 asisten manager mereka.
“Rinna kenapa?” tanya Sungmin dan Ryeowook bersamaan.
“Rinna ada urusan keluarga, makanya dia buru-buru,” jawab Yari.
“Kenapa aku merasa ada yang tidak beres, ya…” gumam Ryeowook dalam hati.
“Rinna, hati-hati…” gumam Sungmin dalam hati.
^^
“Bagaimana, Dok?”
Dokter yang pernah memeriksaku beberapa tahun yang lalu itu terdiam, ia terlihat serius melihat hasil pemeriksaanku.
“Bukankah dulu aku pernah bilang padamu, hindari suasana ramai.”
“I…iya, Dok. Tapi pekerjaan memaksaku.”
“Berhentilah, karna jika diteruskan akan berakibat fatal.”
“Sefatal apa, Dok?”
“Penyakitmu itu semacam pembentukan organ yang tidak sempurna, jika mendengar keramaian yang sangat organ itu akan terluka, jika terus menerus terluka maka luka itu akan menjalar ke organ terdekat, seperti mata. Matamu juga akan terluka hingga tak berfungsi baik, bahkan mengakibatkan kebutaan permanen. Setelah mata, lalu ke organ lain hingga seluruh organ tubuhmu tak berfungsi, penyakitmu menyerang syaraf tubuhmu. Tapi ini semua bisa dicegah dengan cara kau harus menghindari keramaian seperti konser musik.”
Tubuhku bergetar, keringat dingin bercucuran tak tentu, perkataan Dokter itu seperti pukulan untukku, batinku terluka, kepercayaan yang kudamba hilang seketika, apa ini akhir dari semuanya? Apa perjuanganku akan sia-sia?
“Apa tidak ada cara lain untuk menghindarinya?”
“Hanya satu, berhentilah dari pekerjaanmu.”
^^
Perkataan dokter itu masih terngiang di pikiranku, perasaanku membeku, tapi semua harus kuhadapi, dengan keputusanku yang terbesar, walau itu fatal untuk hidupku. Ketika berada di depan gedung apartemen, kuhapus air mataku dan tersenyum sambil memandang masa depan. Aku harus yakin seperti yang biasa kulakukan, keyakinan adalah kekuatan terkuatku untuk melakukan sesuatu, tak ada yang bisa menghalangiku, dan aku pun yakin Tuhan selalu bersamaku.
“Tuhan, tolong aku.”
Aku naik ke lantai 7, lalu mengunjungi teman-teman SuJu.
“Aneyong Seo, bagaimana konser tadi?”
“Rinna! Kau darimana saja? Kami panik tadi kau tidak ada,” ucap Heechul seraya menggamit lenganku.
“Aku tadi ada urusan keluarga sebentar, tapi saat aku ke studio kalian sudah pulang, hi hi hi.”
“Yasudah, ayo duduk dulu.”
Aku duduk di samping Yesung, tak lama Kangin memberikanku teh hangat.
“Thank you, oh iya, pertanyaanku yang tadi belum dijawab lho.”
“Konser kami tadi berjalan lancar, Rinna, tapi pasti lebih hebat jika kamu ada,” jelas Sungmin.
“Iya benar, kamu jangan pergi tiba-tiba lagi, ya. Kami akan sangat sedih jika kehilangan kamu,” ucap Siwon.
“Baik, jika tidak penting aku takkan pergi dari kalian.”
“Kamu janji?” tanya Ryeowook.
“Iya, aku janji.”
^^
“Setiap ada keramaian aku selalu mencari tempat yang tenang, apa ini salah satu cara pencegahan, Dok?”
“Bisa, kau harus menjaga telingamu baik-baik.”
“Kira-kira berapa lama aku bisa bertahan jika aku masih bekerja, Dok?”
“Menurut perkiraan, kekuatan telingamu hilang total sekitar 8 bulan lagi, sepanjang itu ketajamannya akan terus berkurang. Lalu matamu akan lebih sering tak berfungsi beberapa hari setelah telingamu tak berfungsi sepenuhnya, kemudian tubuhmu, akan mengalami kelumpuhan hingga mungkin kematian.”
“Tidak ada operasi-kah untuk mengobati telingaku, Dok?”
“Kami belum menemukannya, tapi aku akan berusaha.”
^^
Delapan bulan … aku akan bertahan hingga 8 bulan, minimal hingga penerimaan mahasiswa tahun depan, dan juga setelah Appa melakukan operasi. Lagipula aku sudah berjanji pada SuJu untuk terus di samping mereka, kecuali ada hal yang lebih penting dari mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini