Minggu, 15 Mei 2011

Love is Promise chap.8 (Tell me About Faithful)

Tell me about Faithful


Paginya…
“Kau ini kenapa, Sungmin?!” seru Wookie yang terjatuh karna Sungmin meninju wajahnya. Aku ingin menghentikan keduanya, tapi Yari menghalangi.
“Aku ingin melerai mereka!”
“Jangan dulu, Rinna. Ini bahaya.”
Sungmin dan Wookie terus berkelahi, mendadak tubuhku lemas, telingaku terasa sakit luar biasa, aku langsung memegangi kedua telingaku, tapi bukan saja telinga, pandanganku juga memudar dan akhirnya semua gelap.
“Yari, tolong antar aku ke rumah sakit,” bisikku.
“Kau kenapa Rinna?” panik Yari.
“A…ayo, cepat.”
Aku benar-benar sudah tak kuat, Yari memapahku ke mobil, suasana menjadi hening, entah karna telingaku sudah tak berfungsi atau mereka sudah berhenti. Aku sudah mati rasa, aku hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja.
^^
Yari memapah Rinna ke mobil, Sungmin dan Wookie berhenti berkelahi dan mengejar Rinna.
“Yari, mau kau bawa kemana Rinna?” Tanya Wookie.
“Kami akan ke rumah sakit, sebaiknya kalian jangan ikut!” marah Yari.
Selepas kepergian Rinna dan Yari.
“Sungmin, kenapa kau memukulku tiba-tiba seperti itu?”
“Karna aku takkan membiarkan siapapun mendekati Rinna, walau ia sahabatku.”
“Appa maksudmu?”
“Kemana kalian semalam?”
“I…itu.”
“Kau kan tahu aku menyukai Rinna, tapi kenapa?”
“Kemarin Rinna dan aku merayakan ulang tahunku, aku pun tak tahu sebelumnya ia punya kejutan seperti tadi malam.”
“Benarkah? Walaupun itu benar, aku akan terus mengawasimu.”
^^
Setibanya di rumah sakit, Yari segera kuarahkan ke ruang dokter yang biasa menanganiku. Dokter tersebut segera menanganiku, ia memberikan obat yang rasanya sangat pahit. Setelah meminum obat itu, beberapa menit kemudian mataku mulai berfungsi tapi telingaku masih tuli. Alhasil dokter berkomunikasi denganku lewat tulisan.
“Ada apa denganmu Rinna? Bukankah beberapa hari yang lalu keadaanmu membaik?”
“Aku juga tidak tahu, Dokter. Tiba-tiba saja telingaku sangat sakit dan mataku tak berfungsi.”
“Sebaiknya kau jaga kesehatanmu dan jangan terlalu banyak stress, itu akan mempengaruhi kesehatanmu juga.”
“Baik, Dokter.”
Yari dan aku keluar lalu menuju mobil, Yari langsung mengintrogasiku dengan berbagai pertanyaan. Ia mulai menulis beberapa pertanyaan, dan dengan agak segan aku menjawabnya.
“Rinna, sebenarnya ada apa denganmu?”
“Aku memang memiliki kelainan di organ dalam telingaku.”
“Penyakit ini pasti kambuh karna tekanan tadi pagi, kan?”
“Mungkin, Yari. Aku mohon jangan beritahu siapapun tentang penyakitku.”
“Baik, yang penting aku akan menjagamu.”
“Gomawo, Yari.”
Yari mengelus rambutku, lalu mulai menjalankan mobilnya menuju Villa.
^^
Kami akhirnya sampai di Villa, kulihat isi Villa sangat bersih. Sungmin menghampiriku.
“Maafkan aku dan Ryeowook, kami tidak akan bekelahi lagi.”
“Ingat, kalian adalah 1.”
“Kami akan tetap bersahabat,” yakin Sungmin. Aku tak sedikitpun merasa lega, karna apa? Karna aku merasa masalah ini akan semakin rumit, dan mungkin aku harus menyelesaikannya. Rinna, tinggal 6 bulan lagi dan kau akan pergi dari kehidupan mereka. Selama 6 bulan ini aku harus menjauh dari keduanya, aku harus bisa! Jangan pecah hanya karna hal konyol ini SuJu!
^^
Masa liburan pun berakhir, member SuJu kembali harus mendalami profesi mereka, kejadian sehari setelah ulang tahun Ryeowook itu telah terlupakan hampir seluruhnya. Dan sekarang aku harus lebih focus untuk membuat mereka terkenal.
^^
“Rinna, kau dipanggil Eul Ra.”
“Terimakasih.”
Malam itu adalah hari tampil SuJu di Jepang, apakah Eul Ra akan memarahiku karna pekerjaanku tidak baik? Ah, tidak mungkin. Semua orang bilang penampilan SuJu semakin membaik dari hari ke hari. Apa Eul Ra akan memujiku? Mungkin juga, tapi aku tak boleh berharap banyak. Beberapa langkah dan akhirnya aku tiba di ruangan Eul Ra.
“Unni memanggil saya?”
“Ya, masuklah. Ada hal penting yang harus kita bicarakan.”
Aku masuk dan duduk di hadapannya. Eul Ra langsung mengeluakan sebuah formulir masuk Universitas tahun ini. Dan… apa itu?! Identitasku?
“Park Seo Rin? Kau punya nama berapa sih? Dan identitasmu di sini, palsu ya?”
“U…unni, aku benar-benar tak tahu tentang hal ini. Aku tak pernah mendaftar untuk masuk universitas tahun ini, kau pun tahu aku ini sudah S1 di salah satu Universitas Korea. Bagaimana bisa aku membuang waktuku untuk ikut pendaftaran itu.”
“Bisa, dengan kegagalanmu masuk ke universitas Tokyo, kau berusaha mendapatkan uang untuk masuk ke universitas Tokyo dengan biayamu sendiri, bahkan lewat uang suapan. Ini kejahatan yang tak termaafkan.”
“Tidak, Unni! Aku tak pernah punya maksud seperti itu! Aku juga tak mengerti kenapa ada formulir berisi identitas seperti itu! Namanya saja sudah beda, kenapa kau berkesimpulan itu aku?”
“Karna aku mencari anak 17 tahun yang bernama Park Seo Rin, lulusan SMA Kita dengan prestasi berlimpah. Kau tidak ingat bahwa aku adalah panitia lomba puisi saat kau kelas 2, dank au menjadi juara 1.”
“Eul Ra, aku mohon. Jangan pecat aku, aku melakukan ini demi Appa dan Chan Di sahabatku, aku tak pernah mendaftar ke Universitas Tokyo, aku berani bersumpah.”
“Aku tahu semua tentangmu, maka aku akan menyelamatkanmu.”
“Maksudmu?”
“Aku tahu tentang Chan Di, ialah yang memalsukan identitasnya demi masuk ke Universitas Tokyo. Dan Appamu, aku tahu ia sedang sakit jantung dan harus di operasi secepatnya. Maka, untuk masalah Appamu aku saja yang menangani. Sekarang kau harus berhenti dari SM Entertainmen sebelum kebohonganmu terbongkar media massa.”
“Ta…tapi, apa tidak sebaiknya kau sembunyikan saja identitasku? Aku masih ingin mendengar Chan Di percaya padaku.”
“Kau ini manusia atau malaikat sih, Rinna! Chan Di itu sudah memanfaatkan prestasimu! Bayangkan jika ia diterima, bagaimana denganmu tahun depan? Tak ada satupun universitas yang akan menerimamu, bahkan masalah akan semakin runyam.”
“Unni, kau tak pernah tahu perasaanku. Aku ingin sekali mendengar Chan Di berkata padaku, ‘aku percaya kamu’. Hanya itu, tak lebih.”
“Aku beri waktu padamu 1 minggu, selesaikan masalahmu dengan Chan Di, setelah masalah itu selesai kau kembali padaku dan putuskan jalan kerjamu, apakah lanjut atau selesai di sini.”
“Baik, aku akan berusaha keras, setelah kata percaya itu kembali padaku, aku akan berhenti. Dan Unni tak usah membiayai operasi Appa, aku sudah punya cukup uang untuk operasi Appa. Gomawo untuk semuanya. Dan satu lagi, jika aku harus berhenti dari sini, tolong katakan pada member SuJu, pekerjaanku sudah selesai untuk membangkitkan semangat mereka.”
“Kau tidak apa-apa?”
“Ani, aku tadi sudah bilang, aku akan berusaha keras mendapatkan kata itu. Percaya.”
“Rinna, tanyakan pada Chan Di, apa arti kesetiaan.”
Aku hanya mengangguk, karna pertanyaan itu pula yang ingin kutanyakan pada Chan Di. Langkahku melaju cepat meninggalkan studio, dan segera kembali ke Korea untuk mendapat kesetiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini