Selasa, 17 Mei 2011

Paradise of Love - Paradise 1

Paradise 1

05 Februari 2009

Yesung kembali duduk di depan kanvas, malam itu ia merasa sangat penat apalagi jika ingat kejadian siang tadi. Kyuhyun kembali menjelek-jelekan karyanya, karya yang ia anggap paling bagus diantara karya lainnya. “Kyuhyun memang menyebalkan,” lirihnya. Sejak Kyuhyun menjadi kekasih gadis yang ia suka, rival Yesung itu makin besar kepala. Malahan ia berani mengejek sahabat-sahabat Yesung. “Halah, teman-temanmu itu memang selevel denganmu, pecundang!” kata-kata itu kembali terngiang di benak Yesung. Ingin rasanya ia meninju habis-habisan Kyuhyun hingga Kyuhyun berlutut padanya. Kyuhyun tak tahu dendam Yesung yang sudah menumpuk padanya bisa meledak kapan saja. Ini belum saatnya, tapi pasti suatu saat nanti, batin Yesung. Yesung genggam kuas yang telah menemaninya sejak ia berumur 10 tahun, berarti 6 tahun sudah ia menekuni ilmu melukis, selain melukis ia pun ahli dalam bidang fotografi. Lalu ia pun mulai melukis. Abstrak… inilah tema lukisan Yesung saat ini. Tapi belum selesai Yesung melukis…
‘kringg’
Yesung meletakan kuasnya, memandangi sejenak hasil karyanya baru beranjak menuju telepon kamarnya.
“Annyeong Haseyo, siapa ini?”
“Annyeong Haseyo, Yesung. Ini aku Minna.”
“Oh, Minna. Ada apa?”
“Kau baik-baik saja? Dari nada suaramu kau kelihatan sedang sedih.”
“Ani, kau terlalu mengkhawatirkanku.”
“Bukan begitu, Kyuhyun sudah sangat keterlaluan menghinamu, apa kau tak mau membalasnya?”
“Tidak perlu, nanti juga dia dapat balasan yang setimpal.”
“Kau terlalu baik padanya, jika aku jadi kau, aku akan meninjunya habis-habisan apapun resikonya.”
Yesung tertegun mendengar pernyataan sahabatnya, kenapa Minna berfikiran sama denganku? Batinnya.
“Ha ha ha, kau itu galak juga ya, tapi juga perhatian… kau memang susah ditebak.”
“Sudah berulang kali kau mengatakan itu padaku.”
“Ohya? Ha ha ha, mian-mian. Ngomong-ngomong kau menelponku hanya untuk menanyakan keadaanku?”
“Nggak juga sih, aku ingin meminta padamu untuk dibuatkan sebuah lukisan pernikahan dengan model Appa dan Ummaku, bisa?”
“Sangat bisa! Kapan?”
“Besok sepulang sekolah kita ke rumahku, oke?”
“Oke, asyik kerjaan baru.”
“Ye, malam ini pun jangan begadang, ya.”
“Siap Noona. Uhm, tadi siang kau, Sungmin dan Ryeowook pun diejek Kyu. Kau tidak apa-apa?”
‘Sejak SMP aku sudah biasa dihina seperti itu…’ gumam Minna dalam hati.
“Minna?”
“Oh, apa-apa dong! Maka dari itu aku ingin meninju Kyu!”
“Ha ha ha! Dasar kau ini, oke, selamat malam Minna.”
“Selamat malam, Oppa.”
Yesung meletakan gagang telepon ke tempatnya, lalu duduk kembali ke depan kanvas. Saat Minna menelponnya, ia teringat wajah manis Minna yang begitu perhatian padanya, tapi tetap saja jika dibandingkan dengan Hyerin, Minna masih sangat jauh. Bahkan masuk ke tipe gadis ideal Yesung pun tidak. Yesung tetap bermimpi bunga sekolah Hyerin menjadi kekasihnya.
“Heuh, Hyerin, wajahmu begitu manis.”
---
Awal Yesung mengenal Hyerin saat ia dan Minna sedang mencari buku lukisan di Perpustakaan.

09 Maret 2008

“Namamu Yesung bukan?”
“Iya, kau Minna?”
“Ya, kau sedang cari buku apa?”
“Buku yang berisi lukisan, aku sedang mencari inspirasi.”
“Kau pelukis? Bukankah kau sekelas denganku?”
“Iya, walaupun aku masih muda, aku ingin menghasilkan karya sebanyak-banyaknya.”
“Waw! Teruslah berkarya!”
Saat itulah Hyerin lewat di hadapan keduanya, Hyerin membawa setumpuk buku dan ia seperti kesusahan membawanya. Yesung pun menawarkan bantuan untuk membawakan buku-buku tersebut.
“Bolehkah aku membantumu?”
“Tentu, bawakan ini.”
Dengan cepat 10 ensiklopedia yang dibawa Hyerin berpindah ke tangan Yesung. Minna melihat hal itu agak risih, pasalnya ia kenal siapa Hyerin, gadis itu selalu memanfaatkan lelaki di dekatnya, tentu kecantikan menjadi andalan Hyerin. Minna takut teman pertamanya di SMA ini jatuh hati pada Hyerin, maka dari itu ia berusaha menyadarkan Yesung secepatnya.
“Yesung, katanya kau ingin mencari buku lukisan, ayo kita cari lagi.”
“Tidak usah, Minna. Aku masih ada urusan penting.”
Minna terlambat, kawannya itu telah jatuh hati pada kecantikan Hyerin. Tapi ia takkan membiarkan Yesung menjadi bulan-bulanan Hyerin.
---
Minna duduk di balkon kamarnya, bintang bertebaran di langit malam itu. Seakan tak mau melewatkan begitu saja momen bintang itu, Minna masuk ke dalam dan mengambil kameranya. 1 gambar, 2, 3, 4, 5 gambar dengan berbagai posisi bintang ia ambil.
“Aku ingin sekali memberikan bintang-bintang ini pada seseorang…,” lirihnya.
Minna menikmati langit malam itu sendiri, kecuali ada orang yang bersedia menemaninya walau lewat telepon seluler. Tak disangka, sebuah sms masuk.
Sungminie : Minna, besok aku pinjam buku PR sainsmu ya, sekaligus ajari aku pelajaran itu.
Minna : Oke. Hei, lihat ke langit sekarang deh, langit malam ini sangat indah.
Sungmin yang menerima sms tersebut langsung keluar dan memperhatikan langit, matanya pun berbinar melihat pemandangan akan keagungan Tuhan tersebut.
Sungminie : Sangat indah, Minna! Gomawo sudah memberi tahuku tentang malam ini!
Minna : Sama-sama, aku tak mau melewatkan malam yang indah ini sendirian, tentu aku
akan mengajak sahabat-sahabatku.
Sungminie : Apa kau juga memberi tahu Yesung dan Ryeowook?
Minna : Belum, tapi pasti akan kuberitahu.
Langsung Minna mengirim sms Yesung dan Ryeowook tentang langit malam ini, tak berapa lama Ryeowook membalas sms Minna.
Ryeowook : Ternyata gadis tomboy ini bisa juga romantis, ya.
Minna : Maksudmu? He he he, iya dong Wookie.
Ryeowook : Gomawo ya Minna.
Minna : Tentu.
Hanya Yesung yang tidak membalas sms Minna, padahal Minna hanya menantikan balasan sms Yesung, entah kapan ia mulai merasakan perasaan ini, perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan pada siapapun kecuali pada Tuhan, hatinya, dan alam. Tanpa sadar setelah terlalu lama menunggu balasan Minna tertidur di balkon.
---
Setiap pagi, saat Hyerin melangkah melewati lorong sekolah, seluruh lelaki SMA Gakuen pasti memperhatikannya. Tapi pagi ini Hyerin tidak berjalan sendiri, ia ditemani kekasih barunya. Rival Yesung, Kyuhyun. Itu membuat bukan hanya lelaki, tapi juga gadis SMA ini patah hati. 2 bintang SMA Gakuen itu akhirnya bersatu dan membuat sinar mereka makin terang. Walau patah hati, fans keduanya harus mengakui bahwa 2 bintang yang sedang berjalan itu memang serasi.
Diantara fans, terlihat Yesung bersama 3 sahabatnya juga memperhatikan Kyuhyun dan Hyerin. Hati Yesung panas, tapi ia tak bisa berbuat apapun. Ia hanya bisa menahan rasa sakit hatinya itu dengan memakan saus kare yang sengaja ia buat semalaman untuk persiapan jikala ia mulai cemburu, itu akan sedikit mengalihkan pikirannya dari Hyerin.
“Setiap Hyerin dekat dengan lelaki lain, kau pasti makan saus kare,” ucap Ryeowook.
“Apa tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada menyiksa dirimu sendiri, Yesung?” Tanya Sungmin. Tapi Yesung tetap saja melahap saus kare pedas itu sampai wajahnya me-merah.
“Kita menyanyi saja, ayo ke ruang musik!” seru Minna seraya menarik tangan Yesung, Sungmin dengan sigap melepaskan kantung kare dari tangan Yesung dan membuangnya. Yesung hendak protes tapi Ryeowook terus mendorongnya.
Tibalah 4 sekawan itu di ruang musik. Sungmin mengambil gitar, Ryeowook mengambil drum, Minna mengambil keyboard, sedang Yesung bingung mau bermain instrument apa.
“Sebaiknya kau menyanyi saja, lagu apa ya?” Tanya Sungmin.
“Sad heart saja! Yesung kan sedang sakit hati!” usul Ryeowook.
“Jangan-jangan, lagu All my Heart dari Super Junior saja. Lagu itu asyik, he he. Ayolah!” seru Minna yang langsung memainkan keyboardnya, memberikan awal yang baik untuk mengobati sakit hati Yesung. Yesung pun mulai bernyanyi dengan suka cita.
---
18 Maret 2008

Rubik, permainan kesukaan Sungmin yang membuatnya bertemu dengan Minna dan Yesung. Saat itu ia sedang menyendiri di taman memecahkan teka-teki rubik. Minna dan Yesung ke taman karna mereka jenuh dengan suasana kelas, berhubung Yesung tak tahu harus bercerita pada siapa tentang perasaannya pada Hyerin karna semua lelaki di SMA tersebut pastinya punya perasaan yang sama dengan Hyerin.
Minna yang bosan mendengar Yesung yang terus mengoceh tentang Hyerin mengalihkan perhatiannya pada Sungmin.
“Rubik? Kau suka permainan itu?”
“Oh, i…iya.”
“Sepertinya kau seangkatan denganku, namamu siapa?”
“Namaku Sungmin, Lee Sungmin, namamu?”
“Namaku Na Jang Mi, panggil saja Minna. Yang ini Yesung, atau Kim Jong Woon.”
“Lho? Jadi daritadi kau tidak mendengarkanku?” Tanya Yesung.
“Ha ha ha. Mian ya, habis ceritamu daritadi tentang Hyerin.”
“Hyerin? Kau suka pada gadis itu?” Tanya Sungmin.
“Ye! kau juga suka?”
Minna mulai tidak suka dengan keadaan ini, tapi tak disangka…
“Ani, aku kurang suka pada gadis seperti itu, sejak SMP ia terlalu berbahaya untuk disukai.”
“Hah? Yang benar?” Tanya Minna antusias.
“Ia punya banyak fans, dan jika ia berpacaran, pacar gadis itu akan mengalami hal yang buruk dari fansnya yang lain.”
“Ya benar!”
“Ah, kamu sih membenarkan semua pernyataan yang menjelekan Hyerin! Aku takkan terpengaruh.”
“Itu kan kenyataan, Yesung,” ucap Minna menahan tawa.
“Aku sih lebih suka gadis yang tak terlalu terkenal, tapi bersinar.”
“Lho? Kalau nggak terkenal mana bisa bersinar?” Tanya Yesung dengan nada agak sinis.
“Gadis yang bersinar karna hatinya, dan menurutku gadis seperti itu jauh lebih baik dari Hyerin.”
“Selera setiap orang tentu berbeda,” sanggah Yesung.
“Tentu.”
Minna memukul kepala kedua kawannya itu.
“Kalian ini, sebaiknya fokus belajar daripada memikirkan masalah gadis!”
Ketiganya pun tertawa bersama.
---
Selesai menyanyi, keempat sekawan ini duduk di lantai. Ryeowook dan Sungmin tidur terlentang dengan kedua tangan menopang kepala, Yesung masih saja sedih karna saus kare yang rela ia buat semalaman harus dibuang oleh Sungmin, sedang Minna, ia memperhatikan Yesung seksama, karna Yesung membuatnya ingat pada seseorang.
“Minna? Kau memperhatikan Yesung?” Tanya Ryeowook.
“Hah? Oh, nggak kok!”
“Wah… sepertinya Minna suka pada Yesung, ya?” Ledek Sungmin.
“Nggak sama sekali! Aku hanya bingung, sepertinya aku pernah bertemu dengan Yesung sebelumnya.”
“Benarkah? Dimana?” Tanya Yesung antusias.
“Em…,” Minna terus memperhatikan Yesung, “aku lupa.”
"Ingat-ingat lagi, Minna.”
Tiba-tiba saja Yesung mendekatkan wajahnya dengan wajah Minna, sontak Minna menjauh dan kepalanya terkatuk keyboard.
“Aww, kau ini apa-apaan sih, Yesung!”
“Ha ha ha ha, kau pasti terkesan dengan wajahku yang tampan, ya?”
“Enak saja! Kyu lebih tampan!”
Minna langsung menutup mulutnya, ketiga kawannya memperhatikan Minna sinis, apalagi Yesung yang tidak terima Minna memuji rivalnya.
“Maksudmu apa?” Tanya Yesung.
“Bu…bukan apa-apa, tapi Kyu memang lebih tampan.”
“Kukira kau temanku, ternyata kau berkhianat!”
Minna tak kuasa menahan tawanya, ia pun tertawa sekencang-kencangnya melihat prilaku Yesung yang kini seperti serial drama yang kurang ia suka.
“Minna! Aku serius!”
“Jangan kau anggap serius perkataanku tadi, aku hanya bercanda. Diantara kita berempat kau memang paling tampan, tapi jujur deh, aku lebih suka Kyu daripada kau, bukan karna ia lebih tampan darimu, lho.”
“Lalu apa yang kau suka darinya?”
“Kau mau tahu kenapa aku suka padanya?”
“Pastinya.”
“Nantinya apa yang kau lakukan setelah aku memberi tahumu alasannya?”
“Um… aku akan mencoba jadi lebih baik darinya.”
“Yakin?”
“Iya, Minna. Ayolah.”
“Baik.”
Minna berdiri dan berjalan mendekati keyboard. Ia memainkan sebuah lagu berjudul “Hana’s Eyes” sejenak, lalu menatap Yesung sambil tersenyum tipis.
“Karna ia terbuka pada siapapun, tidak memendam perasaan sepertimu. Ia berani mengambil resiko yang mungkin kau juga tak bisa menerimanya.”
“Kenapa kau sangat yakin, Minna?”
“Karna aku merasakannya dari pandangan mata Kyu saat menatap Hyerin. Sebuah alasan yang hanya ia dan Tuhan yang tahu, kenapa ia berani menjadi kekasih Hyerin.”
“Ah, kau terlalu mengada-ada,” cerca Yesung.
“Sekarang mungkin aku masih mengada-ada, tapi jika perasaanku benar, kau harus membayarnya.”
Minna mendekati Yesung, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Yesung hendak berbisik.
“Kau harus menerima Kyu diantara kita.”
“Hah!? Kenapa tiba-tiba?! Kyu pun meremehkan kita berempat! Bagaimana ia bisa bergabung dengan kita?”
“Kau harus membujuknya.”
“Ini sangat berat, Minna.”
“Aku, Wookie, dan Sungmin akan membantumu, tenang saja.”
“Kau ini aneh, Minna. Kau bilang kemarin ingin meninjunya karna kesal, dan sekarang kau melakukan penawaran yang tak masuk akal.”
“Oh, teleponku kemarin? Ya, aku berubah pikiran saat melihatnya bersama Hyerin tadi pagi, semua orang nggak sempurna dalam berkomitmen lho, jika ada hal yang lebih baik dari komitmen sebelumnya.”
“Jadi?”
“Jadi kau harus menerima tawaranku mengajak Kyu bersama kita, deal?”
Yesung masih bungkam, ia sedang menerka apalagi rencana Minna padanya, tapi setiap rencana Minna akan berlangsung baik untuknya, jadi penawaran ini semoga saja berujung baik seperti biasa.
“Ba…baiklah.”
---
Jika pertemuan Minna dengan Yesung lewat buku lukisan, dan Sungmin lewat rubik. Tentu ketiga remaja ini bertemu Ryeowook dengan cara yang berbeda pula.

30 Maret 2008

Saat itu hujan turun sangat deras, seluruh anak Gakuen yang tak membawa payung harus menunggu hujan reda di halte sekolah. Minna yang sudah akrab dengan Yesung dan Sungmin memang sengaja tidak pulang jika ada salah satu diantara mereka yang tidak membawa payung. Hari ini Yesung yang tidak membawa payung, jadilah ketiganya bercanda ria di halte sekolah. Mereka bercanda, tapi sangat berisik hingga seorang Ryeowook yang duduk di samping mereka kesal.
“Hei! Kalian tidak bisa lebih tenang, ya? Hujan saat ini sudah berisik, tapi kalian lebih berisik!”
Bukannya minta maaf, Yesung, Sungmin, dan Minna malah tertawa lebih keras.
“Kalian ini aneh…”
“Menurutmu, kau tidak tidak aneh?” Tanya Sungmin.
“Aku daritadi diam, apa yang aneh?”
“Hari ini sangat dingin, tapi kau tidak membawa syal maupun jaket, apa tidak aneh?” lanjut Sungmin.
“A…aku merasa akan baik-baik saja, karna aku lelaki yang kuat!”
Ketiganya tertawa lagi.
“Bibirmu pucat karna kedinginan, apa itu baik-baik saja, aneh?” sanggah Yesung.
Minna langsung melepas syalnya, lalu memakaikannya pada Ryeowook.
“Kau ini jangan berlagak kuat, alam akan semakin keras jika kau terlalu sok, sebaiknya kau jaga kesehatanmu.”
Yesung menjulurkan tangannya pada Ryeowook.
“Yesung.”
Sungmin dan Minna juga menjulurkan tangan.
“Sungmin.”
“Minna.”
Ryeowook pun bingung menjabat tangan siapa duluan, dan akhirnya ia mengumpulkan ketiga tangan tersebut dan menjabatnya bersamaan.
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing just positive. oke?

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini